Perlebar Trotoar, Cara Pemprov DKI agar Penduduknya Tak Diabetes

Banyak berjalan kaki merupakan cara mencegah terjadinya diabetes

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 15 Nov 2019, 14:00 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2019, 14:00 WIB
Pengerjaan Revitalisasi Trotoar Minim Ruang Gerak
Pejalan kaki melintasi trotoar yang sedang direvitalisasi di kawasan Kramat Raya, Jakarta, Rabu (6/11/2019). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, dr Dwi Octavia TLH M. Epid mengatakan perbaikan dan pelebaran trotoar di banyak titik di Jakarta merupakan upaya pemprov DKI Jakarta membuat masyarakat menjadi sehat.

Bila trotoar tersebut dipakai untuk berjalan kaki setiap hari, masyarakat di Ibu Kota bisa terhindar dari penyakit seperti diabetes.

"Pemerintah sendiri mendukung (support) aktivitas bergerak, makanya trotoar diperbesar. Jadi orang senang untuk jalan," kata Dwi ditemui di kegiatan Pos Binaan Terpandu (Posbindu) di Universitas Yarsi, Cempaka Putih, Jakarta Pusat pada Kamis, 14 November 2019.

"Di sepanjang Jalan Sudirman contohnya. Kalau kita jalan di situ kan enak sekali suasanya. Orang senang buat jalan kaki. Belum lagi MRT yang ada di bawah tanah, mau enggak mau kita naik turun tangga," Dwi melanjutkan.

Menurut dia, pola hidup masa kini menyebabkan 30 persen masyarakat DKI Jakarta kegemukan. Kegemukan sendiri merupakan faktor risiko dari diabetes.

 

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

Penyebab Diabetes

diabetes mellitus Tipe 2
diabetes mellitus Tipe 2 (sumber: iStockphoto)

Selain itu, perilaku masyarakat yang masih buruk, seperti merokok sebanyak enam persen.

"Enam persen itu kalau dikelompokkan laki-laki dan perempuan. Tetapi kalau laki-laki saja presentasenya lebih besar," katanya.

Tak hanya itu, penyebab lainnya karena malasnya masyarakat DKI Jakarta yang mengonsumsi sayur dan buah.

"Kebanyakan orang Jakarta makannya fast food. Untuk itu harus diingatkan lagi menu utamanya sayur dan buah," katanya.

 

 

2,5 Juta Orang Jakarta Diabetes

ilustrasi Diabetes
ilustrasi Diabetes (sumber: iStockphoto)

Lebih lanjut Octavia mengatakan, dari data 2,5 juta yang sudah mereka ketahui, faktor risiko diabetes di Jakarta karena kegemukan mencapai 30 persen. Itu sebabkan pola hidup yang mudah, dan malas untuk bergerak.

Saat ini, diabetes pun menyerang orang-orang dewasa muda di kisaran umur 30 tahun. Akan tetapi, kata Octavia, faktor risikonya bisa terjadi jauh sebelum usia tersebut.

Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah dengan berjalan kaki. Menurutnya, jalan kaki efektif menekan angka diabetes.

Cukup 150 menit dalam seminggu, ditambah makan yang benar, penyakit tersebut bisa dicegah.

"Juha harus berhenti merokok dan biasakan makan sayur," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya