Dokter Jiwa Menilai Reynhard Sinaga Cenderung ke Arah Psikopat Seksual

Reynhard Sinaga, pemerkosa ratusan pria di Inggris, mengalami sebuah kondisi yang disebut dengan psikopat seksual

oleh Arie Nugraha diperbarui 07 Jan 2020, 16:47 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2020, 16:47 WIB
Reynhard Sinaga
Reynhard Sinaga (sumber: Facebook/Reynhard Sinaga)

Liputan6.com, Bandung- Mahasiswa asal Indonesia yang kini telah divonis hukuman penjara seumur hidup atas kasus perkosaan, Reynhard Sinaga, disebut oleh dokter kejiwaan cenderung ke arah psikopat seksual (sexual psychopath). Sebuah kondisi saat seseorang yang manipulatif dan mudah untuk mendapatkan kepercayaan orang lain, melampiaskan hasrat seksnya kemudian mencampakkannya.

Menurut dokter psikiater RS Melinda Bandung, Elvine Gunawan, seseorang yang memiliki kencenderungan sexual psychopath kayak Reynhard Sinaga tidak dapat terdeteksi secara singkat oleh orang lain. Namun, yang pasti, ada empat ciri yang menunjukan hal tersebut.

“Beberapa cirinya biasanya adalah ada empat, sering mencari perilaku berisiko, memiliki riwayat melakukan sesuatu tanpa dipikir atau impulsif serta menunjukkan perilaku amoral,” kata Elvine kepada Health Liputan6.com di Bandung, Jawa Barat pada Selasa, 7 Januari 2020.

Elvine menyebutkan perilaku seperti Reynhard Sinaga ini sangat berdampak hebat terhadap korbannya. Dampak yang terjadi yaitu reaksi stres akut dan post traumatic stress disorder (PSTD).

 

Simak Video Menarik Berikut Ini


Kondisi yang Dialami Reynhard Sinaga

Reynhard Sinaga, mahasiswa Indonesia di Manchester pelaku pemerkosaan terhadap 159 pria.
Reynhard Sinaga, mahasiswa Indonesia di Manchester pelaku pemerkosaan terhadap 159 pria. (Source: Facebook)

Reaksi stres akut adalah sebuah kondisi psikologi yang terjadi saat merespons sebuah peristiwa traumatik atau menakutkan. Sedangkan PSTD yaitu kondisi mental saat seorang korban mengalami serangan panik yang dipicu oleh trauma pengalaman masa lalu.

“Efek ini berlaku untuk korban perempuan maupun pria. Khusus untuk pria kalau dia bukan homo seksual, ini pukulan besar dan bisa menjadi lebih kacau karena pride dan maskulinitasnya terganggu. Bila tidak ditangani dengan baik bisa menjadi depresi,” ujar Elvine.

Elvine menjelaskan beberapa faktor yang membedakan efek terhadap korban perilaku psikopat seksual, yaitu gangguan jiwa dan apakah korban memiliki gangguan mental emosional sebelumnya. Selain itu tipe kepribadian serta support system atau dukungan lingkungan sekitar korban.

Tak hanya itu, perbedaan dampak atas perilaku menyimpang tersebut ucap Elvine, adalah nilai-nilai norma yang dimiliki korban maupun stigma. Ditambah persepsi yang bersangkutan mengenai seksualitas dan ketahanan mental.

Elvine melanjutkan satu satunya cara untuk mengetahui seseorang memiliki perilaku sexual psychopathy harus langsung mewawancarai dan penggalian riwayat perilaku pelaku.

(Arie Nugraha)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya