Liputan6.com, Bandung - Umat Muslim di seluruh dunia termasuk Indonesia telah menyambut Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran 2025 dengan suasana yang begitu meriah dan penuh suka cita. Lebaran menjadi momen kebahagiaan yang paling dinantikan.
Pasalnya berbagai persiapan telah dilakukan mulai dari membeli pakaian baru, menyiapkan hidangan khas Lebaran, hingga membersihkan rumah. Hari yang suci ini bukan hanya ajang silaturahmi tetapi juga momentum mempererat hubungan kekeluargaan.
Baca Juga
Setelah Hari Raya Idul Fitri, masyarakat Indonesia khususnya umat Muslim memiliki tradisi khas yang disebut halal bihalal. Tradisi ini menjadi wujud nyata dari semangat saling memaafkan yang sangat dijunjung tinggi dalam ajaran Islam.
Advertisement
Halal bihalal biasanya dilaksanakan dalam bentuk pertemuan keluarga besar, lingkungan RT/RW, kantor, sekolah, bahkan hingga pada tingkat pemerintahan dan organisasi masyarakat.
Dalam pelaksanaannya umat Muslim saling bersalaman, saling meminta dan memberi maaf, serta menyantap hidangan bersama. Tradisi halal bihalal dipandang sebagai sarana mempererat kembali tali silaturahmi yang mungkin sempat renggang.
Tidak jarang halal bihalal juga menjadi ajang temu kangen di mana orang-orang yang lama tidak bertemu bisa kembali bersilaturahmi dan berbagi cerita. Suasana yang hangat dan penuh keakraban menjadikan halal bihalal sebagai tradisi yang dinanti-nantikan setiap tahun.
Arti Halal Bihalal
Melansir dari situs resmi Kemenko PMK Halal bihalal adalah salah satu tradisi khas Indonesia yang dilakukan setelah perayaan Idul Fitri di mana masyarakat saling bermaaf-maafan dan mempererat silaturahmi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) halal bihalal berarti kegiatan maaf-memaafkan setelah menunaikan ibadah puasa Ramadan dan biasanya diadakan di sebuah tempat oleh sekelompok orang.
Sementara itu, asal usul terkait istilah halal bihalal sendiri mempunyai beberapa versi. Menurut salah satu versi menyebutkan bahwa istilah ini berasal dari kata 'alal behalal' dan 'halal behalal' yang masuk dalam kamus Jawa-Belanda karya Dr. Th. Pigeaud tahun 1938.
Kemudian versi lain menyebutkan bahwa tradisi halal bihalal tercipta pada masa revolusi kemerdekaan tahun 1946 ketika Presiden Sukarno mengadakan pertemuan di hari raya Idul Fitri yang dihadiri oleh tokoh dan elemen bangsa sebagai hubungan silaturahmi nasional.
Advertisement
Makna Halal Bihalal
Halal bihalal mempunyai makna utama yaitu mengembalikan kekusutan hubungan persaudaraan dengan saling memaafkan pada saat dan atau setelah merayakan hari raya Idul Fitri.
Kemudian tujuannya untuk menjaga silaturahmi dengan harapan hubungan antarindividu dapat berubah dari benci menjadi senang, sombong menjadi rendah hati, dan dari dosa menjadi terbebas dari dosa.
Selain aspek spiritual, halal bihalal juga memiliki makna sosial sebagai sarana untuk mempererat hubungan sosial dan persaudaraan antarindividu dalam masyarakat. Kemudian diharapkan tercipta harmoni dan kerukunan yang lebih baik di tengah masyarakat.
Secara moral halal bihalal mencerminkan nilai-nilai kebaikan, kebersamaan, dan kepedulian terhadap sesama. Tradisi ini tidak hanya sekadar tradisi formal melainkan sebuah peluang untuk meningkatkan pemahaman akan nilai-nilai keislaman dan kebersamaan.
Tips Halal Bihalal Bermakna
1. Saling Meminta dan Memberi Maaf dengan Tulus
Halal bihalal bisa dilakukan dengan menyatakan permintaan maaf dan pemberian maaf secara tulus bukan hanya sekedar basa-basi. Sampaikan maaf dengan kesadaran atas kesalahan yang mungkin pernah dibuat serta niat untuk memperbaiki diri.
2. Menyempatkan Waktu Berkumpul Tatap Muka
Jika memungkinkan lakukan halal bihalal secara langsung agar terasa lebih hangat dan personal. Bertatap muka ketika halal bihalal memungkinkan terjadinya komunikasi yang lebih mendalam, penuh empati, serta mempererat hubungan antar keluarga.
3. Menghindari Gosip dan Perbincangan Negatif
Agar suasana tetap positif hindari percakapan yang menyinggung orang lain, bergosip, atau membicarakan hal-hal negatif. Sebaliknya, bicarakan hal-hal yang membangun, seperti kabar bahagia, rencana masa depan, atau refleksi kebaikan selama Ramadan.
4. Menyisipkan Doa dan Harapan Baik
Halal bihalal akan semakin bermakna jika disertai dengan saling mendoakan baik kepada seseorang. Ucapan baik bisa menjadi bentuk perhatian dan kasih sayang sekaligus memperkuat tali silaturahmi secara emosional.
5. Memberi Sedikit Bingkisan atau Buah Tangan
Memberikan bingkisan kecil seperti kue lebaran, buah, atau oleh-oleh khas daerah bisa menjadi pelengkap dalam halal bihalal. Hal ini menunjukkan niat baik dan kepedulian tanpa perlu nilai materi yang besar.
Advertisement
