Agar Tak Jadi Penyakit, Berapa Banyak Makanan Berbahan Kedelai Bisa Dikonsumsi?

Belakangan ini makanan yang kaya akan kedelai seperti tempe, tahu, dan edamame, malah dibilang berisiko menimbulkan penyakit. Lantas berapa maksimal makan makanan berbahan kedelai?

oleh Melly Febrida diperbarui 28 Jan 2020, 09:00 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2020, 09:00 WIB
Ilustrasi Susu Kedelai
Ilustrasi susu kedelai (dok. Pixabay.com/bigfatcat/Putu Elmira)

Liputan6.com, Jakarta Kata orang, makanan yang berbahan kedelai bagus untuk kesehatan. Namun, belakangan ini makanan yang kaya akan kedelai seperti tempe, tahu, dan edamame, malah dibilang berisiko menimbulkan penyakit. Lantas berapa maksimal makan makanan berbahan kedelai?

Beberapa penelitian juga menyebutkan banyak kedelai bisa mengacaukan hormon tiroid dan mungkin menyebabkan kanker. Jadi manakah yang benar?

Kalau berbicara tentang hal yang berhubungan dengan gizi, jawabannya tidak ada hitam dan putih. Bahkan ahli diet terdaftar Jaclyn London, MS, RD, CDN, mengatakan kacang kedelai begitu kaya.

"Kacang kedelai menyediakan sumber protein nabati; sejumlah vitamin dan mineral penting untuk mengurangi risiko penyakit kronis; dan serat yang membantu Anda merasa kenyang," kata London seperti dikutip GoodHouseKeeping.

Sementara Dawn Jackson Blatner, RDN, ahli diet yang berbasis di Chicago, mengatakan bahwa walaupun kedelai mengandung estrogen alami, mereka jauh lebih lemah dari hormon manusia yang sebenarnya, dan jangan khawatir.

Memang, para ahli masih belum tahu segalanya tentang kedelai. Tetapi penelitian dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan dengan konsumsi moderat makanan kedelai olahan, tidak hanya tidak buruk bagi Anda, mungkin juga bermanfaat.

 

Simak Video Menarik Berikut Ini:

Kedelai Sebabkan Kanker

Stephanie Clarke, RDN, ahli diet yang berbasis di Washington, D.C., mengatakan penyebab kanker itu ada hubungannya dengan produk bahan makanan olahan. Isolat protein kedelai, yang digunakan dalam sereal, protein batangan, dan makanan ringan mungkin mengandung lebih banyak isoflavon kedelai, yang merupakan senyawa organik yang juga dapat dianggap sebagai pengganggu endokrin dalam jumlah tinggi.

Peningkatan kadar kedelai jenis ini bisa menyebabkan kadar hormon tidak seimbang, yang dapat bersiko kanker.

Namun, sebagian besar penelitian telah menemukan bahwa kedelai yang tidak diolah tidak meningkatkan risiko kanker payudara, dan konsumsi yang sangat tinggi bahkan dapat memberikan perlindungan.

Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi kedelai dapat menurunkan risiko kanker gastrointestinal dan memiliki efek perlindungan pada penderita kanker prostat. Makan makanan tinggi serat juga terkait dengan mengurangi risiko kanker usus besar, dan makanan kedelai seperti edamame dan tempe keduanya memiliki banyak serat.

Namun, untuk seseorang yang didiagnosis menderita kanker payudara reseptor-positif estrogen, kata Clarke, dokter mungkin menyarankan sebaiknya tidak mengonsumsi kedelai sama sekali jika estrogen berperan dalam kasus ini.

Anda yang memiliki masalah tiroid sebaiknya lebih memperhatikan asupan kedelai. Makanan kedelai tidak mempengaruhi fungsi tiroid pada orang-orang dengan tiroid yang sehat. Tetapi jika Anda memiliki tiroid yang kurang aktif, Anda mungkin perlu memperhatikan banyaknya kedelai yang Anda makan.

Menurut ulasan Nutrien 2016, makanan kedelai terbukti mengganggu penyerapan obat tiroid oleh tubuh - tetapi hanya jika Anda berlebihan. Tetapi para ahli masih menyarankan untuk menunggu setidaknya empat jam setelah mengkonsumsi kedelai untuk minum obat tiroid.

Untuk itu, agar memperoleh manfaat kedelai, Anda harus memilih bentuk kedelai yang diproses secara minimal.

Maksimal Makan Kedelai Berapa Banyak?

Seperti halnya semua makanan, moderasi merupakan cara untuk melakukannya. Dr. Taz Bhatia, MD, pakar kesehatan integratif dan penulis What Doctors Eat menjelaskan, umumnya tiga sampai lima porsi makanan kedelai yang diproses per minggunya baik-baik saja. Tapi apabila Anda tidak yakin, atau memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya (seperti hipotiroidisme), bicarakan dengan dokter untuk membahas diet Anda.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya