Kenali Faktor Penyebab Susah Hamil

ada berbagai keadaan yang menjadi faktor penyebab Anda gagal hamil.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 06 Mar 2020, 23:00 WIB
Diterbitkan 06 Mar 2020, 23:00 WIB
Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Jakarta Setiap pasangan menikah pasti ingin hamil dan memiliki anak. Namun, beberapa tidak berhasil hamil bahkan sudah mencoba berbagai metode (olahraga teratur, masa ovulasi, bahkan mengikuti saran diet).

Masalahnya, ada berbagai keadaan yang menjadi faktor penyebab Anda gagal hamil. Berikut ini beberapa faktornya, dilansir dari WomensHealthMag.

1. Siklus haid dan ovulasi Anda tidak teratur

Normalnya adalah 21 hari hingga 35 hari. "Sel telur akan bertahan hingga 24 jam sebelum 'jendela konsepsi' menutup dan pindah ke siklus berikutnya," ujar Meike Uhler, MD, seorang ahli endokrinologi reproduksi bersertifikat di Fertility Center of Illinois.

Ada berbagai faktor yang menyebabkan siklus Anda tidak teratur, seperti gangguan tiroid, stres, kegemukan atau terlalu kurus, atau gangguan hormon yang disebut sindrom polikistik ovarium (PCOS).

Dr. Uhler menyarankan agar siklus kembali normal dengan mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seperti buah, sayur, gandum, lemak sehat (misalnya salmon atau alpukat), olahraga teratur, dan hentikan minum kopi dan alkohol, serta mencegah stres.

2. Usia

Semakin muda Anda, semakin mudah Anda hamil. Dr. Uhler mengatakan "...pasokan dan kualitas sel telur cenderung berkurang setelah usia 35 tahun."

Jika setelah melewati usia tersebut masih tetap ingin hamil, cobalah konsultasikan ke dokter terkait pembekuan sel telur atau embrio, atau IVF (bayi tabung).

3. Berat badan tidak sehat

Terlalu gemuk atau kurus dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk hamil, karena bisa mengubah pola ovulasi. PCOS umumnya berkaitan dengan obesitas karena obesitas mempengaruhi kemampuan tubuh meregulasi insulin.

"Itulah pentingnya menjaga berat badan sehat, bagi yang obesitas atau gemuk, kurangi 5-10% berat badan bisa membuat perubahan dalam kemampuan hamil," ujar Dr. Uhler.

4. Masalah kesuburan pasangan

Pria juga bisa menghadapi kesuburan karena faktor hormon atau genetik atau lingkungan. Bisa juga masalahnya di kelenjar pituitari di testis, penghalang di testis, atau paparan zat beracun atau kimia, seperti BPA di pastik, alkohol atau obat-obatan.

Cara mengatasinya yaitu dengan mendatangi dokter untuk dianalisis semennya. Lalu diet seimbang dan latihan, berhenti merokok dan vape, dan mengonsumsi multivitamin rutin untuk pria.

 

Simak Video Menarik Berikut Ini:

5. Endometriosis

Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Endometriosis merupakan kondisi jaringan endometrial (dinding rahim terdalam) tumbuh di luar rahim (tuba fallopii, atau dimanapun di sekitar panggul. "Ini menyebabkan inflamasi dan nyeri ketika jaringan merusak setiap bulan namun tidak bisa dikeluarkan dari tubuh, dan setiap waktu menyebabkan luka jaringan dan adhesi yang berdampak ke fertilitas, seperti menghalangi tuba," ujar Dr. Uhler.

Cara mengatasinya yaitu dengan operasi menghilangkan jaringan endometrial tersebut. Anda mungkin juga membutuhkan IVF atau rencana lain untuk memiliki bayi, saran Dr. Uhler.

6. Tuba Fallopii terhalang

Sebagaimana penjelasan sebelumnya, jika tuba fallopii terhalang maka telur tidak bisa lanjut ke siklus berikutnya, yaitu proses pembuahan. Satu-satunya cara mengatasinya yaitu dengan langkah operasi.

Biasanya dokter akan mengetesnya lebih dulu sebelum operasi untuk memastikan tuba fallopii terhalang.

7. Memiliki PCOS

"Pada wanita dengan PCOS, hormon yang dibutuhkan untuk mematangkan sel telur tidak ada, mencegah ovulasi terjadi dan menyebabkan pembentukan kista di ovarium," ujar Dr. Uhler.

Gejalanya berupa tumbuh rambut yang abnormal, jerawat, kegemukan, depresi, dan hipertensi. Sama seperti endometriosis, PCOS tidak akan mencegah Anda hamil, tapi lebih mempengaruhi ovulasinya. Kunjungi dokter untuk mendapatkan obat yang meningkatkan ovulasi dan kemungkinan menjalani perawatan lain.

8. Memiliki kondisi medis yang medasarinya

Anda mungkin memiliki masalah kesehatan yang mencegah Anda hamil, seperti "penyakit autoimun, seperti lupus, bisa berdampak pada kesuburan dengan mengganggu siklus menstruasi dan ovulasi," ujar Dr. uhler. Diagnosis penyakit menular seksual seperti gonorrhea atau clamidya dapat menyebabkan penyakit inflamasi panggul, selain akibat terhalangnya tuba fallopii, tambahnya.

Obat penenang untuk kecemasan dan depresi juga berdampak pada kesuburan karena mereka mempengaruhi hormon, tapi konsultasikan dengan dokter jika Anda ongin menghentikan pengobatan ini.

9. Memiliki fibroid uterus

Ini adalah tumor yang tumbuh di dalam uterus yang mencegah pembuahan telur dari implantasi di dinding uterus.

Dokter biasanya akan melakukan tes histerosalpingogram dan USG untuk melihat jika tumor memnag mempengaruhi pembuahan dan implantasi. Cara mengatasinya yaitu dengan operasi.

 

10. Baru berhenti KB

Susah hamil
Studi kuak kesuburan wanita yang terlalu aktif bekerja dan suka angkat beban berat terancam berkurang secara drastis.

"Beberapa wanita membutuhkan waktu berbulan-bulan setelah berhenti KB untuk mengembalikan ovulasi," ujar Mary Jane Minkin, MD, seorang obgyn di Yale-New Haven Hospital. Cukup beri waktu kepada tubuh untuk kembali normal. Kecuali jika hampir setahun kondisi Anda tidak kembali dan tidak hamil-hamil, segera konsultasikan ke dokter kandungan atau obgyn.

11. Tertekan karena stres

Hormon stres, kortisol, dapat melempat hormon lainnya keluar dari tugasnya, artinya ia bisa merusak siklus teratur Anda. Atur stres parah Anda dengan meditasi, yoga, akupunctur, dan pijatan mungkin dapat membantu. Tapi stres karena proses kehamilan juga tidak akan membantu Anda.

12. Belum mencoba lebih lama, atau di waktu yang tepat

Jika Anda hanya mencoba sebulan atau dua bulan dan tidak berhasil hamil, jangan berasumsi bahwa Anda mandul. "Secara keseluruhan, kemandulan didefinisikan tidak bisa hamil setelah setahun terus bersetubuh tanpa pelindung (artinya terus melakukan hubungan seksual setidaknya setiap waktu ovulasi)," ujar Dr. Minkin.

Itu juga tergantung dari usia Anda sebagaimana dijelaskan sebelumnya. Bagi wanita berusia di bawah 35 tahun, tunggulah hingga setahun sebelum berkonsultasi ke dokter. Sedangkan jika berusia di atas 35 tahun, hubungi dokter setelah mencoba selam 6 bulan.

Adapun saran dari dokter untuk mendorong kesuburan yaitu:

- makan dengan gizi seimbang

- rajin latihan dan melepas stres

- rutin memeriksa waktu ovulasi di rumah

- gunakan lubrikan yang aman bagi sprema

- konsumsi suplemen pendorong kesuburan bersama pasangan Anda.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya