Di Rumah Saja karena COVID-19, Ini Tips agar Anak Tidak Cepat Bosan

Ada beberapa tips yang bisa dilakukan meski anak berada di rumah karena harus menjaga jarak sosial akibat COVID-19

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 19 Mar 2020, 16:00 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2020, 16:00 WIB
Hubungan Ibu dan Anak Perempuan
Ilustrasi Foto Ibu dan Anak Perempuan (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Penerapan social distancing atau jarak sosial untuk mencegah penyebaran COVID-19 juga berdampak pada hubungan sosial anak. Apalagi, orangtua diminta untuk tidak mengajak mereka pergi liburan ke tempat-tempat ramai.

Namun, bukan berarti mereka tidak bisa beraktivitas meski berada di rumah saja. Ada beberapa cara agar kondisi psikologis anak tetap terjaga di tengah situasi menjaga jarak sosial akibat COVID-19.

Dokter spesialis anak konsultan tumbuh kembang Hartono Gunardi mengatakan bahwa orangtua bisa menggunakan permainan untuk menjaga anak tidak bosan meski berada di rumah saja.

"Permainan yang mana, tergantung usianya. Anak kelas lima lain dengan anak umur tiga tahun. Jadi anak-anak yang sudah besar bisa diberikan buku bacaan mungkin, bisa nonton film yang mempunyai pesan moral yang baik, misalnya seperti itu," kata Hartono dalam sebuah temu media di Jakarta beberapa waktu lalu, ditulis Kamis (19/3/2020).

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

Gunakan Gim Online

Tepat Pilih Mainan Anak dengan Tips Ini
Orangtua memiliki peran untuk mengajarkan nilai persahabatan pada anak. (iStockphoto)

Sementara untuk bersosialisasi dengan orang lain, Hartono menegaskan anak tetap bisa menghubungi teman-temannya lewat sarana komunikasi yang tersedia namun tidak secara langsung selama dua minggu.

"Telepon atau gim. Gim juga ada yang online kan. Bisa saling bermain bersama tapi dari sebelah rumah juga bisa. Bisa main catur dari sini ke lawan yang di India juga bisa. Jadi no problem. Dengan online kita bisa melakukan permainan," kata Hartono.

Selain permainan, Hartono juga menyarankan orangtua menggunakan musik agar anak tidak bosan berada di rumah secara terus menerus.

"Kita tahu bahwa kalau orang dikurung dua minggu kesal juga ya. Salah satu terapinya adalah terapi musik. Bisa meningkatkan suasana hati menjadi gembira," ujarnya.

Sementara itu, untuk pendampingan psikologis, hal tersebut tergantung dari kondisi setiap anak.

Hartono menegaskan bahwa situasi menjaga jarak sosial berarti anak tidak boleh keluar rumah. Apabila benar-benar ingin mengajak mereka keluar ruangan, boleh saja mengajaknya keluar asal jangan bertemu atau berkontak langsung dengan orang lain.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya