Peneliti New York Sebut Kereta Bawah Tanah Penyebar Utama COVID-19

Sebuah penelitian menemukan bahwa kereta bawah tanah dan bus adalah penyebar utama dari coronavirus di New York.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 16 Apr 2020, 21:00 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2020, 21:00 WIB
Stasiun di New York Beroperasi Lagi
Sebuah kereta bawah tanah melintasi subway Cortlandt Street station yang baru dibuka lagi di New York, Sabtu (8/9). Stasiun ini hancur lebur karena berada tepat di bawah gedung WTC, tempat insiden 9/11 terjadi. (AP Photo/Patrick Sison)

Liputan6.com, Jakarta Sebuah penelitian menemukan bahwa kereta bawah tanah dan bus adalah penyebar utama dari coronavirus di New York.

Penelitian dilakukan oleh profesor ekonomi dan dokter di Massachusetts Institute of Technology (MIT) Jeffrey Harris. Merujuk pada kaitan antara tingginya jumlah penumpang dan lonjakan cepat penyebaran infeksi.

Di dua minggu pertama Maret, kereta bawah tanah masih penuh hingga 5 juta penumpang per hari. Setelahnya terjadi lonjakan kasus Covid-19.

"Sistem kereta bawah tanah multitentakular New York City adalah penyebar utama. Di kendaraan transmisi utama ini menyebar infeksi coronavirus selama beroperasi dan menjadi awal dari epidemi masif," kata Harris, yang bekerja sebagai dokter di Massachusetts seperti dikutip New York Post.

Penelitian ini mengakui bahwa data tidak dapat dengan sendirinya menjawab pertanyaan penyebab. Menurut Harris, kondisi bus dan kereta bawah tanah yang khas, cocok dengan pemahaman saat ini tentang bagaimana virus menyebar.

“Kita tahu bahwa kontak dekat di kereta bawah tanah sepenuhnya konsisten dengan penyebaran coronavirus, baik dengan tetesan inhalasi atau residu residu yang tertinggal di pagar, pegangan-pegangan, dan tiang yang halus, metalik, dan vertikal yang disentuh semua orang,” tulisnya.

Simak Video Berikut Ini:

Sanggahan Ahli Lain

Tetapi beberapa ahli dan pejabat transit mempertanyakan temuan penelitian ini.

Profesor kesehatan masyarakat Universitas Hofstra, Anthony Santella mengatakan kepada The Post bahwa ada korelasi dalam penelitian itu. Hanya saja, ia mempertanyakan kesimpulan Harris.

"Kami berbicara tentang awal Maret sebelum langkah-langkah pengendalian kesehatan masyarakat yang ketat diberlakukan," kata Santella.

"Ini tentu saja tidak hanya terkait dengan sistem kereta bawah tanah. Itu karena perilaku kita sendiri dan ketika langkah-langkah lain ini diberlakukan."

Ketua Metropolitan Transportation Authority (MTA) Pat Foye menggemakan poin itu dalam komentar kepada wartawan Rabu sore, menyebut studi itu "cacat." Dia mencatat bahwa Gubernur Andrew Cuomo menutup semua bisnis yang tidak penting pada 20 Maret.

"Kepadatan sosial adalah hasil dari banyak faktor seperti bisnis, restoran, bar, Madison Square Garden, arena olahraga, konser, dan hal-hal lainnya," kata Foye.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya