Gandeng PDEI, Wong Hang Tailor Donasikan APD Berstandar Medis untuk Perlindungan Nakes

Kebutuhan Alat Pelindung Diri masih tinggi selama COVID-19. APD yang hanya sekali pakai membuat kebutuhan terus berlanjut.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 15 Mei 2020, 09:00 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2020, 09:00 WIB
Wong Hang Tailor
Ki-ka: Stephen Wongso (Wong Hang Tailor) - dr. Moh Adib Khumaidi, SpOT (Ketua PDEI) - Samuel Wongso (Wong Hang Tailor). (Foto: dok. PDEI)

Liputan6.com, Jakarta Kebutuhan Alat Pelindung Diri masih tinggi selama COVID-19. APD yang hanya sekali pakai membuat kebutuhan terus berlanjut.

Dr Moh. Adib Khumaidi, SpOT Ketua Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI) menyebut kebutuhan APD akan selalu ada dan akan terus meningkat.

"Rata-rata kebutuhan APD untuk satu Rumah Sakit (RS) skala menengah adalah sekitar 50-100 set per hari. Sementara untuk RS skala besar berkisar 150-250 set per hari," ujarnya dalam keterangan pers.

Menyiasati hal ini, Wong Hang Tailor rumah produksi jas Surabaya memproduksi APD berupa coverall (hazmat) dan face shield untuk para tenaga medis.

"Semua ini berawal ketika kami mendengar ada anak salah satu mitra yang menangani pasien COVID-19 di salah satu RS Rujukan pemerintah, dan ia harus menggunakan 1 coverall selama berulang kali karena minimnya stok coverall di RS," kata Stephen Wongso dari Wong Hang Tailor.

Berbekal coverall bekas pakai, Stephen membedah pola dan menyesuaikan pola coverall mereka dengan pola dan model aslinya. Selain itu jenis jarum yang digunakan dan pemilihan bahan material juga diriset hingga detail agar memenuhi standar penggunaan medis.

Setelah jadi, sampel coverall buatan Wong Hang dikirimkan ke sejumlah dokter untuk memperoleh masukan. "Para dokter tersebut memberikan banyak revisi yang sangat menolong kami dalam menyempurnakan coverall buatan kami.”

“Dari masukan tersebut, kami merevisi hingga puluhan kali sampai akhirnya sesuai dengan requirement medis hingga akhirnya bahan baku dan standar jahitan kami sesuai dengan SOP medis. Lalu, APD tersebut diproduksi massal untuk kemudian didonasikan ke berbagai Rumah Sakit yang membutuhkan," kata Stephen.

Dengan mengerahkan seluruh tenaga penjahit yang dimiliki di Jakarta dan Surabaya, Wong Hang Tailor bisa memproduksi hingga 1.000 coverall per hari.

Jenis coverall yang diproduksi pun beragam, tidak hanya untuk tenaga medis saja, namun juga petugas dari berbagai elemen seperti sopir ambulans, penggali kubur, petugas kebersihan RS, dan petugas keamanan RS.

Simak Video Berikut Ini:

Imbauan bagi Para Donatur

Wong Hang Tailor
Credit foto: Dok. PDEI Ki-ka: Stephen Wongso (Wong Hang Tailor) - dr. Moh Adib Khumaidi, SpOT (Ketua PDEI) - Samuel Wongso (Wong Hang Tailor).

Diakui oleh Stephen, kendala utama Wong Hang saat ini dalam produksi APD adalah harga bahan baku yang terus melambung tinggi hingga 300 persen. Hal ini menjadikan output APD melambung tinggi.

Selain itu, banyak oknum memanfaatkan situasi pandemi ini dengan memproduksi coverall dengan bahan di bawah standar namun meraup keuntungan dari hal tersebut. Di sisi lain, banyak orang awam yang tidak paham tentang APD dan hanya sekadar donasi.

"Ada calon donatur yang hanya melihat harga dan mementingkan jumlah APD yang mau disumbangkan namun tidak melihat standar kualitas barang yang hendak disumbangkan apalagi untuk para tenaga medis. Padahal yang harus dipahami adalah bahan dan jahitan APD yang hendak diberikan harus sesuai dengan standar medis karena dapat mengancam nyawa pemakainya," tegas Stephen.

APD coverall buatan Wong Hang menggunakan bahan spunbound 90-100 gram (untuk medis), dan bahan parasut serta nilon (untuk non medis) yang mana bahan ini bisa dicuci dan dipakai ulang.

Untuk penyaluran ke RS, Wong Hang Tailor bekerja sama dengan PDEI yang memiliki jaringan tenaga medis di seluruh Indonesia untuk menargetkan pengiriman APD.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya