Liputan6.com, Jakarta PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berkomitmen mendukung pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) naik kelas hingga mampu go global melalui program BNI Xpora.
Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo, mengatakan bahwa BNI Xpora merupakan program BNI dalam memperkuat ekosistem UKM berorientasi ekspor yang bertujuan untuk Go Productive, Go Digital, dan Go Global.
Baca Juga
Program ini juga mempermudah diaspora Indonesia yang berprofesi sebagai pengusaha di luar negeri untuk mendapatkan produk dari Indonesia.
Advertisement
Hingga akhir Desember 2024, total outstanding kredit usaha berorientasi ekspor BNI mencapai Rp33,6 triliun kepada 18.432 debitur. Adapun nilai transaksi perdagangan mencapai Rp108,04 triliun.
"Ke depan, BNI akan terus mendukung lebih banyak pelaku UMKM berorientasi ekspor sehingga bisa berkontribusi lebih besar bagi perekonomian nasional," kata Okki dalam siaran pers.
Produsen tempe PT Azaki Food Internasional adalah salah satu UKM yang masuk dalam program BNI Xpora.
Azaki Food, yang telah berdiri sejak 2005 di Bogor, berhasil bertransformasi hingga produknya menembus pasar ekspor ke 10 negara berkat dukungan BNI Xpora.
Direktur Azaki Food, Cucup Ruhiyat, mengungkapkan bahwa usaha tempenya semula bernama Rumah Tempe Azaki. Kemudian, pada 2019, bisnisnya terus berkembang dan berganti nama menjadi PT Azaki Food Internasional (PT AFI).
Azaki Food terus berkembang menembus pasar global dengan melakukan berbagai inovasi, memenuhi sertifikasi internasional, dan penguatan manajerial.
Saat ini, produk tempe telah diterima sebagai salah satu pangan sehat oleh masyarakat dunia. Cucup mengaku, dengan potensi yang ada, manajemen terus berfokus untuk merespons cepat setiap peluang bisnis yang tersedia.
"Hari ini, produk Tempe Azaki sudah menguasai hampir seluruh pasar modern di Jabodetabek dan sudah diekspor ke 10 negara di dunia, mulai dari Hong Kong, Jepang, hingga Amerika Serikat," kata Cucup.
Perkembangan Bisnis
Cucup melanjutkan bahwa program BNI Xpora, yang ia kenal sejak 2021, turut berkontribusi pada perkembangan bisnisnya.
"Sangat berdampak sekali karena dengan fasilitas dari Xpora di saat yang tepat, Azaki bisa memanfaatkan setiap momentum peluang pengembangan secara maksimal," ujar Cucup.
Menurut Cucup, BNI Xpora tidak hanya memberikan manfaat terhadap usahanya, tetapi juga bagi para pelaku UMKM lainnya.
"Dalam lima tahun ke depan, PT AFI akan terus mengejar pasar global, melakukan berbagai inovasi, dan penguatan manajerial. Di sinilah Xpora diharapkan bisa terus mengawal dan memberikan dukungan bagi perjalanan Tempe Azaki," kata dia.
Advertisement
Stok Kedelai Impor Cukup Jelang Ramadan 2025, Produksi Tahu Tempe Aman hingga Lebaran
Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) memastikan persediaan kedelai nasional memasuki bulan Ramadan aman. Pada awal Februari 2025 persediaan stok kedelai nasional diperkirakan sebanyak 200 ribu ton, ditambah akan masuknya stok kedelai impor sebanyak 195 ribu ton, sehingga persediaan stok kedelai bulan Februari mencapai 395 ribu ton.
“Ini cukup untuk memenuhi hampir 2 bulan kebutuhan perajin tahu tempe nasional terutama untuk persedian selama bulan puasa hingga lebaran Idul Fitri ” ujar Ketua Akindo Hidayatullah Suralaga dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Selasa (11/2/2025)
Hidayat mengungkapkan, konsumsi kedelai nasional saat ini diperkirakan sekitar 2,6-2,7 juta ton per tahun. Lebih dari 90% kebutuhan kedelai tersebut dipenuhi dari impor dan sisanya dari dalam negeri.
Berdasarkan data yang ada dan pengalaman selama ini, lanjut Hidayat, pada bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri tahun sebelumnya tidak terjadi peningkatan kebutuhan kedelai dalam negeri, yaitu rata-rata 220 ribu ton per bulan.
“Bahkan berdasarkan data Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) justru terjadi penurunan permintaan mencapai 30%. Hal ini karena sebagian pengrajin tahu tempe terutama di wilayah Jakarta dan sekitarnya sudah mulai pulang kampung 2 minggu menjelang hari raya, “ ujarnya.
Importir Kedelai
Hidayat menambahkan, para importir kedelai akan selalu memenuhi komitmen untuk menyediakan bahan baku kedelai sesuai kebutuhan para pengrajin tahu tempe nasional. Ia memaparkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) selama 11 bulan pertama tahun 2024 (Januari - November) impor kedelai Indonesia mencapai 2,56 juta ton atau naik 23% dibanding periode yang sama di tahun 2023, sebesar 2,08 juta ton. Angka ini sudah jauh melampaui volume impor kedelai selama tahun 2023, yaitu sebesar 2,27 juta ton.
“Diperkirakan sampai dengan akhir tahun 2024, total impor kedelai dapat mencapai 2,7 juta ton,” ujarnya.
Advertisement
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)