Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) mengaku telah melakukan berabagai upaya guna mencegah kerumunan di pasar tradisional maupun modern jelang Idulfitri. Mulai dari konsisten sosialisasi penerapan protokol kesehatan, pengawasan lapangan, sampai penyediaan wastafel portabel.
Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Indag) Arifin Soedjayana, otoritasnya telah menyebarkan surat edaran kepada pelaku perdagangan agar menerapkan protokol kesehatan dalam berkegiatan jual-beli. Surat edaran itu disebut Arifin disebarkan juga kepada sejumlah asosiasi, seperti Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) dan Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI).
Baca Juga
"Kami dapat memantau terkait keberadaan kondisi di lapangan yang terjadi. Makanya, kami tahu apabila di satu pasar atau mal terjadi kerumunan," kata Arifin dalam keterangan resminya ditulis Bandung, 20 Mei 2020.
Advertisement
Â
Simak Video Menarik Berikut Ini
Penguatan Gugus Tugas
Arifin menjelaskan hal itu harus ditunjang dengan penguatan koordinasi dengan Gugus Tugas Kabupaten dan Kota yang telah dilakukan. Sebab kata Arifin, Gugus Tugas Kabupaten dan Kota memiliki kewenangan penuh terkait kondisi perdagangan di daerahnya.
Salah satunya adalah kebijakan waktu operasional pasar tradisional maupun mal selama pandemi COVID-19.
"Untuk pasar modern masih tetap berlaku (waktu operasional) dari pukul 08.00-20.00 WIB. Tapi di setiap kabupaten dan kota bervariasi. Di Kota Bandung, dari pukul 08.00 sampai 20.00 WIB. Ada daerah yang buka pukul 08.00 atau 09.00 WIB, tutup pukul 18.00 WIB. Itu diserahkan kepada Gugus Tugas Kabupaten dan Kota," Arifin menambahkan.
Â
Advertisement
Wastafel Protabel
Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar pun menyalurkan sekitar 200 wastafel portabel ke sejumlah pasar tradisional, supaya pembeli dan pedagang mudah mencuci tangan dengan sabun sebelum melakukan transaksi.
"Kepada pengelola pasar, kami meminta mereka melakukan patroli. Pengelola pasar diberikan bantuan berupa pengeras suara untuk berkeliling dan mengimbau pedangan dan pembeli di pasar untuk tepat jaga jarak. Di beberapa pasar, mereka mengatur waktu berjualan dan bergantian," ujar Arifin.