Presiden Jair Bolsonaro Ancam akan Keluarkan Brasil dari WHO

Presiden Jair Bolsonaro mengatakan tengah mempelajari soal rencana keluarnya Brasil dari WHO

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 07 Jun 2020, 19:00 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2020, 19:00 WIB
Presiden Brasil Jair Bolsonaro (AP/Eraldo Peres)
Presiden Brasil Jair Bolsonaro (AP/Eraldo Peres)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Brasil Jair Bolsonaro mengancam akan mengeluarkan negaranya dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) usai badan kesehatan tersebut memperingatkan pemerintahannya tentang risiko pencabutan lockdown sebelum melambatnya penularan COVID-19.

"Saya beri tahu Anda saat ini, Amerika Serikat meninggalkan WHO dan kami sedang mempelajari soal itu di masa depan," kata Bolsonaro kepada awak media setempat, dikutip dari Aljazeera pada Minggu (7/6/2020).

"Antara WHO bekerja tanpa bias ideologis, atau kami keluar juga," kata Jair Bolsonaro pada hari Jumat waktu setempat.

Langkah yang akan berpotensi diambil oleh Bolsonaro ini serupa dengan apa yang dilakukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump beberapa waktu lalu.

Trump mengatakan bulan lalu, AS mengakhiri hubungan mereka dengan WHO. Dia menyebut bahwa badan kesehatan di bawah Persatuan Bangsa-Bangsa itu sebagai boneka Tiongkok, tempat COVID-19 pertama kali muncul.

Saksikan juga Video Menarik Berikut Ini

WHO Sebut Wabah di Amerika Latin Memprihatinkan

Presiden Donald Trump (kiri) bersama dengan Presiden Brasil Jair Bolsonaro ketika bertemu di Mar-a-Lago, Palm Beach, Florida.
Presiden Donald Trump (kiri) bersama dengan Presiden Brasil Jair Bolsonaro ketika bertemu di Mar-a-Lago, Palm Beach, Florida. (Photo: AFP/JIM WATSON)

Dalam konferensi pers di Jenewa, Swiss, WHO sempat menanggapi rencana pencabutan pembatasan kegiatan meskipun tingkat kematian harian dan diagnosis di negara Amerika Latin itu dinilai meningkat.

Juru Bicara WHO Margaret Harris mengatakan, memperlambat transmisi adalah kunci untuk pencabutan lockdown.

"Epidemi, wabah, di Amerika Latin sangat memprihatinkan," kata Harris beberapa waktu lalu dikutip dari Channel News Asia. Dia menyebutkan bahwa di antara enam kriteria untuk mencabut karantina, salah satunya adalah mampu menurunkan angka penularan.

Data yang dihimpun oeh Center for Systems Science and Engineering Johns Hopkins University menyebutkan bahwa hingga Minggu (7/5/2020) hari ini pukul 10.00, terdapat 645.771 kasus positif COVID-19. Jumlah kasus sembuh mencapai 266.940 dengan angka kematian sebanyak 35.026.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya