Cerita Rayhan Siregar Penyuka Tantangan yang Berhasil Jadi Pembentang Bendera

Hari kemerdekaan Republik Indonesia selalu dirayakan dengan upacara pengibaran bendera merah putih. Namun, tahun ini upacara sedikit berbeda karena masih dalam masa pandemi COVID-19.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 17 Agu 2020, 17:56 WIB
Diterbitkan 17 Agu 2020, 12:22 WIB
Paskibraka Nasional 2019
Rayhan Alfaro Ferdinand Siregar (Paskibraka Nasional 2019 DKI Jakarta). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Hari kemerdekaan Republik Indonesia selalu dirayakan dengan upacara pengibaran bendera merah putih. Namun, tahun ini upacara sedikit berbeda karena masih dalam masa pandemi COVID-19.

Walau demikian, cerita di balik pengibaran bendera selalu menarik untuk diikuti. Salah satu pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) yang bertugas pada 2019 adalah Rayhan Alfaro Ferdinand Siregar asal DKI Jakarta.

Ia berbagi cerita tentang pengalamannya menjadi seorang pembentang bendera merah putih tahun lalu dimulai dari tahap seleksi.

Menurutnya, seleksi dilakukan di berbagai tingkat mulai dari tingkat kecamatan, walikota, provinsi, hingga nasional.

“Awalnya mencoba, ternyata lolos ke tingkat selanjutnya dan rasa ingin tahu semakin tinggi jadi bertekad ingin sampai nasional,” ujarnya saat Live Streaming Perayaan Hari Kemerdekaan  Virtual Pertama di Indonesia, Senin (17/8/2020).

Setelah lolos ke tingkat nasional, ia mengaku senang karena dapat bertemu dengan perwakilan Paskibra lain dari 34 provinsi.

Latihan pun dilakukan selama 30 hari dan dalam satu hari simulasi bisa dilakukan 4 hingga 6 kali pengulangan.

Rayhan merasa bahwa ia sudah memiliki kekompakan dengan Rangga dan Rafi bahkan saat hari pengibaran tiba.

Simak Video Berikut Ini:

Bendera Terbalik Hampir Tidak Mungkin

Sebagai pembentang, hal yang paling membuatnya khawatir buka lah bendera terbalik melainkan bendera tidak terbuka secara maksimal.

“Kalau kebalik itu hampir gak mungkin karena kita sudah tahu lipatannya bagaimana dan kita udah berkali-kali melakukan itu. Yang ditakutkan itu ketika membentangkannya tidak maksimal atau layu benderanya, kan gak keren.”

Menjadi seorang pembentang memang telah diniatkan dari awal. Menurutnya, setiap ikut Paskibra ia pasti memilih posisi tersebut.

“Karena menurut saya pembentang itu klimaksnya jadi sangat menantang dan saya suka tantangan”

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya