Liputan6.com, Jakarta Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melaporkan bahwa uji klinis vaksin COVID-19 tengah berjalan dengan lancar.
Sebelumnya, ia telah memantau vaksin yang dilakukan tim yang dipimpin Prof. Kusnadi. Menurutnya, segala proses persiapan vaksin harus dilakukan secara cermat agar dapat diberikan kepada masyarakat tepat pada waktunya.
Baca Juga
"Uji klinis berjalan dengan lancar dan tidak diperoleh laporan yang berat. Jadi intinya (vaksin) dapat berjalan dengan lancar dan sejauh ini hasilnya baik," ungkap Retno saat memberikan keterangan pers usai mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo, yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin, 28 September 2020.
Advertisement
Kementerian Luar Negeri terus memantau persiapan yang dilakukan BUMN Bio Farma yang akan bekerjasama dengan Sinovac untuk memproduksi vaksin COVID-19, tambahnya. Tim ahli dari Sinovac pada 20-24 September 2020 telah datang ke Bandung untuk mendatangi production site (lokasi produksi) vaksin milik Bio Farma sekaligus melakukan observasi uji klinis fase ketiga.
Tim ahli Sinovac juga telah meninjau Gedung 21 yang akan digunakan untuk produksi vaksin COVID-19 Sinovac. Mereka juga meninjau Gedung 43 yang akan digunakan untuk produksi vaksin kandidat, vaksin ini diproduksi melalui mekanisme multilateral. Selain itu, peninjauan juga dilakukan di gedung 43 yang akan digunakan untuk produksi vaksin-vaksin lainnya.
"Diketahui bersama bahwa Bio Farma telah meningkatkan kapasitas produksi dari 100 juta menjadi 250 juta vaksin," lanjut Retno.
Simak Video Berikut Ini:
Kerja Sama dengan BPOM
Selain Menlu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga akan meninjau fasilitas produksi milik Sinovac di Beijing, untuk melihat secara langsung kualitas vaksin tersebut. "Jadi ini adalah kehati-hatian dalam menggunakan vaksin yang akan digunakan masyarakat Indonesia," jelas Retno.
Sinopharm dan G42 terus melakukan komunikasi intensif termasuk melakukan data sharing guna keberhasilan kerja sama. Untuk vaksin ini, uji klinisnya dilakukan di Uni Emirat Arab. Dalam sharing data, sebelumnya BPOM sudah melakukan pertemuan dengan otoritas setempat dan bersepakat sharing data tentang uji klinis.
"Karena sharing data ini sangat penting bagi BPOM untuk penggunaan vaksin yang berasal dari Sinopharm dan G42. Ini adalah langkah kehati-hatian yang diambil BPOM untuk memastikan safety, efficacy dan quality dari vaksin tersebut," lanjut Retno dalam rilis.
Pemerintah terus berupaya melakukan persiapan untuk pemberian vaksin tepat waktu dan memastikan keselamatan dalam penggunaannya. Kementerian Luar Negeri akan memfasilitasi komunikasi dengan pihak luar negeri, tutupnya.
Advertisement