Liputan6.com, Jakarta Diabetes masih menjadi momok bagi masyarakat. Penyakit dengan gejala khas peningkatan kadar gula darah ini dapat memicu berbagai komplikasi.
Diabetes dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti faktor genetik atau berbagai faktor lainnya yang terkait dengan gaya hidup. Angka kasusnya sendiri selalu mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.
Baca Juga
5 Cara Mengonsumsi Alpukat untuk Menurunkan Kolesterol dan Mendapatkan 3 Manfaat untuk Jantung Anda
Hasil Piala AFF 2024 Timnas Indonesia vs Filipina: Muhammad Ferarri Kartu Merah, Garuda Redam Azkals di Babak Pertama
Tautan Siaran Langsung Pertandingan Timnas Indonesia melawan Filipina, Tayang di RCTI, GTV, dan Vision +
Menurut data, prevalensi diabetes mengalami kenaikan dalam lima tahun terakhir. Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 yang dibuat oleh Kementerian Kesehatan menunjukkan, angkanya naik dari 6,9 persen (Riskesdas 2013) menjadi 8,5 persen. Estimasi jumlah penderita diabetes di Indonesia mencapai 16 juta orang.
Advertisement
Untuk mencegah terjadinya diabetes, dokter spesialis penyakit dalam Alvin Nursalim dari Klikdokter membagikan 4 tips sederhana yang bisa dilakukan agar terhindar dari penyakit tersebut.
Empat tips sederhana tersebut yakni mengatur pola makan, olahraga teratur, jaga berat badan ideal, dan skrining diabetes.
Simak Video Berikut Ini:
Mengatur Pola Makan
Menurut Alvin, pola makan adalah kunci utama pencegahan diabetes. Pola makan yang tidak sehat dan tinggi kalori bisa menyebabkan kegemukan, sehingga risiko diabetes jadi berlipat ganda.
“Untuk mencegah diabetes, mulailah dengan memilih jenis makanan yang bernutrisi, yang terbukti baik untuk kesehatan,” tulis Alvin dikutip dari Klikdokter, Sabtu (14/11/2020).
Contoh pola makan yang dapat diterapkan pada penderita diabetes adalah mengganti nasi putih dengan sumber karbohidrat kompleks. Jenis karbohidrat ini tidak menyebabkan lonjakan gula darah dan dapat mempertahankan rasa kenyang lebih lama. Contohnya adalah oat, beras merah, dan roti gandum.
“Selain itu, kurangi asupan makanan yang tidak baik bagi kesehatan, misalnya makanan yang digoreng. Pilihlah sumber protein yang rendah lemak dan perbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan.”
Advertisement
Olahraga Teratur
Salah satu cara ampuh menjaga kesehatan jantung dan berat badan ideal adalah olahraga teratur. Jika dilakukan secara teratur olahraga terbukti dapat meningkatkan penggunaan gula darah oleh otot, sehingga membantu menurunkan kadar gula darah.
Rutin berolahraga juga dapat menjaga kesehatan tulang, sehingga Anda dapat terhindar dari pengeroposan tulang (osteoporosis) di masa senja nanti.
“Bulatkan tekad untuk rutin berolahraga mulai dari sekarang. Anda bisa memulainya dengan lari di lingkungan sekitar rumah atau dengan treadmill dan berenang.”
Lebih sederhana lagi, olahraga dapat dilakukan dengan senam aerobik di rumah menggunakan bantuan panduan video.
“Lakukan sebanyak 3-5 kali seminggu, dengan total durasi 150 menit. Anda pasti bisa.”
Jaga Berat Badan Ideal
Berat badan berlebih atau obesitas tidak hanya meningkatkan risiko sakit jantung, namun juga merupakan salah satu faktor risiko diabetes. Seseorang yang kegemukan lebih rentan mengalami diabetes.
“Kelebihan lemak viseral (lemak yang disimpan oleh tubuh di rongga perut) dapat menyebabkan peningkatan senyawa inflamasi yang memengaruhi kerja organ hati dan pankreas, sehingga menurunkan sensitivitas insulin.”
Meski demikian, seseorang yang punya kelebihan berat badan tidak serta-merta terkena diabetes. Masih ada faktor lainnya yang membawa pengaruh, misalnya faktor genetik.
Advertisement
Skrining Diabetes
Pemeriksaan gula darah atau skrining diabetes dapat dilakukan mulai usia 45 tahun menurut anjuran American Diabetes Association.
Namun, skrining diabetes juga dianjurkan bagi mereka yang berusia di bawah 45 tahun, terutama jika memiliki faktor risiko seperti memiliki berat badan berlebih dan ada riwayat diabetes dalam keluarga.
“Bukan hanya untuk mencegah diabetes, pola hidup sehat juga mampu menyehatkan tubuh secara keseluruhan, menjauhkan Anda dan orang-orang tercinta dari berbagai penyakit berbahaya lainnya,” tutup Alvin.
Banner Infografis Diabetes Melitus pada Lansia di Indonesia
Advertisement