Makan Nasi Putih Panas Cepat Naikkan Gula Darah?

Para ahli kesehatan menyebutkan kalau nasi putih panas bisa memperparah kondisi diabetesi karena memiliki indeks glikemik tinggi, benarkah?

oleh Fitri Syarifah diperbarui 16 Nov 2020, 14:00 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2020, 14:00 WIB
dr. Ika Fitriana, Sp.PD., K-GER
dr. Ika Fitriana, Sp.PD., K-GER, dokter ahli geriatri sekaligus dosen staff divisi geriatri Departemen Ilmu Penyakit Dalam di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Liputan6.com, Jakarta Para ahli kesehatan menyebutkan kalau nasi putih panas bisa memperparah kondisi pengidap diabetes karena memiliki indeks glikemik tinggi, benarkah?

Seperti diketahui, indeks glikemik yang tinggi artinya makanan tersebut diproses secara cepat oleh tubuh dan menyebabkan kadar gula darah naik. Inilah yang dikhawatirkan para ahli kesehatan sehingga semakin banyak yang tidak merekomendasikan makanan ini untuk penyandang diabetes.

dr. Ika Fitriana, Sp.PD., K-GER, dokter ahli geriatri sekaligus dosen staf divisi geriatri Departemen Ilmu Penyakit Dalam di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia membenarkan, nasi putih terutama yang masih panas memiliki indeks glikemik tinggi. Dan ada beberapa penelitian mengatakan bahwa nasi putih dingin lebih baik daripada nasi panas.

Seperti dimuat laman akg.fkm.ui, dalam penelitian Sonia dkk. (2015), nasi yang didinginkan selama 24 jam (yesterday’s rice) dalam suhu 4oC dan dipanaskan kembali memiliki indeks glikemik yang lebih rendah dibanding nasi yang baru masak. Menurut penelitian tersebut nasi yang didinginkan mengakibatkan retrogradasi pada pati yang menyebabkan peningkatan pati yang resisten untuk dicerna. Agar dapat dikonsumsi, tentunya nasi tersebut boleh dipanaskan kembali dengan indeks glikemik yang masih rendah.

Tapi perlu dipahami, menurut Marya Warascesaria Haryono (Dokter Spesialis Gizi Klinis Rumah Sakit Siloam), kandungan nasi putih yang panas dan yang sudah dingin adalah sama, yaitu, 175 kkal/100 g. Yang membedakannya adalah indeks glikemik nasi dingin lebih rendah daripada nasi yang masih panas, sehingga nasi dingin lebih lama dicerna dibanding nasi panas meskipun telah dipanaskan kembali.

Lebih baik lagi menurut penelitian, nasi tersebut didiamkan selama seharian untuk dihangatkan kembali keesokan hari agar nikmat dikonsumsi dengan indeks glikemik yang masih rendah. Namun begitu, yang terpenting adalah dengan menyeimbangkan porsi nutrisi asupan kita. Jangan terlalu banyak pula mengonsumsi nasi dingin karena tetap dapat meningkatkan gula darah.

"Pada akhirnya (makan nasi) itu hanya satu faktor saja. Banyak faktor lain juga, (yang mempengaruhi) Misalnya gini, makannya sih nasi dingin, tapi ngemilnnya banyak. Atau nasinya sih dingin tapi lauknya yang manis-manis, misalnya kentang atau tempe dikecapin, kan ada kecapnya. Nah, kecapnya gula, kemudian nanti minumnya juga pake es teh manis, misalnya gitu," kata dokter yang berpraktik di RSCM tersebut, dalam acara webinar Fakta dan Mitos Diabetes, ditulis Senin (16/11/2020).

 

Simak Video Berikut Ini:

Tips untuk lansia penyandang diabetes agar gula darah terkontrol

nasi putih
ilustrasi nasi/copyright Unsplash/Vitchakorn Koonyosying

Ika memberikan tips agar lansia bisa mengontrol diabetes:

1. Penuhi makan dengan buah dan sayur sampai kenyang, sehingga mengurangi cemilan

"Kenapa biasanya lansia suka ngemil? Karena saat makan besar mereka kurang kenyang. Untuk memenuhi kenyangnya, kita bisa tambahkan buah dan sayur. Sayur-sayuran kan tinggi serat, sehingga dia memberi dampak kenyang kepada perut. Jadi ketika nasinya dikurangi, tetapi sayurnya banyak jadinya tetap kenyang, ia memperlama proses pencernaan," ujarnya.

Untuk buah-buahan, kata Ika, memang ada beberapa yang kadar gulanya tinggi. Tapi ada juga yang enggak, misalnya apel. Atau yang gampang dan airnya banyak, seperti pir.

"Nah untuk ngemil-ngemil lansia rada susah, ya. Karena makannya kan udah terpola. Jadi tetap diberi edukasi. Orangtua kita juga bisa memahami kalau dikasih nilai-nilai positifnya. Terus jika tidak banyak makan nasi, bisa diganti dengan kentang. Karena bedanya lansia tuh stresnya malah tinggi. Ada yang justru malah nggak mau makan segala sesuatu sampe gula darahnya ngedrop, ada juga yang justru 'ah, yaudahlah pasrah aja, ga papalah, biarin ajalah', gitu. jadi ya pandai-pandailah kita membujuk orangtua. Dan libatkan mereka dalam meyusun menu, jadi mengerti kalo yang gini tuh sehat."

2. Kurangi tepung

"Enggak suka manis, tapi sukanya tepung-tepung, namun hasil akhirnya akan sama. Tipsnya, kurangi tepung-tepungan, perbaiki asupan protein sebagai asupan dari otot dan banyak makan serat dan vitamin dan mineral.

3. Untuk diabetes kronis, lebih baik beras putih, merah atau hitam?

"Beras merah memang lebih baik, tapi jika temen-temennya (lauk) nggak dikontrol ya sama. Intinya pola hidup. Tipsnya, buat selang seling, nasi putih, kemudian jagung, kemudian kentang, kemudian beras merah, jangan lupa kontrol gula darahnya," ujarnya.

Infografis Diabetes Melitus pada Lansia di Indonesia

Banner Infografis Diabetes Melitus pada Lansia di Indonesia
Banner Infografis Diabetes Melitus pada Lansia di Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya