BPOM: Selain Keamanan, Distribusi Vaksin COVID-19 Juga Harus Diperhatikan

BPOM juga mengatakan bahwa distribusi vaksin harus dilakukan dengan benar untuk menjaga khasiat dan mutu dari vaksin COVID-19

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 24 Nov 2020, 16:40 WIB
Diterbitkan 19 Nov 2020, 16:19 WIB
FOTO: Kepala BPOM Paparkan Terkait Vaksin COVID-19 Sinovac
Kepala BPOM Penny K Lukito menyampaikan keterangan terkait vaksin COVID-19 di Gedung BPOM, Jakarta, Kamis (19/11/2020). Penny mengatakan Emergency Use of Authorization (EUA) vaksin COVID-19 Sinovac diharapkan bisa keluar pada minggu ketiga/keempat Januari 2021. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia mengatakan bahwa bukan hanya soal efikasi dan keamanan vaksin COVID-19 saja yang harus diperhatikan, namun juga bagaimana distribusi nantinya.

Kepala BPOM Penny K. Lukito mengatakan bahwa mereka nantinya juga akan mengawal distribusi dari vaksin COVID-19.

"Cara distribusi yang baik diberikan kepada unit-unit distribusi," kata Penny dalam konferensi pers virtualnya pada Kamis (19/11/2020).

"Semua fasilitas yang melakukan distribusi, termasuk juga yang dilakukan oleh sarana pelayanan kefarmasian di dinas-dinas kesehatan, jadi pemerintah daerah, harus mendapat cara distribusi obat yang baik dari Badan POM," ujarnya.

Selain itu, beberapa hal yang harus diperhatikan dalam distribusi vaksin COVID-19 nantinya juga terkait dengan cold chain atau rantai dingin.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

Sudah Lakukan Bimbingan Teknis

FOTO: Kepala BPOM Paparkan Terkait Vaksin COVID-19 Sinovac
Kepala BPOM Penny K Lukito (kiri) menyampaikan keterangan terkait vaksin COVID-19 di Gedung BPOM, Jakarta, Kamis (19/11/2020). Penny mengatakan Emergency Use of Authorization (EUA) vaksin COVID-19 Sinovac diharapkan bisa keluar pada minggu ketiga/keempat Januari 2021. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Penny mengatakan, mereka telah melakukan bimbingan teknis dan pemahaman bersama kepada dinas-dinas di seluruh Indonesia.

"Dan dalam distribusi ini juga ada logistik yang terlibat, artinya Kementerian Perhubungan, kemudian (Kementerian) Dalam Negeri juga, karena ada dinas. Itu juga bersama-sama sudah kita kumpulkan," ujarnya.

BPOM mengatakan, pihak-pihak terkait telah mendapatkan bimbingan teknis dan peningkatan kapasitas, juga untuk meningkatkan pemahaman terkait rantai dingin.

"Jadi bagaimana membawa vaksin ini, tetapi betul-betul dikaitkan dengan menjaga dalam suhu yang tepat sehingga tetap terjamin aspek mutu, aspek khasiatnya, jangan sampai berkurang."

Aspek Distribusi Harus Diperhatikan

Sampel vaksin COVID-19 nonaktif di Sinovac Biotech Ltd. Beijing, China. (Xinhua/Zhang Yuwei)
Sampel vaksin COVID-19 nonaktif di Sinovac Biotech Ltd. Beijing, China. (Xinhua/Zhang Yuwei)

"Jangan sampai diproduksi di Bio Farma dengan pendampingan dari Badan POM soal aspek mutu dan khasiatnya, tetapi diedarkan dalam kondisi yang tidak sesuai," ujarnya.

Penny mengatakan, tempat penyimpanan dan suhu yang tidak sesuai dapat berisiko menurunkan mutu dari vaksin.

"Jadi perhatian jangan hanya fokus pada pemberian izin saja, terkait aspek khasiat, mutu, dan keamanan, tetapi cara pendistribusian itu juga harus betul-betul lengkap, dikaitkan dengan sumber daya manusia, sarana prasarana."

Di kesempatan tersebut, Penny juga mengungkapkan bahwa vaksin COVID-19 Sinovac membutuhkan suhu 2 hingga 8 derajat Celsius. Sementara vaksin COVID-19 yang dikembangkan Pfizer, membutuhkan suhu hingga minus 70 derajat Celsius.

Infografis Menanti Hasil Uji Klinis Calon Vaksin Covid-19

Infografis Menanti Hasil Uji Klinis Calon Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Menanti Hasil Uji Klinis Calon Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya