Liputan6.com, Bandung - Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung terus menerima pasien terindikasi COVID-19, meski jumlah tempat tidur perawatan isolasi hampir penuh. Berdasarkan data per hari Jumat 20 November 2020 sebanyak 10 pasien baru datang ke rumah sakit rujukan se-Jawa Barat itu.
Menurut Direktur Perencanaan, Organisasi dan Umum RSHS Muhammad Kamaruzzaman, total jumlah pasien yang dirawat mencapai 116 pasien. Pada Kamis 19 November 2020 lalu, jumlah pasien yang dirawat sebanyak 106 orang, dari jumlah keseluruhan 124 tempat tidur yang tersedia untuk perawatan COVID-19.
Baca Juga
“Jadi manajemen rumah sakit sudah melakukan beberapa langkah. Yang pertama, melakukan penambahan jumlah bed di Gedung Kemuning II dan III. Tadinya berjumlah 24 (tempat tidur) masing - masing, sekarang ditambahkan delapan tempat tidur menjadi 32 (tempat tidur) masing - masing. Sehingga dengan demikian kapasitasnya menjadi 132 (tempat tidur), dari sebelumnya 124 (tempat tidur). Jadi kalau lihat presentasi tentu saja menjadi menurun ya, jadi 87,8 persen,” ujar Kamaruzzaman dalam keterangan daring di Bandung, ditulis Minggu, 22 November 2020.
Advertisement
Selain penambahan fasilitas tadi, kata Kamaruzzaman, Gedung Kemuning I yang berkapasitas 24 tempat tidur telah ditingkatkan statusnya menjadi ruang high care unit (HCU). Sedangkan untuk ruang isolasi infeksi khusus Kemuning dengan kapasitas empat tempat tidur dan ruang HCU sebelumnya yang memiliki tujuh tempat tidur, statusnya sudah dinaikkan menjadi ruangan intensive care unit (ICU).
Adanya perubahan status ruangan tersebut, Kamaruzzaman menyatakan kini RSHS memiliki 11 ruang ICU seluruhnya. Artinya, ucap Kamaruzzaman, diharapkan ke depannya akan terjadi peningkatan mutu dan kualitas pelayanan terutama untuk pasien - pasien COVID-19 berstatus menengah dan berat.
“Dengan segala sarana dan prasarananya, mudah - mudahan ini dapat membantu meningkatkan perbaikan kesembuhan bagi pasien - pasien yang ada di Gedung Kemuning tersebut,” kata Kamaruzzaman.
Kamaruzzaman menerangkan saat ini pemerintah melalui Kementerian Kesehatan akan membantu RSHS, dengan menyerahkan alat untuk mengganti fungsi paru. Alat ini diklaim lebih tinggi levelnya dibandingkan dengan dari ventilator yang hanya membantu pernapasan pasien COVID-19. Dengan adanya alat bantu tersebut, peluang kesembuhan pasien COVID-19 akan lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan alat sebelumnya.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Perlu Partisipasi Masyarakat Menjaga Kesehatan
Namun sebut Kamaruzzaman, terpenting pada masa pandemi ini adalah partisipasi masyarakat untuk menjaga kesehatannya.
“Jangan kendor untuk melaksanakan 3M yaitu mencuci tangan, memakai masker dan menjauhi kerumunan. Karena ini menjadi dasar, titik penyebab timbulnya pasien meningkat di rumah sakit,” ungkap Kamaruzzaman.
Kamaruzzaman juga meminta rumah sakit di sekitar RSHS agar tidak segera mengirim pasien. Walaupun pasien itu terindikasi COVID-19 dan dirujuk ke RSHS.
Kamaruzzaman meminta rumah sakit lainnya menaati sistem rujukan pasien yang telah ada. Sebisa mungkin pasien COVID-19 yang statusnya tidak berindikasi menengah dan berat, ditangani oleh masing - masing rumah sakit.
“Pemda juga, tentu akan berkoordinasi untuk pasien yang sudah ditangani oleh kami, mengalami proses penyembuhan untuk dipindahkan ke BPSDM,” terang Kamaruzzaman. (Arie Nugraha)
Advertisement