Liputan6.com, Jakarta Bagi penyintas COVID-19 Ronald Sitanggang, sembuh dari virus corona merupakan sebuah kado Natal untuk dia dan keluarganya. Apalagi, setelah dirinya sempat menjalani masa-masa yang berat selama perawatan.
Ronald menceritakan bahwa dia mulai jatuh sakit karena COVID-19 pada pertengahan September 2020. Ketika kondisinya mulai memburuk, ia pun dibawa ke sebuah rumah sakit di Bali.
Baca Juga
"Keadaannya sudah kritis, saturasi sudah 30 persen, dan kata dokter yang menangani sudah keadaan peluang hidup tinggal 5 persen," kata Ronald dalam dialog virtual dari Graha BNPB, ditulis Rabu (23/12/2020).
Advertisement
"Setelah itu saya mengalami keadaan koma selama dua minggu," katanya.
Ronald menceritakan bahwa ketika dirawat karena COVID-19, ia mendapatkan bantuan ventilator, pengobatan morfin, serta harus diberikan dua kantung plasma darah.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Â
Â
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Mengalami Pengalaman Spiritual
Selama dirawat, Ronald mengaku bahwa dirinya mengalami pengalaman spiritual ketika sedang koma.
"Saat itu mata saya terbuka, lalu saya melihat plafon langit lalu saya naik ke atas. Di sana saya sudah berada di taman yang indah sekali, di situ saya ketemu Tuhan (Yesus)," ujarnya.
Ronald mengisahkan bahwa dia diminta untuk kembali dan memberikan kesaksian tentang apa yang ia alami selama dirawat karena COVID-19.
Ronald mengaku bahwa dirinya saat itu juga, teringat dan menyadari bahwa orang-orang di sekitarnya berdoa bagi kesembuhannya. "Hari ini saya bisa hidup dan ini menjadi kado Natal buat saya dan keluarga dan kado natal buat kita semua."
Sementara, penyintas COVID-19 lainnya, Chatarina Widiati, mengingatkan pentingnya dukungan orang-orang terdekat bagi pasien. Dia menceritakan bahwa dirinya menjadi salah satu yang terdampak pandemi.
Â
Advertisement
Menyadari Pentingnya Dukungan Orang Terdekat
Chatarina menceritakan awalnya, ia terkena PHK dan harus membuka bisnis kuliner. Dia mengungkapkan, kemungkinan dia tertular karena masih memakai masker scuba ketika sedang pergi ke pasar, serta akibat kelelahan.
Pada saat itu, Chatarina mengaku bahwa dirinya mengalami gejala-gejala COVID-19 seperti demam tinggi di malam hari dan kehilangan indra perasa.
"Mungkin yang menyebabkan saya sempat kritis mungkin karena asupan gizinya, makanan juga kurang bisa masuk ke dalam tubuh, dan saya agak terlambat karena saya pikir sedang masuk angin."
Menurutnya, gejala yang ia rasakan memang mirip flu. Hanya saja, kepalanya terasa lebih sakit.
Dalam dialog yang sama, Chatarina mengaku bahwa awalnya, dirinya takut orang lain akan menjauhinya karena terkena COVID-19.
"Rupanya ketika saya sudah melewati masa kritis, saya lihat di handphone saya, begitu banyak support dari teman-teman gereja, keluarga khususnya, dan teman-teman dari jauh, saya pun tidak tahu bagaimana mereka tahu saya sakit."
Dia mengatakan, kesepian adalah hal yang dirasakannya ketika sedang menjalani perawatan. Namun, dukungan dari orang-orang terdekat adalah penting bagi seorang pasien COVID-19.
Infografis 4 Hal Positif untuk Kesembuhan Pasien Covid-19
Advertisement