Liputan6.com, Jakarta Pelumas dalam berhubungan seks cukup penting untuk mencegah iritasi akibat gesekan, terutama pada wanita setelah menopause. Saat sudah tidak lagi menstruasi vagina lebih kering. Hal ini bisa menyebabkan sakit saat berhubungan seksual.
Para ahli kesehatan seksual membahas pelumas mana yang cocok untuk Anda.
Baca Juga
Cara Mengatasi Anak Kecanduan Media Sosial, Solusi Efektif yang Perlu Orang Tua Pahami
Starting Line Up XI Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Marselino Starter, Eliano Reijnders dan Nathan di Bangku Cadangan
Klasemen Kualifikasi Piala Dunia 2026 usai Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Garuda Jaga Peluang Lolos
Pelumas seks, baik itu alami dari vagina atau bantuan dari luar dapat membuat hubungan seks lebih lancar. Namun jika butuh pelumas pabrikan, Anda mungkin bingung mau pilih yang mana saat berhadapan dengan banyak pilihan.
Advertisement
Seorang profesor di University of California San Francisco's School of Medicine, Dr. Ina Park, mengatakan, kuncinya yaitu mempertimbangkan tiga kategori utama pelumas: berbasis minyak, berbasis air, dan berbasis silikon. Cobalah salah satu yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
"Vagina sangat sensitif dan terkadang Anda harus melalui proses eliminasi dan mencari tahu apa yang berhasil dan tidak untuk Anda," kata Park, dikutip dari Insider.
Â
Simak Video Berikut Ini:
Pelumas berbahan dasar air
Pelumas seksual berbahan dasar air dapat ditemukan di toko obat, toserba, dan toko grosir, menjadikannya pilihan yang mudah dijangkau.
Pelumas jenis ini kompatibel dengan kondom, jadi ini adalah pilihan yang baik untuk seseorang yang ingin menggunakan kontrasepsi jenis kondom untuk pengendalian kelahiran atau pencegahan Penyakit Menular Seksual (PMS). Pelumas berbahan dasar air juga kompatibel dengan semua jenis mainan seks, apa pun bahannya.
Menurut Park, beberapa orang mungkin tidak cocok menggunakan pelumas jenis ini karena mengandung bahan yang mengiritasi kelamin, contohnya gliserin. Sebagaimana kata obgyn lainnya, Dr. Lauren Streicher, bahwa orang yang rentan terhadap infeksi jamur harus menghindari pelumas yang mengandung gliserin, dikutip dari Prevention.
Meskipun gliserin berperan dalam membuat pelumas berbahan dasar air lebih licin, bahan ini juga mengandung gula, bahan yang dapat menyebabkan pertumbuhan jamur berlebih. Tapi jika vagina Anda tahan banting seperti yang dikatakan Park, maksudnya yang jarang terkena infeksi vagina, maka pelumas berbahan dasar air bisa Anda gunakan.
Beberapa merek pelumas berbahan dasar air. Jika Anda memiliki vagina yang rawan infeksi tetapi perlu menggunakan kondom, ada bisa mencobanya.
Bisa juga Anda jadi memiliki infeksi jamur setelah menggunakan pelumas berbasis air meskipun sebelumnya tidak pernah memilikinya.
"Ada kemungkinan bahwa produk ini mengubah keseimbangan flora vagina (organisme yang hidup di vagina) dan keasaman yang sehat di vagina," kata seorang peneliti yang menulis studi tahun 2013 tentang bagaimana berbagai pelumas memengaruhi vagina wanita, Joelle Brown. Artinya pelumas bisa menyebabkan iritasi atau memicu infeksi.
Itulah mengapa Park menyarankan untuk bereksperimen dengan pelumas dan lihat reaksinya pada tubuh Anda.
Â
Advertisement
Pelumas berbahan dasar silikon
Pelumas berbahan dasar silikon lebih licin dan lebih sulit untuk dibersihkan daripada pelumas berbahan dasar air, membuatnya ideal untuk sesi bercinta di kamar mandi, kata Park.
"Mereka (pelumas berbasis silikon) lebih kokoh dan lebih tebal dan bisa digunakan bersama kondom. Jadi bagi orang yang suka berhubungan seks di kamar mandi, mereka tidak mudah terbilas sebagaimana pelumas berbasis air," kata Park.
Meskipun pelumas silikon dapat digunakan dengan kondom lateks, namun sebaiknya tidak memakaikannya pada mainan seks berbahan silikon. Menggabungkan dua benda berbahan silikon dapat mengikis silikon dan merusak mainan tersebut.
Â
Pelumas berbahan dasar minyak
Jika Anda lebih suka cara pelumas yang lebih alami atau meracik sendiri, opsi berbasis minyak bisa menjadi pilihan yang tepat.
Park mengatakan popularitas minyak kelapa meningkat tidak hanya sebagai bahan memasak, tetapi juga sebagai pelumas karena teksturnya yang licin dan sifatnya yang tahan lama. Minyak zaitun, minyak vitamin E, dan minyak alpukat juga bisa menjadi pilihan untuk pelumas berbahan dasar minyak buatan sendiri, atau minyak apapun selama tidak mengandung parfum, seperti pada minyak pijat atau body oil.
Ditambah, minyak tidak mengandung gula, sehingga aman bagi orang yang rentan terhadap infeksi vagina, lanjutnya. Pelumas berbasis minyak dapat menjaga agar tetap licin tanpa mengiritasi alat kelamin.
Adapun satu kelemahan pelumas berbasis minyak, yaitu ia tidak bisa digunakan bersama kondom lateks karena dapat mengikis kondom dan membuatnya tidak efektif. Oleh karena itu, Park hanya menyarankan pelumas berbasis minyak pada oran-orang dalam hubungan monogami.
Infografis 6 Hal Dilakukan Pria Ketika Jatuh Cinta
Advertisement