Setahun COVID-19 di Indonesia, Ini 4 Strategi Penanganan Pandemi Corona Menurut IDI

Setahun COVID-19 di Indonesia, ini empat strategi penanganan COVID-19 menurut IDI d

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 02 Mar 2021, 22:18 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2021, 17:33 WIB
dr Adib Khumaidi
Ketua Tim Mitigasi PB IDI sekaligus Ketua Terpilih PB IDI dr Adib Khumaidi, SpOT,. Foto: MKKI.

Liputan6.com, Jakarta Setahun COVID-19 di Indonesia tepat jatuh pada 2 Maret 2021. Dalam penanganan COVID-19, Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Dr. Adib Khumaidi, SpOT, menyebutkan empat strategi penanganan yang bisa dilakukan.

Keempat strategi itu yakni:

Strategi pertama dalam menangani COVID-19 adalah memperkuat sinergitas regulasi tentang sistem kesehatan nasional yang adaptif dengan pandemi.

“Sehingga sistem kesehatan nasional ini menjadi lebih fleksibel dan siap dengan kondisi-kondisi emergensi seperti yang saat ini terjadi,” ujar Adib dalam konferensi pers IDI, Senin (1/3/2021).

Menurutnya, strategi pertama ini dapat dicapai dengan:

- Penguatan Puskesmas dalam rangka meningkatkan fungsi promotif dan preventif serta pelayanan kesehatan di daerah sulit.

- Sinkronisasi sektor hulu, regulasi, operasional dan hilir sebagai fokus utama.

- Mengatur mengenai perlindungan dan hak tenaga medis dan tenaga kesehatan dalam melakukan pelayanan kesehatan.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Simak Video Berikut Ini

Melakukan Penyiapan Sistem Kesehatan Nasional

Strategi kedua adalah melakukan penyiapan sistem kesehatan nasional yang dapat dicapai dengan:

- Menyiapkan rumah sakit untuk menangani penyakit yang berpotensi wabah.

- Melakukan clustering untuk menetapkan rumah sakit COVID-19 dan non-COVID dengan mempersiapkan protokol dan alat-alat kesehatan yang memadai.

- Melakukan penataan sistem rujukan dan distribusi tenaga medis serta tenaga kesehatan.

- Melakukan penataan terhadap kebutuhan tenaga medis dan tenaga kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan riil.

- Mendorong Indonesia menjadi pusat penyakit menular (tropical disease, new emerging disease, dan re-emerging disease.

- Meningkatkan anggaran program kesehatan sesuai dengan amanat UU kesehatan dan standar WHO minimal 5 persen.

- Membangun dan meningkatkan digital teknologi informasi di bidang kesehatan.

Memperkuat Industri dan Teknologi Kesehatan

Strategi ketiga yaitu memperkuat industri dan teknologi kesehatan yang mencakup:

- Membangun dan mengembangkan industri kimia dasar.

- Mempercepat transfer teknologi di bidang kesehatan.

- Membangun dan mempersiapkan infrastruktur.

- Mempercepat pusat-pusat penelitian dan pengembangan sebagai prioritas nasional.

Memperkuat Kesadaran dan Kepatuhan Masyarakat

Strategi terakhir berkaitan dengan memperkuat kesadaran dan kepatuhan masyarakat dengan cara:

- Memprioritaskan program promotif dan preventif di bidang kesehatan.

- Mendorong masyarakat untuk pola hidup sehat dan adaptasi kebiasaan baru.

- Memberdayakan organisasi informal di tingkat masyarakat khususnya RT dan RW sebagai garda terdepan.

- Meningkatkan ketersediaan literasi dan sumber-sumber informasi tentang COVID-19.

- Mengoptimalkan peran IT dan penggiat sosial media dalam menyebarluaskan informasi kesehatan dan penanganan COVID-19.

- Mengintensifkan gerakan masyarakat sehat dengan melakukan penguatan pada kader-kader kesehatan di tingkat desa dan kelurahan.

- Revitalisasi peran Posyandu dan Unit Kesehatan Sekolah (UKS).

- Mengintensifkan pendidikan kesehatan sejak usia dini.

- Membangun sinergi dengan organisasi-organisasi profesi kesehatan, kemasyarakatan, dan keagamaan.

 

Adib juga menyebutkan indikator terjadinya perbaikan adalah angka tingkat positif turun hingga 5 persens sesuai dengan rekomendasi standar WHO.

“Dan jumlah orang yang dilakukan testing mencapai 2 orang per 1.000 tes per minggu. Case fatality rate dan attack rate menurun serta case recovery rate yang jauh meningkat,” tutup Adib. 

 

Infografis Vaksinasi COVID-19 untuk Lansia di Atas 60 Tahun Dimulai

Infografis Vaksinasi Covid-19 untuk Lansia di Atas 60 Tahun Dimulai. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Vaksinasi Covid-19 untuk Lansia di Atas 60 Tahun Dimulai. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya