Liputan6.com, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menuturkan, keinginannya wujudkan 7.000 puskesmas untuk 50 juta warga Jawa Barat. Ia melihat rasio jumlah puskesmas terhadap populasi penduduk Jawa Barat masih kurang banyak.
Apalagi di masa pandemi COVID-19, puskesmas turut berperan aktif melawan COVID-19. Tenaga kesehatan di puskesmas ikut melakukan pemeriksaan (testing) pelacakan kontak (tracing) erat COVID-19, kampanye 3M (mencuci tangan tangan dengan sabun, pakai masker, jaga jarak), serta sosialisasi vaksinasi.
Advertisement
"Kami baru ada 1.000-an puskesmas untuk 50 juta orang. Sementara itu, kita lihat Thailand dengan jumlah penduduk 72 juta, ada 10.000 puskesmas," tutur Kang Emil, sapaan akrabnya saat 'Pelepasan 500 Tenaga Kesehatan untuk Implementasi Program PUSPA' di Bandung, Jawa Barat, Selasa (16/3/2021).
"Kalau kami ikut rasio Thailand, yang dianggap WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) baik, butuh naik menjadi 7.000 puskesmas. Itu berat dan penuh tantangan. Tapi Saya ingin wujudkan di sisa kepemimpinan Saya."
Peran puskesmas pun menjadi salah satu kunci keberhasilan penanganan COVID-19. Melalui 500 tenaga kesehatan program Puskesmas Terpadu dan Juara (PUSPA) yang diterjunkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat ke 100 puskesmas di 12 kabupaten/kota, diharapkan mengatasi permasalahan COVID-19.
"Kunci keberhasilan melawan COVID-19, ujung tombaknya puskesmas. PUSPA ini bentuk 'penerjemahan' dari kolaborasi keilmiahan dalam penanganan COVID-19," imbuh Ridwan Kamil.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Jawa Barat Tangani COVID-19 dengan Inovasi dan Kolaborasi
Upaya menangani COVID-19 di Jawa Barat, Ridwan Kamil menekankan, data dan kepemimpinan haruslah transparan. Inovasi teknologi melakukan pemantauan kasus COVID-19 hingga kolaborasi dengan seluruh komponen masyarakat juga dilakukan.
"Kami dalam menangani COVID-19 harus pandai mengidentifikasi, melakukan pemetaan kasus secara keilmiahan berbasis data. Ya, harus based on science," ujarnya.
"Kami juga (kepemimpinan) transparan dan terus berinovasi. Seperti memaksimalkan Bio Farma dan dorong universitas sampai perusahaan membuat mesin ventilator. Pokoknya, semua kami kerahkan."
Pemantauan kasus COVID-19 dilakukan Jawa Barat Command Center, yakni fasilitas digital yang menjadi standar pelayanan COVID-19, sehingga monitoring dan pelaporan harian COVID-19 mudah.
Menurut Kang Emil, COVID-19 mengajarkan kolaborasi. Ia pun berpesan kepada 500 tenaga kesehatan PUSPA untuk berjuang agar Jawa Barat aman dari COVID-19.
"Anda adalah pejuang pahlawan yang ditunggu masyarakat. Mudah-mudahan Allah SWT membalas kerja keras dan memudahkan pekerjaan. Karena nanti Anda sekalian akan bertemu dengan orang yang tidak paham (COVID-19), ketemu situasi tidak nyaman dan sebagainya," pesannya.
"Kuatkan mental. Kita ini mental pejuang. Berjuang membuat Indonesia aman melalui keilmuan yang telah diperoleh. Insha Allah, Jawa Barat jadi provinsi aman (COVID-19) berkat kerja keras dari 500 tenaga yang sudah terpilih."
Advertisement