Virolog: Vaksin AstraZeneca Tidak Mengandung Babi

Ahli virologi (virolog) Anita Artarini mengungkapkan bahwa produk jadi vaksin AstraZeneca tidak mengandung babi.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Mar 2021, 09:00 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2021, 09:00 WIB
FOTO: 6 Jenis Vaksin COVID-19 yang Ditetapkan Pemerintah Indonesia
Gambar ilustrasi menunjukkan botol berstiker "Vaksin COVID-19" dan jarum suntik dengan logo perusahaan farmasi AstraZeneca, London, Inggris, 17 November 2020. Vaksin buatan AstraZeneca yang bekerja sama dengan Universitas Oxford ini disebut 70 persen ampuh melawan COVID-19. (JUSTIN TALLIS/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Ahli virologi (virolog) Anita Artarini mengungkapkan bahwa produk jadi vaksin AstraZeneca tidak mengandung babi. Anita mengatakan proses produksi vaksin AstraZeneca tidak menggunakan bahan yang merupakan turunan babi.

“Pihak AstraZeneca tidak menggunakan tripsin hewani pada produksinya,” ungkap dosen Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung tersebut.

Ia menjelaskan bahwa dalam proses produksi vaksin Oxford-AstraZeneca, menggunakan enzim TryPLE yang bekerja mirip seperti tripsin. Namun, enzim ini dibuat secara rekombinan dari jamur dan tidak menggunakan tripsin babi.

Simak Juga Video Berikut

Tripsin Untuk ‘Menggunting’ Sel

Virus Corona COVID-19 dari Mikroskop
Gambar menggunakan mikroskop elektron yang tak bertanggal pada Februari 2020 menunjukkan virus corona SARS-CoV-2 (kuning) muncul dari permukaan sel (merah muda) yang dikultur di laboratorium. Sampel virus dan sel diambil dari seorang pasien yang terinfeksi COVID-19. (NIAID-RML via AP)

AstraZeneca membeli sel HEK 293 sebagai sel inang dari adenovirus dari Thermo Fisher. Sel ini menempel di wadah plat dan untuk melepaskannya menggunakan enzim tripsin. 

“Untuk memindahkannya diperlukan tripsin yang sifatnya seperti gunting. Kalau sel ini kena tripsin, dia akan mengambang di medianya sehingga bisa dipindahkan,” kata Anita dalam sebuah webinar baru-baru ini.

Anita menyebut tripsin hanya digunakan untuk mengangkat sel dari wadahnya dan sel tidak bisa bercampur dengan tripsin dalam waktu yang lama.

Dalam pemaparannya, Anita menjelaskan bahwa Thermo Fisher mencuci sel tersebut, disentrifugal dengan medium cair untuk menghilangkan tripsin kemudian kembali ditambahkan medium cair sehingga sel berada dalam larutan suspensi. 

Selanjutnya, dalam proses produksi vaksin AstraZeneca yang dilakukan Oxford-AstraZeneca, sel diperbanyak dan untuk melepaskannya dari pelat digunakan enzim TryPLE. Setelah itu, dilakukan proses pencucian, sentrifugal, dan penambahan medium DMEM, serta diinkubasi.

 

Penulis: Abel Pramudya Nugrahadi

Infografis Vaksin Palsu

infografis vaksin palsu
Vaksin Palsu
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya