Denmark Setop Total Penggunaan Vaksin AstraZeneca

Denmark benar-benar menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca karena adanya laporan kemungkinan pembekuan darah yang langka

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 15 Apr 2021, 18:00 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2021, 18:00 WIB
Banner Infografis 180 Juta Warga Indonesia Target Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Banner Infografis 180 Juta Warga Indonesia Target Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta Denmark memutuskan untuk menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca untuk program imunisasi COVID-19 mereka. Keputusan itu diambil setelah adanya laporan kemungkinan risiko pembekuan darah yang langka tetapi serius.

Kebijakan itu diambil meskipun World Health Organization (WHO) dan European Medicines Agency (EMA) masih merekomendasikan penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca, mengingat manfaatnya masih lebih besar ketimbang risiko efek sampingnya.

"Kampanye vaksinasi COVID-29 di Denmark akan diteruskan tanpa vaksin AstraZeneca," kata Soren Brostrom, kepala otoritas kesehatan Denmark dalam konferensi persnya Rabu waktu setempat, seperti dikutip dari The Guardian pada Kamis (15/4/2021).

Mengutip CNA, Denmark kemungkinan akan menggunakan vaksin COVID-19 Johnson & Johnson, yang peluncurannya di Eropa juga masih ditunda terkait masalah pembekuan darah serupa. Negara itu pun masih menahan pemakaiannya.

Menurut Brostrom, penghentian vaksin AstraZeneca itu diambil karena hasil penyelidikan terhadap pembekuan darah terkait penyuntikan "menunjukkan efek samping yang nyata dan serius."

"Karena itu kami memilih untuk melanjutkan program vaksinasi untuk semua kelompok sasaran tanpa vaksin ini," katanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini


AstraZeneca Hormati Keputusan Denmark

FOTO: 6 Jenis Vaksin COVID-19 yang Ditetapkan Pemerintah Indonesia
Gambar ilustrasi menunjukkan botol berstiker "Vaksin COVID-19" dan jarum suntik dengan logo perusahaan farmasi AstraZeneca, London, Inggris, 17 November 2020. Vaksin buatan AstraZeneca yang bekerja sama dengan Universitas Oxford ini disebut 70 persen ampuh melawan COVID-19. (JUSTIN TALLIS/AFP)

Borestrom mengatakan bahwa keputusan tersebut harus dilihat hanya dalam konteks Denmark. "Saya mengerti betul alasan negara lain akan menggunakannya," katanya.

Sementara itu, pihak AstraZeneca mengatakan bahwa mereka menghormati keputusan Denmark dan akan menyediakan data-data terkait vaksin mereka, untuk kebijakan di masa depan.

"Implementasi dan peluncuran program vaksin adalah urusan yang harus diputuskan oleh masing-masing negara, berdasarkan kondisi setempat," kata perusahaan Inggris-Swedia tersebut.

Sebelum menjadi negara pertama yang benar-benar menghentikan pemakaian vaksin AstraZeneca, Denmark menjadi negara pertama yang menunda penggunaan vaksin tersebut pada Maret lalu, akibat isu keamanan.

Sejauh ini, negara tersebut telah memberikan 1 juta warga mereka (dari total populasi 5,8 juta) suntikan dosis pertama vaksin virus Corona. 77 persen mendapatkan vaksin Pfizer, 7,8 persen disuntik vaksin Moderna, dan 15,3 persen mendapatkan vaksin AstraZeneca.


Infografis Ramai-Ramai Tangguhkan Vaksin AstraZeneca, Ada Apa?

Infografis Ramai-Ramai Tangguhkan Vaksin AstraZeneca, Ada Apa? (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Ramai-Ramai Tangguhkan Vaksin AstraZeneca, Ada Apa? (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya