Soal Efek Samping Vaksin COVID-19, Satgas: Jumlahnya Tidak Signifikan

Waktu yang terbatas membuat vaksin COVID-19 tidak sempurna sehingga tidak dimungkiri adanya efek samping

oleh Benedikta Desideria diperbarui 15 Apr 2021, 18:37 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2021, 15:30 WIB
Wiku Adisasmito
Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito menyampaikan tren kematian harian COVID-19 tingkat global mengalami kenaikan periode 24 Februari-24 Maret 2021 di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (25/3/2021). (Tim Komunikasi Satgas COVID-19)

Liputan6.com, Jakarta - Vaksin COVID-19 merupakan produk farmasi baru yang dikembangkan karena adanya pandemi virus Corona. Waktu yang terbatas membuat vaksin COVID-19 tidak sempurna sehingga tidak dimungkiri adanya efek samping atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).

Meski ada efek samping usai menerima suntikan vaksin COVID-19, Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Bakti Bawono Adisasmito mengatakan bahwa jumlahnya tidak banyak dibandingkan orang yang menerima manfaat divaksinasi.

"Kemunculan tersebut tidak signifikan jumlahnya dan hanya terjadi pada beberapa orang degan indikasi kesehatan tertentu," kata Wiku dalam konferensi pers daring pada Kamis (15/4/2021).

Vaksin COVID-19 diberikan hanya pada masyarakat dalam kondisi sehat. Jika tidak, kontrol dan kendalikan terlebih dahulu masalah kesehatan baru melakukan vaksinasi.

Pemerintah juga meminta masyarakat tidak perlu khawatir mengenai keeamanan vaksin.

"Pemerintah berkomitmen memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik. Dan, memastikan efektivitas, keamanan, dan kelayakan dari vaksin COVID-19 yang akan digunakan dalam program vaksinasi," katanya.

Maka dari itu, bagi masyarakat yang tiba giliran divaksin, jangan sia-siakan kesempatan itu. Vaksinasi COVID-19 melindungi seseorang bila terinfeksi virus SARS-CoV-2, bila pun terinfeksi akan mengurangi kesakitan.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Dua Vaksin yang Dipakai Indonesia

Ketua IDI Terpilih Vaksinasi COVID-19 Bersama Nakes RSUD Cengkareng
Petugas vaksinator menunujukkan vaksin CoronaVac dari SinoVac di RSUD Cengkareng, Jakarta, Kamis (14/01/2021). Vaksinasi Covid-19 tahap awal akan menargetkan 1,48 juta tenaga kesehatan. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Indonesia menggunakan vaksin buatan Sinovac, China. Sebagian dikirim dari negara asal tapi Indonesia lewat Bio Farma juga memproduksi bulk yang datang dari China.

Sementara itu, sebagian kecil penduduk Indonesia di tujuh provinsi mendapatkan vaksin AstraZeneca. Sebanyak 1,1 juta dosis vaksin AstraZeneca yang didapat dari COVAX Facility sudah diterima Indonesia pada 8 Maret 2021.


Infografis

Infografis 17 Kondisi Orang Tak Bisa Disuntik Vaksin Covid-19 Sinovac. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 17 Kondisi Orang Tak Bisa Disuntik Vaksin Covid-19 Sinovac. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya