Liputan6.com, Jakarta Buka puasa bersama menjadi salah satu hal yang banyak dilakukan oleh para pekerja di perkantoran selama bulan Ramadan. Namun di masa pandemi COVID-19, dokter spesialis paru mengingatkan agar para pekerja tidak melakukan hal itu terlebih dulu.
Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Agus Dwi Susanto dalam sebuah temu media virtual pada Rabu (5/5/2021) menegaskan bahwa buka puasa atau makan bersama, tidak dianjurkan di masa pandemi virus corona.
Baca Juga
"Kita tahu betul ketika sedang kumpul-kumpul makan bersama, pasti kita buka masker. Inilah potensi yang terjadi penularan," kata Agus dalam temu media bertajuk "Klaster Perkantoran Meningkat Kembali, Apa yang Harus Dilakukan?"
Advertisement
Menurut Agus, orang tidak tahu siapa di sekitarnya yang positif COVID-19 tanpa gejala. "Oleh karena itu dalam masa pandemi ini tentu saja buka puasa bersama sangat tidak disarankan," tegasnya.
Apabila telah memasuki jam buka puasa seseorang masih berada di kantor, Agus lebih menyarankan untuk berbuka di meja atau tempatnya masing-masing. "Tidak perlu di satu ruangan yang khusus untuk buka puasa," kata Agus.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Bahaya Penularan Saat Makan Bersama
Selain itu, jika membeli makanan dari luar kantor, bawalah makanan ke tempat masing-masing atau take away untuk dimakan demi memenuhi syarat berbuka puasa di meja masing-masing.
"Habis itu kalau sudah selesai bisa pulang. Nanti makannya di rumah saja yang lebih banyak," katanya.
Dalam pemaparannya, Agus mengungkapkan bahwa banyak penularan COVID-19 di lingkungan kerja, termasuk di antara tenaga kesehatan, yang terjadi pada saat makan bersama.
"Ketika makan buka masker, saling berdekatan, mengobrol sambil makan. Itu tidak boleh," katanya. "Kalau misalnya makan di meja masing-masing, bawa makanan dari rumah, atau beli take away dibawa dimakan di mejanya."
"Jadi mau buka puasa mau tidak buka puasa, konsep dasarnya adalah tidak boleh makan bersama di kantor. Karena itu sudah terbukti menularkan," imbuhnya.
Advertisement