Riwayat Kesehatan Sapri Sebelum Meninggal, Gula Darah Tembus 1.100

Gula darah pasien diabetes seperti Sapri Pantun bisa lebih dari 1.000 mg/dl

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 11 Mei 2021, 14:19 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2021, 21:02 WIB
Sapri (Foto: Instagram/@sapri_pantun)
Sapri (Foto: Instagram/@sapri_pantun)

Liputan6.com, Jakarta - Komedian Sapri atau Sapri Pantun meninggal dunia pada Senin, 10 Mei 2021, setelah berjuang melawan penyakit gula atau diabetes melitus (DM).

Terkait penyakit Sapri, diungkap adik laki-lakinya, Ilyas, sewaktu pria 49 tahun tersebut dilarikan ke rumah sakit dan menjalani perawatan intensif belakangan ini.

Seperti dikutip dari kanal Youtube KH Infotainment pada Kamis, 6 Mei 2021, Ilyas mengatakan bahwa gula darah Sapri Pantun luar biasa tinggi.

"Yang bikin dia ngedrop itu pengaruh gula," kata Ilyas.

Ilyas pun mengungkap angka gula darah Sapri yang di atas 1.000. Hanya saja, Ilyas tidak sepenuhnya yakin dengan informasi yang didengarnya itu.

"Info dari adik saya, wallahualam benar apa tidaknya, tapi luar biasa tinggi banget gulanya mencapai kurang lebih 1.100," kata Ilyas.

 

Simak Video Berikut Ini


Gula Darah Pasien Diabetes Bisa Lebih Dari 1.000

Sapri
[Foto: Instagram Sapri/ sapri_pantun]

Walaupun Ilyas tidak yakin akan angka tersebut, tapi perlu diketahui bahwa kadar gula pasien diabetes melitus bisa mencapai angka sebesar itu.

Dekan Fakultas Kedokteran Indonesia Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI – RSCM), Prof Dr dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH MMB, menjelaskan, pasien dengan kadar gula darah tinggi biasanya dihubungkan dengan diabetes melitus. Dan, pada kondisi yang akut, ditemukan kadar gula dalam darah lebih dari 600.

Dalam pemeriksaan rutin, kata Ari, biasanya dokter akan mengecek kadar gula darah puasa, kemudian dua jam setelah makan.

Normalnya, kadar gula darah puasa kurang dari 100, sedangkan sesudah makan kurang dari 124. Akan tetapi ada juga yang menggunakan parameter 140.

"Nah, untuk gula darah sewaktu, bisa diambil dengan angka di 200 mg/dl. Pada orang tertentu, di mana kadar gula darahnya lebih tinggi dari 600 atau biasa disebut dengan ketoasidosis diabetik," kata Ari saat dihubungi Health Liputan6.com pada Senin malam.

"Pada kondisi ini, pasien tersebut bisa tidak sadarkan diri," ujarnya.

 


Akibat Lain Hiperglikemia

Lebih lanjut Ari, menjelaskan, hiperglikemia atau gula darah yang tinggi, akan menyebabkan tubuh berusaha untuk menghasilkan gula dengan menghancurkan lemak.

Kondisi tersebut pun akan menyebabkan terjadinya pembentukan keton-keton. Ini membuat darah menjadi asam.

"Bisa juga tidak terjadi pembentukan keton, tapi kadar gulanya begitu tinggi. Kadar gula darah terlalu tinggi, dia akan menyebabkan menarik air, yang membuat pasien kencing terus menerus, haus, dan bisa terjadi dehidrasi," katanya.

"Bahkan, kalau di atas 1.000, pasien bisa pingsan dan tak sadarkan diri. Awalnya mungkin lemas, bicara ngacau, kalau tidak diatasi dengan baik, pasien bisa jatuh dalam keadaan tidak sadar. Ini emergency," Ari menekankan.


Infografis

Infografis 4 Tips Penderita Diabetes Hindari Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 4 Tips Penderita Diabetes Hindari Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya