Perawat Keliru, Wanita di Italia Terima Sekaligus Enam Dosis Vaksin COVID-19 Pfizer

Penerima enam dosis vaksin Pfizer tersebut kemudian dipantau selama 24 jam. Pihak rumah sakit pun juga melakukan investigasi atas kasus ini

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 24 Mei 2021, 08:00 WIB
Diterbitkan 24 Mei 2021, 08:00 WIB
Vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menyetujui penggunaan vaksin Pfizer-BioNTech untuk anak-anak dengan batasan usia 12-15 tahun. (AFP/Luis Acosta)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang wanita di Italia secara tidak sengaja mendapatkan sekaligus enam dosis vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech. Namun, ia dilaporkan tidak mengalami efek samping serius.

Dikutip dari Live Science, Minggu (23/5/2021), kejadian itu terjadi di Noa Hospital di Tuscany pada 9 Mei lalu oleh seorang wanita 23 tahun. Perawat saat itu salah menyuntikkan pasien dengan seluruh botol vaksin Pfizer yang sebenarnya berisi enam dosis.

Kesalahan terjadi karena perawat mengira bahwa botol yang ia suntikan telah melewati langkah pengenceran yang harus dilakukan sebelum vaksin diberikan.

Masing-masing enam dosis vaksin seharusnya dikeluarkan dari botol aslinya dan dimasukkan ke dalam botol baru, di mana tiap dosis tersebut kemudian diencerkan.

"Keduanya adalah cairan transparan dengan kepadatan yang sama. Sayangnya ini menimbulkan kesalahan," kata Tommaso Bellandi, Direktur Keamana Pasien untuk otoritas kesehatan Tuscany,

Perawat itu segera menyadari kekeliruannya. Penerima vaksin itu lalu diawasi selama 24 jam di rumah sakit. Ia juga mendapat cairan dan obat penurun demam sebagai tindakan pencegahan.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

Dilakukan Pemantauan Berkala

FOTO: 6 Jenis Vaksin COVID-19 yang Ditetapkan Pemerintah Indonesia
Vaksin COVID-19 Pfizer Inc and BioNTech dipotret di Rumah Sakit Anak Rady, San Diego, California, Amerika Serikat, 15 Desember 2020. Vaksin COVID-19 buatan Pfizer telah mendapat otorisasi darurat di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Singapura, dan Meksiko. (ARIANA DREHSLER/AFP)

Antonella Vicenti, Direktur Penyakit Menular di Noa Hospital mengatakan bahwa pihak rumah sakit lalu melaporkan kejadian itu ke otoritas kesehatan setempat dan keluarga pasien.

"Pasien tidak mengalami demam dan sakit apapun kecuali nyeri di titik inokulasi, tidak ada juga manifestasi lainnya," kata Vicenti seperti dikutip dari Webmd.

Vicenti mengatakan bahwa pasien tersebut hanya sedikit takut, dan dia dipantau di rumah sakit hingga keesokan paginya. Pada 10 Mei, pasien tersebut sudah diperbolehkan pulang.

Pihak rumah sakit pun telah melakukan investigasi atas kesalahan ini. Selain itu, mereka juga akan menjalankan tes darah pada pasien tersebut secara berkala, untuk melihat respon imun dan efek jangka panjang dari kejadian tersebut.

"Ini sesuatu yang seharusnya tidak pernah terjadi," kata Bellandi. "Sayangnya, karena keterbatasan kita sebagai manusia, serta organisasi, hal-hal ini bisa terjadi."

Kesalahan semacam ini memang bukan pertama kalinya. Beberapa waktu lalu, seorang lansia 91 tahun di Ohio, Amerika Serikat mengalami syok usai menerima dua dosis vaksin COVID-19 dalam sehari.

Pada April lalu, 77 narapidana di penjara negara bagian Iowa di Fort Madison, AS juga menerima enam kali dosis normal vaksin Pfizer akibat kesalahan. Tidak ada dari mereka yang mengalami rawat inap. Namun beberapa mengalami nyeri lengan, tubuh, dan demam.

Infografis Ramai-Ramai Tangguhkan Vaksin AstraZeneca, Ada Apa?

Infografis Ramai-Ramai Tangguhkan Vaksin AstraZeneca, Ada Apa? (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Ramai-Ramai Tangguhkan Vaksin AstraZeneca, Ada Apa? (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya