PPKM Darurat, Testing Acak Dinilai Bisa Pengaruhi Kedisiplinan Masyarakat

Pakar kesehatan masyarakat mengatakan bahwa testing COVID-19 secara acak juga bisa mempengaruhi psikologis dan kedisiplinan masyarakat saat PPKM darurat

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 08 Jul 2021, 15:00 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2021, 15:00 WIB
Tes usap pengunjung kafe dan warkop di Depok
Aparat gabungan melakukan operasi yustisi di wilayah Sawangan dan Bojongsari, Depok. Petugas juga melakukan tes usap antigen secara acak kepada pengunjung kafe dan warkop. (Liputan6.com/Dicky)

Liputan6.com, Jakarta Pemeriksaan atau testing acak COVID-19, dinilai bisa mempengaruhi kedisiplinan masyarakat selama PPKM darurat. Cara ini juga dianggap bisa menjadi bentuk komunikasi nyata, selain kampanye protokol kesehatan.

"Yang menarik, masyarakat itu tidak sekadar kata-kata yang mereka inginkan," kata Hermawan Saputra, Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) dalam dialog virtual KPCPEN, Rabu (7/7/2021).

"Anggaplah pada sudut-sudut keramaian publik ada random testing dilakukan, itu akan membuat otomatis akan segan keluar rumah." ujarnya. "Masyarakat kita itu tipikal yang takut diperiksa,"

Menurut Hermawan, ketika masyarakat tahu ada posko tes acak atau random testing, ini berarti mereka akan tahu jika positif, dirinya akan dipisahkan dengan keluarga.

"Ini cara-cara komunikasi yang riil, yang sebenarnya juga bagian dari fungsi testing, tracing, dan treatment, di kala memang harus kita paralelkan dengan kampanye di dalam PPKM darurat ini."

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

Dua Makna dalam Menemukan Kasus Secara Cepat

Rapid Test Antigen Acak Diterapkan di Kawasan Puncak Bogor
Wisatawan melakukan tes cepat (rapid test) Antigen COVID-19 di kawasan Pasar Cisarua, Bogor, Jumat (12/2/2021). Tes cepat antigen oleh petugas gabungan Satgas Covid-19 itu dilakukan secara acak untuk antisipasi penyebaran COVID-19 dari wisatawan di kawasan Puncak Bogor. (merdeka.com/Arie Basuki)

Hermawan pun berharap agar skenario yang dilakukan secara maksimal oleh pemerintah daerah, juga disertai dengan adanya posko atau tempat tes acak.

Dia mengatakan, dari tes acak juga ada pesan bahwa saat rumah sakit penuh, masyarakat yang ditemukan terpapar COVID-19 karena tidak disiplin atau berkerumun, dia akan diisolasi mandiri di tempat yang terbatas secara gerak sosial.

Menurut Hermawan, upaya untuk menemukan kasus COVID-19 secara cepat sendiri memiliki dua makna. Pertama adalah untuk mengukur risiko dan mengetahui dampak pada populasi di lingkungan.

"Yang kedua memberikan efek kepada masyarakat, psikologi, karena begitu mereka keluar rumah mereka harus siap di-testing secara random sewaktu-waktu oleh pemerintah setempat," kata Hermawan.

Setiap Orang Harus Dicurigai

FOTO: Pedagang Pasar Tasik Jalani Swab Test COVID-19
Petugas medis mengambil sampel saat menggelar swab test COVID-19 di Pasar Tasik, Jakarta, Kamis (2/7/2020). Tes yang dilakukan secara acak bagi pedagang itu bertujuan untuk mendeteksi serta mencegah penyebaran COVID-19 di kawasan Pasar Tasik. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Hermawan melanjutkan, dalam ilmu epidemiologi, dalam kondisi wabah, setiap orang dalam populasi harus dicurigai terpapar penyakit.

"Jadi kalau dalam keadaan wabah seseorang harus dicurigai terpapar. Hanya persoalan testing dan diagnostik saja yang bisa membuktikan orang itu positif atau negatif," katanya.

Konsep semacam ini pun dianggap sebagai sebuah konsep dasar dalam epidemiologis.

"Sehingga kita paralel, ketika PPKM darurat bagian dari edukasi kedisiplinan termasuk menjaga jarak, menggunakan masker, dan lain-lain, juga harus kita 3T tadi," kata Hermawan.

Hermawan mengatakan, ketika dari sisi treatment fasilitas kesehatan tengah berpacu menambah fasilitas, testing dan tracing atau pelacakan pun juga harus dilakukan secara masif dan acak.

Infografis Waktu Tepat Tes Swab dan Mengulangi bila Hasilnya Negatif Covid-19

Infografis Waktu Tepat Tes Swab dan Mengulangi bila Hasilnya Negatif Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Waktu Tepat Tes Swab dan Mengulangi bila Hasilnya Negatif Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya