Liputan6.com, Jakarta - Adanya stok vaksin yang terbatas, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) meminta pemerintah daerah (pemda) memprioritaskan kabupaten/kota dengan kasus COVID-19 tinggi. Cara ini salah satu strategi demi menurunkan laju penularan virus Corona di daerah-daerah dengan kasus COVID-19 tinggi.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi menerangkan, pemda harus mengatur jumlah vaksin COVID-19 yang didistribusikan. Tak dimungkiri, dalam pembagian distribusi vaksin pun menjadi tidak merata.
Advertisement
"Pemerintah daerah harus membuat strategi dengan ketersediaan stok vaksin COVID-19 yang ada. Artinya, dalam membagi untuk vaksinasi, mungkin tidak bisa sama di seluruh kabupaten/kota," terang Nadia saat dialog Update Percepatan Vaksinasi COVID-19 pada Selasa, 27 Juli 2021.
"Jadi, mungkin harus difokuskan pada kabupaten/kota dengan jumlah kasus COVID-19 yang sangat tinggi dan laju penularannya sangat tinggi."
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Distribusi Vaksin COVID-19 ke Daerah Aglomerasi Jawa-Bali
Siti Nadia Tarmizi melanjutkan, distribusi vaksin COVID-19 dilakukan secara bertahap. Pemda pun harus mengatur daerah mana saja yang harus diprioritaskan.
Untuk target sasaran vaksinasi COVID-19, butuh 208 juta penduduk Indonesia yang harus divaksin.
"Dari total kebutuhan 460 juta dosis vaksin, yang mana Indonesia baru menerima 30 persen. Artinya, kita harus selalu bisa meng-cover 30 persen dari 208 penduduk. Tentunya, dengan sistem distribusi yang harus dilakukan secara bertahap, karena ketersediaan vaksin terbatas," lanjut Nadia.
"Maka, pemerintah daerah harus mengatur prioritasnya. Misalnya, dalam ketersediaan vaksin ini 50 persen kita fokuskan kepada Jawa dan Bali. Nah, dari 50 persen Jawa-Bali itu, kita fokuskan kembali ke 57 kabupaten/kota aglomerasi."
Adapun wilayah aglomerasi di Jawa dan Bali, seperti Jabodetabek, Bandung Raya, Semarang Raya, Surabaya Raya, dan lainnya.
Advertisement