Liputan6.com, Jakarta Untuk memastikan keamanan terjamin, seluruh vaksin yang akan disuntikkan melewati proses yang tidak sederhana. Pemantauan terhadap aspek mutu, keamanan, dan khasiat vaksin COVID-19 terus dilakukan.
"Perlu diketahui, seluruh vaksin untuk penyakit, termasuk vaksin COVID-19 yang mendapatkan izin disuntikkan kepada masyarakat telah melewati proses yang tidak sederhana," terang Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, Kamis (2/9/2021).
"Hal ini semata-mata demi memastikan kualitas dan keamanan vaksin yang terjamin. Proses pemantauan mutu vaksin dalam membentuk kekebalan terhadap virus Corona bersifat berkelanjutan."
Advertisement
Baca Juga
Pemantauan vaksin tidak berhenti terhadap pengujian di laboratorium atau uji netralisasi saja, melainkan diteruskan kepada pemantauan kemampuan di dalam tubuh dengan skala komunitas atau masyarakat. Hasil pemantauan vaksin pada tubuh manusia ini menghasilkan angka efikasi dan efektivitas.
"Pada intinya, angka efikasi maupun efektivitas memiliki makna yang sama, yaitu hasil pengukuran kemampuan vaksin dalam membentuk kekebalan terhadap penyakit," lanjut Wiku.
"Perbedaannya, angka efikasi didapatkan dari hasil uji klinis yang menggunakan populasi uji coba yang lebih rendah jumlahnya dan variasinya. Umumnya, dipilih non acak."Â
Nilai efikasi menjadi standar yang harus dimiliki, sebelum badan otoritas yang berwenang mengeluarkan Emergency Use Authorization (EUA) dan Emergency Use Listing (EUL). Sementara itu, angka efektivitas diperoleh dari hasil penggunaan pada masyarakat.
Populasi pun bersifat acak dan beragam secara demografis, seperti usia, jenis kelamin, kondisi kesehatan, dan lain sebagainya.
Â
** #IngatPesanIbuÂ
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Mengetahui Efektivitas Vaksin Melalui Uji Netralisasi
Wiku Adisasmito menambahkan, pengamatan hasil vaksinasi riil di lapangan dapat menunjukkan efektivitas vaksin dalam mencegah keparahan, gejala kematian, dan risiko perawatan di rumah sakit. Perhitungan efektivitas ini sudah seharusnya dilakukan oleh Pemerintah beserta dukungan dari berbagai kemitraan.
"Upaya ini sejalan dengan proses percepatan cakupan vaksinasi kepada masyarakat luas demi menjamin bahwa kekebalan benar-benar terbentuk," tambahnya.
Upaya mencari tahu efektivitas vaksin pun akan membutuhkan sumber daya dan waktu yang tidak sedikit, maka uji netralisasi dapat dilakukan, khususnya saat terjadi dinamika penularan penyakit yang tidak terduga seperti mutasi virus.
Uji netralisasi tersebut berbasis laboratorium dengan tujuan mengamati kemampuan antibodi sebagai salah satu komponen kekebalan tubuh, yang ditimbulkan oleh vaksinasi dalam mengikat virus.
"Uji netralisasi menjadi penting digunakan saat adanya kebutuhan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat, terutama saat muncul importasi kasus yang mengandung varian baru saat upaya vaksinasi telah dijalankan," imbuh Wiku.
Advertisement