Liputan6.com, Jakarta Lonjakan kasus COVID-19 pada Juli 2021 kini sudah mulai menurun. Penurunan ini terbilang lebih cepat ketimbang pada kasus di gelombang ke-1.
Salah satu alasan cepatnya penurunan kasus ini adalah masyarakat Indonesia yang sudah mulai memiliki antibodi.
Menurut survei pada Maret dengan 5.000 sampel, ditemukan bahwa 44 persen penduduk Indonesia sudah memiliki antibodi atau sistem imun.
Advertisement
“Hasil survei pada Maret menunjukkan 44 persen penduduk Indonesia sudah punya antibodi. Sebagian besar antibodi ini akibat terinfeksi karena pada Maret itu vaksinasi belum banyak, hanya pada nakes dan pejabat publik,” kata epidemiolog Universitas Indonesia (UI) yang terlibat dalam survei tersebut, Pandu Riono dalam diskusi daring Antara, Kamis (21/10/2021).
Baca Juga
Survei tersebut juga menunjukkan bahwa jumlah perempuan yang memiliki antibodi lebih tinggi ketimbang laki-laki. Hal ini kemungkinan karena perempuan lebih banyak melakukan aktivitas seperti belanja ke pasar dan sebagainya, lanjut Pandu.
Apakah Surveinya Akurat?
Terkait keakuratannya, Pandu menjelaskan bahwa survei itu telah dipresentasikan di mana-mana dengan organisasi yang biasa melakukan survei di Indonesia.
“Mereka mengakui bahwa survei yang kita lakukan di Jakarta itu baik. Jakarta adalah sampel Indonesia, kita lihat distribusi sampel kemudian pembobotan atau analisis, kalibrasi, distribusi berdasarkan jenis kelaminnya sama dengan distribusi populasi Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2020.”
“Jadi apapun yang kita lakukan dari hasil sampel yang sudah dianalisis dengan benar itu hasilnya mencerminkan kondisi di populasi.”
Advertisement
Imun pada Populasi
Pandu juga menjelaskan, antibodi atau imun pada populasi dihasilkan dari vaksinasi, infeksi, atau kombinasi.
“Kalau kombinasi, itu artinya superimunitas atau sangat bagus imunitasnya. Jadi orang yang pernah terinfeksi kemudian vaksinasi itu diharapkan bisa mengatasi semua varian yang ada termasuk Delta atau varian baru yang mungkin akan datang.”
Walau demikian, penanganan pandemi bukan hanya terkait vaksinasi, tapi ada pula testing, tracing, treatment, mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
“Kalau ini dilakukan secara serius, maka kita bisa mengendalikan pandemi.”
Infografis Boleh dan Tidak Boleh Sebelum - Setelah Vaksinasi COVID-19
Advertisement