Sudah Ada Sejak Dulu, Begini Sejarah Spirit Doll di Indonesia dan Thailand

Spirit doll tengah ramai diperbincangkan di Indonesia. Pasalnya, beberapa artis mulai mengadopsi dan memperlakukannya layaknya anak sendiri.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 07 Jan 2022, 15:00 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2022, 15:00 WIB
ilustrasi spirit doll
ilustrasi spirit doll Foto oleh İsra Nilgün Yılmaz dari Pexels

Liputan6.com, Jakarta Spirit doll tengah ramai diperbincangkan di Indonesia. Pasalnya, beberapa artis mulai mengadopsi dan memperlakukannya layaknya anak sendiri.

Menurut seorang indigo yang juga memiliki spirit doll, Nena, keberadaan boneka yang juga disebut boneka arwah sudah ada sejak zaman dulu.

Sigale-gale adalah boneka kayu menyerupai manusia dan biasanya patung ini berada di rumah adat Batak Desa Tomok. Boneka ini digerakkan oleh manusia yang berada di belakang patung Sigale-gale,” kata Nena kepada Health Liputan6.com melalui pesan tertulis.

Menurut legenda masyarakat suku Batak, Sigale-gale adalah putra tunggal kesayangan dari raja Rahat. Namun, Sigale-gale meninggal karena sakit. Raja merasa sangat kehilangn anaknya, kemudian demi mengobati kesedihan, maka dibuatlah sebuah boneka kayu yang menyerupai Sigale-gale, lanjut Nena.

“Kemudian diadakan ritual memanggil arwah Sigale-gale, sehingga boneka itu bisa menari-nari dengan diiringi musik adat Batak. Kini, tarian boneka kayu ini menjadi daya tarik wisata, dan boneka digerakkan oleh 2 atau 3 orang.”

Dan spirit doll itu sendiri adalah boneka arwah yang terkadang bisa diisi dengan anak-anak atau remaja bahkan yang sudah tua, tergantung yang mengisi, kata Nena.

Simak Video Berikut Ini

Boneka Arwah di Thailand

Nena
Nena, indigo yang memiliki spirit doll. Foto: tangkapan layar Instagram book_of_nena_

Wanita kelahiran 1992 juga menjelaskan terkait boneka arwah di Thailand. Menurutnya, di Thailand hal seperti ini bukanlah hal yang mengejutkan atau dianggap tidak benar karena di sana sebagian besar penduduknya menganut keyakinan Hindu dan Buddha.

Dalam keyakinan tersebut, diajarkan Cinta Kasih yang harus dipancarkan kepada seluruh makhluk baik yang terlihat maupun tidak terlihat.

“Jadi ajaran itu diadopsi ke dalam budaya spiritual, salah satunya adalah Luk Thep (spirit dolls dari Thailand).”

Di Negeri Gajah Putih, budaya spiritual itu sudah ada sejak ribuan tahun silam bahkan sebelum masuknya ajaran agama. Hingga saat ini budayanya masih dipraktikkan tapi disesuaikan dengan aturan dan ajaran agama agar lebih ke arah harmonisasi.

Roh Anak-Anak yang Meninggal Penasaran

Pada konsepnya, Luk Thep di Thailand di modernisasikan dari kebudayaan kuno yang disebut sebagai Gumanthong.

“Jadi intinya mereka ini adalah roh anak-anak yang meninggal penasaran, rata-rata diaborsi sehingga menjadi gentayangan.”

“Daripada roh anak-anak yang polos ini diculik oleh para dukun ilmu hitam untuk dijadikan hal-hal negatif seperti tuyul dan lain-lain, maka dijemputlah roh-roh ini oleh para pendeta yang memiliki kemampuan khusus dari keyakinan Hindu Buddha,” ujar Nena.

Kemudian, roh tersebut disucikan terlebih dahulu dengan doa serta diajarkan ajaran kebaikan. Sampai waktunya tiba, mereka akan dicarikan orangtua asuh yang bersedia menampung mereka sebagai anak.

Infografis 6 Cara Dukung Anak dengan Long COVID-19 Kembali ke Sekolah

Infografis 6 Cara Dukung Anak dengan Long Covid-19 Kembali ke Sekolah. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 6 Cara Dukung Anak dengan Long Covid-19 Kembali ke Sekolah. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya