Cegah Stunting pada Anak, Inilah Pentingnya Berikan ASI Eksklusif

Salah satu cara mencegah stunting adalah dengan memberikan ASI eksklusif pada bayi

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Jan 2022, 08:00 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2022, 08:00 WIB
Pentingnya Konsumsi ASI bagi Bayi di Masa Pandemi
Ilustrasi ibu dan bayi (pexels.com/Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Satuan Tugas (Satgas) ASI Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Klara Yuliarti SpK(A) menyebut bahwa stunting masih menjadi salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia hingga saat ini.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kemenkes RI pada 2018, angka stunting di Indonesia capai 30,8 persen.

Terlebih lagi, kata Klara, kondisi ini dapat berulang hingga ke generasi berikutnya.

"Tak hanya memengaruhi ukuran tubuh anak, membuat tinggi badannya tidak sama dengan anak-anak lain, tapi juga memengaruhi kecerdasannya," kata Klara pada diskusi virtual belum lama ini.

Beruntung stunting dapat dicegah. Salah satunya dengan memberikan air susu ibu (ASI) eksklusif pada bayi di usia nol hingga enam bulan yang dilanjutkan hingga usia dua tahun. Serta memberikan makanan pendamping air susu ibu (MPASI) yang tepat dan bernutrisi lengkap mulai usia enam bulan.

Klara, menjelaskan, ini disebabkan ASI mengandung enzim pencernaan dan zat penangkal penyakit seperti makrofag, limfosit, immunoglobulin, laktoferin, serta bakteri Lactobacillus bifidus yang baik bagi tubuh.

"ASI membentuk sistem kekebalan tubuh bayi, mencegah dari infeksi penyakit, dan membuat bayi tidak mudah rewel," katanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Alasan stunting harus dicegah

Jika stunting tidak dicegah, kondisi ini dapat menimbulkan dampak jangka pendek dan jangka panjang. Jangka pendeknya, stunting dapat memengaruhi perkembangan otak. Sedangkan dalam jangka panjang, dapat mengurangi kapasitas kognitif.

Klara lalu menambahkan bahwa secara metabolik, kekurangan nutrisi pada golden age atau masa emas akan menyebabkan terjadinya perubahan dari kemampuan metabolisme. 

Anak stunting akan menjadi lebih mudah gemuk karena kemampuan untuk membakar lemak mereka lebih rendah dibandingkan anak yang tidak stunting.

Akibatnya, angka kejadian Non Communicable Disease (NDC) atau penyakit tidak menular meningkat, seperti diabetes, obesitas, dan lain-lain.

"Jadi ini kenapa stunting itu sangat berbahaya," Klara menerangkan.


ASI juga dapat mengurangi risiko penyakit lainnya

Selain menurunkan risiko stunting, memberikan ASI juga dapat mengurangi risiko berbagai penyakit lainnya, seperti diabetes melitus, obesitas, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi di kemudian hari.

Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa bayi yang mendapat ASI eksklusif lebih jarang mengalami diare dan masalah pencernaan lainnya, dikutip dari Klikdokter.

Ini disebabkan tubuh bayi mendapatkan zat kekebalan dari ASI sehingga dapat membantu melawan serangan infeksi.

Reporter: Lianna Leticia


Infografis Syarat Lansia, Komorbid hingga Ibu Menyusui Disuntik Vaksin Covid-19

Infografis Syarat Lansia, Komorbid hingga Ibu Menyusui Disuntik Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Syarat Lansia, Komorbid hingga Ibu Menyusui Disuntik Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya