Liputan6.com, Jakarta - Ketua Tim Peneliti Vaksin Merah Putih dari Universitas Airlangga (Unair) Fedik Abdul Rantam menyampaikan garis besar timeline uji klinik vaksin COVID-19 karya anak bangsa. Uji klinik fase 1 pun sudah mulai dilakukan dengan mengumpulkan relawan vaksin.
Target relawan uji klinik Vaksin Merah Putih fase 1 mencapai 90 orang. Selanjutnya, relawan uji klinik fase 2 ditargetkan hingga 500 orang.
Advertisement
Baca Juga
"Sampai hari ini (10/2/2022), peserta uji klinik yang kami dapatkan ada 63 orang dan mudah-mudahan sudah selesai cukup sampai 90 orang nanti. Ini fase 1 ya," kata Fedik saat konferensi pers di Kantor MUI, Jakarta pada Kamis, 10 Februari 2022.
"Setelah itu, sebulan berikutnya akan dilanjutkan ke fase kedua, sekitar 400-500 orang dan Insya Allah bulan April nanti akan menginjak ke fase 3. Tentunya, keseluruhan fase ini dilalui jika semua hasil imunisasi atau vaksinasi iaman. Itulah persyaratan yang harus kita lalui, aman dan mempunyai kemampuan netralisasi tinggi."
Vaksin Merah Putih ini merupakan vaksin yang dikembangkan Unair dan PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia. Tempat uji klinik Vaksin Merah Putih akan dilakukan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Soetomo Surabaya.Â
"Mohon doanya agar kami dapatkan support (dukungan) secara spiritual. Itu sangat penting sekali. Vaksin ini memang asli buatan dari kami sendiri," lanjut Fedik.
"Kebetulan saya sendiri sebagai Ketua Tim Peneliti Vaksin Merah Putih dari Unair. Semoga ke depan, uji klinik Vaksin Merah Putih menjadi lebih baik."
Vaksin Merah Putih Aman dan Halal
Pada 10 Februari 2022, Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga telah resmi menyatakan, Vaksin Merah Putih buatan Unair-Biotis suci dan halal. Sertifikat Halal ini memberikan jaminan penggunaan vaksin, khususnya kepada masyarakat Muslim. (Selengkapnya: Vaksin Merah Putih Unair-Biotis Resmi Kantongi Sertifikat Halal MUI)
"Dengan disupport oleh Komisi Fatwa MUI dengan sertifkat halal, ini menjadi suatu hal yang harus kita lalui. Kami beberapa kali bertemu dan berdiskusi dengan para ahli dari Lembaga Pengkajian Pangan dan Obat-obatan (LPPOM) MUI," Fedik Abdul Rantam menambahkan.
"Perjalanan Vaksin Merah Putih seperti apa ya bisa digunakan oleh masyarakat Indonesia dengan halal dan toyyiban (bermanfaat bagi tubuh). Halal dan aman ini menjadi penting."
Fedik juga berterima kasih kepada MUI atas pemberian Sertifikat Halal dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk perizinan uji klinik. Apalagi Vaksin Merah Putih buatan Unair-Biotis ini adalah vaksin COVID-19 pertama karya anak bangsa yang memasuki masa uji klinik.
"kami ucapkan terima kasih kepada MUI terkait bimbinagn, support, dan pendampingan sehingga kami mendapatkan sertifikasi halal. Selain itu juga dari BPOM demikian," imbuhnya.
"Saya kira ini merupakan realisasi antara government (pemerintah), kemudian akademisi dan industri. Kebetulan kami dari platform inactivated yang lebih dahulu melaksanakan uji klinik. Kamu sudah mulai kick off (uji klinik) kemarin."
Advertisement