Liputan6.com, Jakarta Karya Edy Ginting dari olahan sampah menjadi lukisan sudah banyak diketahui oleh warganet. Pria satu ini kerap membagikan cerita dibalik karyanya lewat akun media sosial Instagram maupun TikTok @edy_art_studio.
Edy mengungkapkan bahwa sebenarnya ia sudah lama berkecimpung dalam hal pengolahan limbah sampah, tepatnya sejak tahun 2000. Hal tersebut menjadi caranya untuk mengampanyekan manfaat sampah.
Baca Juga
Hasil Quick Count Pilkada Palembang Terupdate, Ratu Dewa-Prima Salam Unggul Hampir 50 Persen
Lika-liku Ridwan Kamil dalam Pilgub Jakarta 2024, Sering Dihujat karena Rendahkan Martabat Perempuan hingga Cuitan Lawasnya Dibongkar
Menang Pilgub Kalteng, Agustiar Sabran-Edy Pratowo Unggul Versi Quick Count
Saat berbincang dengan Health Liputan6.com, Edy menceritakan bahwa ia juga menggunakan hasil dari jerih payahnya membuat pesanan lukisan untuk anak-anak di pedalaman.
Advertisement
"Saat saya dapat dana dari lukisan pesanan, itu lebih saya alokasikan ke beli buku, tas, sepatu, dan sebagainya untuk anak-anak di pedalaman," ujar Edy melalui sambungan telepon ditulis Sabtu (12/2/2022).
"Karena memang kegiatanku selama 21 tahun ini istilahnya nomaden, berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain untuk membuat kegiatan-kegiatan di bidang edukasi," tambahnya.
Sejak dulu, Edy berfokus pada edukasi terkait lingkungan, pemanfaatan limbah sampah dalam home industry, konservasi, hingga pencegahan illegal fishing.
Menurut Edy, sebenarnya hal tersebut merupakan tugas bersama. Hanya saja, dibandingkan menunggu orang lain untuk melakukannya, Edy memilih untuk melakukannya sendiri.
Berlakukan dua sistem lukisan
Edy mengungkapkan, selama ini ia memberlakukan dua sistem terkait lukisannya. Ada yang merupakan lukisan pesanan, ada pula lukisan idealisme.
"Jadi lukisan pesanan ini misalnya wajah, itu harganya tiga sampai lima juta, melihat tingkat kesulitannya. Nah kalau itu untuk pesanan, siapa saja bisa pesan," kata Edy.
Dana yang didapat dari lukisan pesanan itulah yang ia alokasikan untuk anak-anak di pedalaman. Sedangkan untuk lukisan idealisme sendiri, Edy meletakkannya dalam galeri.
"Kalau lukisan idealisme, itu memang jarang aku publikasi karena kita terkait kontrak dengan galeri. Jadi hanya galeri yang bisa mengambil lukisan itu. Kalaupun ada orang yang mau beli, itu harus berhubungan dengan galeri,"
"Tapi kalau masalah harga rata-rata lukisan idealis itu yang paling murah di angka 15 juta karena ngerjainnya bisa dua bulan. Ada yang empat bulan, ada yang sampai tujuh bulan," ujarnya.Â
Advertisement