Liputan6.com, Jakarta - Kezaliman adalah salah satu dosa besar yang bisa membawa seseorang pada kehancuran, baik di dunia maupun di akhirat. Dalam keseharian, kita sering mendengar tentang berbagai macam bentuk kezaliman baik berupa tindakan, perkataan, ataupun sikap yang merugikan orang lain.
Namun, sering kali orang-orang yang melakukan perbuatan zalim merasa tidak ada akibat yang langsung terjadi pada diri mereka. Padahal, kezaliman tidak akan dibiarkan begitu saja oleh Allah SWT.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Allah telah memperingatkan umat manusia melalui ayat-ayat dalam firman-Nya bahwa kezaliman akan berujung pada hukuman yang pedih.
اِنَّمَا السَّبِيْلُ عَلَى الَّذِيْنَ يَظْلِمُوْنَ النَّاسَ وَيَبْغُوْنَ فِى الْاَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّۗ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ
Artinya: Sesungguhnya kesalahan hanya ada pada orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di bumi tanpa (mengindahkan) kebenaran. Mereka itu mendapat siksa yang pedih. (QS. Asy-Syura: 42)
Meskipun terkadang kezaliman tidak langsung mendatangkan azab, namun ada fase-fase yang menunjukkan bahwa azab tersebut mulai mendekat bagi orang-orang yang zalim. Berikut uaraiannya dikutip dari cahayaislam.id.
Saksikan Video Pilihan ini:
Fase Pertama
Pertama, ada fase yang disebut Al-ImHâl wa Al-Imlâ’ (Pembiaran dan Penangguhan). Pada fase ini Allah memberi kesempatan hamba-Nya untuk menyadari kesalahannya dan bertaubat. Dalilnya adalah dalam QS. Al A’raf ayat 183, yaitu:
وَاُمْلِيْ لَهُمْۗ اِنَّ كَيْدِيْ مَتِيْنٌ ١٨٣
Wa umlî lahum, inna kaidî matîn
“Dan Aku akan memberikan tenggang waktu kepada mereka. Sungguh, rencana-Ku amat tangguh dan terencana, kuat, dan tidak ada yang menandinginya.”
Advertisement
Fase Kedua
Setelah fase pembiaran dan penangguhan, apabila orang yang berbuat zalim tidak segera bertaubat, maka akan memasuki fase kedua yaitu berupa istidraj. Istilah tersebut mengarah pada proses yang melenakan seseorang.
Pelaku perbuatan zalim tidak akan mengalami kesulitan berarti dalam hidupnya. Bahkan, hartanya bisa berlimpah ruah sehingga seseorang itu semakin lalai dengan Allah SWT. Dalilnya ada dalam QS. Al A’raf ayat 182 sebagai berikut:
وَٱلَّذِينَ كَذَّبُوا۟ بِـَٔايَٰتِنَا سَنَسْتَدْرِجُهُم مِّنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ
Wallażīna każżabụ bi`āyātinā sanastadrijuhum min ḥaiṡu lā ya’lamụn
“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui.”
Fase Ketiga
Ternyata, fase ketiga lebih parah dari istidraj yakni berupa pemolesan hingga terlihat cantik. Jadi, hal-hal yang dilarang oleh agama Islam malah terlihat lebih menarik di mata orang zalim. Akhirnya mereka melanggar larangan Allah SWT. Penjelasannya terdapat pada QS. An Naml ayat 24:
جَدْتُّهَا وَقَوْمَهَا يَسْجُدُوْنَ لِلشَّمْسِ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطٰنُ اَعْمَالَهُمْ فَصَدَّهُمْ عَنِ السَّبِيْلِ فَهُمْ لَا يَهْتَدُوْنَۙ ٢٤
Wajattuhâ wa qaumahâ yasjudûna lisy-syamsi min dûnillâhi wa zayyana lahumusy-syaithânu a‘mâlahum fa shaddahum ‘anis-sabîli fa hum lâ yahtadûn
“Aku (burung Hudhud) mendapati dia dan kaumnya sedang menyembah matahari, bukan Allah. Setan telah menghiasi perbuatan-perbuatan (buruk itu agar terasa indah) bagi mereka sehingga menghalanginya dari jalan (Allah). Mereka tidak mendapat petunjuk.”
Advertisement
Fase Keempat
Pada fase keempat, orang yang melakukan perbuatan zalim akan mendapatkan azab sangat dahsyat sebagai ganjaran atas perbuatannya. Hal ini diterangkan dengan jelas di QS. Hud ayat 102 yang berbunyi:
وَكَذٰلِكَ اَخْذُ رَبِّكَ اِذَآ اَخَذَ الْقُرٰى وَهِيَ ظَالِمَةٌۗ اِنَّ اَخْذَهٗٓ اَلِيْمٌ شَدِيْدٌ ١٠٢
Wa kadzâlika akhdzu rabbika idzâ akhadzal-qurâ wa hiya dhâlimah, inna akhdzahû alîmun syadîd
"Demikianlah siksaan Tuhanmu apabila Dia mengazab (penduduk) negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya siksaan-Nya sangat pedih lagi sangat berat."
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)