Liputan6.com, Jakarta Data harian sebaran COVID-19 per 15 Mei 2022 pukul 12.00 WIB menunjukkan penambahan kasus baru sebanyak 257. Angka ini turut menambah akumulasi kasus positif COVID-19 di Indonesia menjadi 6.050.776.
Penambahan juga terjadi pada kasus sembuh sebanyak 293 sehingga akumulasinya menjadi 5.889.534.
Baca Juga
Sayangnya, kasus meninggal juga masih meningkat walau tidak terlalu signifikan seperti beberapa bulan sebelumnya. Hari ini kasus meninggal tercatat ada 5 orang.
Advertisement
Di sisi lain, kasus aktif mengalami penurunan sebanyak 41 sehingga total kasus aktif hingga saat ini adalah 4.784.
Data juga menunjukkan jumlah spesimen sebanyak 100.901 dan suspek sebanyak 2.386.
Laporan dalam bentuk tabel turut merinci penambahan kasus terbanyak di 5 provinsi. Kelima provinsi itu adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, dan Bali.
-DKI Jakarta hari ini melaporkan 93 kasus positif baru dan 78 orang telah sembuh.
-Jawa Barat 40 kasus baru dan 145 sembuh dari COVID-19.
-Jawa Timur 32 kasus konfirmasi baru dan 18 orang sembuh.
-Banten 23 kasus baru dan 8 sembuh.
-Bali di peringkat kelima dengan 20 kasus baru dan 8 orang sembuh.
Provinsi lain tidak menunjukkan penambahan kasus yang terlalu signifikan. Bahkan ada 11 provinsi tanpa penambahan kasus positif sama sekali. Provinsi-provinsi itu adalah Aceh, Bengkulu, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, dan Papua.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Capaian Vaksinasi 15 Mei 2022
Selain menunjukkan rincian perkembangan kasus, data dari Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 juga menunjukkan capaian vaksinasi per 15 Mei 2022.
Data menunjukkan ada penambahan capaian vaksinasi pada dosis pertama, kedua, dan ketiga alias booster.
-Vaksinasi pertama hari ini mengalami penambahan sebanyak 48.035 sehingga akumulasinya menjadi 199.604.493.
-Vaksinasi kedua hari ini mengalami penambahan sebanyak 91.850 sehingga akumulasinya menjadi 166.252.348.
-Sedangkan, vaksinasi ketiga atau booster hari ini mengalami penambahan sebanyak 250.980 sehingga akumulasinya menjadi 42.666.345.
Total penambahan capaian vaksinasi hari ini adalah 390.865 sehingga akumulasinya menjadi 408.523.186. Sedangkan, target sasaran vaksinasi adalah 208.265.720. Artinya, capaian vaksinasi sudah jauh melampaui target pemerintah.
Meski begitu, masyarakat yang belum mendapat vaksinasi diimbau untuk segera mendapatkannya. Pasalnya, vaksinasi memiliki manfaat yang luar biasa terutama bagi kelompok rentan seperti lanjut usia (lansia) dan orang dengan komorbid.
“Manfaat perlindungan vaksin terutama pada lansia itu luar biasa, makanya lebih baik kita divaksinasi dan merasakan sedikit gejala-gejala efek samping.”
“Tapi kan gejala-gejala efek samping itu akan hilang dalam dua sampai tiga hari. Jadi manfaat vaksin itu jauh lebih besar daripada keluhan efek sampingnya,” kata Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) Siti Nadia Tarmizi dalam seminar daring Geriatri TV dikutip Rabu (11/5/2022).
Advertisement
Menuju Endemi?
Baru-baru ini Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, Indonesia secara de facto telah menuju endemi.
"Secara de facto, Indonesia sudah menuju endemi," kata Muhadjir dalam keterangan tertulis, Kamis (12/5/2022).
Menurutnya, hal ini didasari indikator-indikator yang menunjukkan perbaikan situasi pandemi. Indikator-indikator tersebut seperti angka kasus aktif COVID-19 hingga kematian yang menunjukkan penurunan.
“Intinya pokoknya dilihat dari angka kasus aktif, positivity rate, tingkat okupansi rumah sakit, kemudian angka kematian sekarang sudah ada tanda-tanda bukan tertinggi dari penyakit yang ada," kata Muhadjir dalam keterangannya, Kamis (12/5/2022).
Mantan Direktur Penyakit Menular Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara Prof. Tjandra Yoga Aditama kemudian menanggapi pernyataan tersebut. Menurutnya, kalau memang benar sudah ada pernyataan dari PMK maka pihak PMK yang dapat menjawab secara pasti apa saja fakta di lapangan terkait Indonesia menuju endemi.
“Tetapi yang jelas kasus sudah melandai, kematian sudah ditekan, positivity rate sudah rendah dan reproductive number dikabarkan sudah di bawah satu. Kalau semua angka tetap landai dalam beberapa bulan ke depan maka tentu situasi akan terkendali,” ujar Tjandra kepada Health Liputan6.com melalui pesan tertulis, Sabtu (15/5/2022).
Jika Landai Terus dan Tak Ada Varian Baru
Tjandra menambahkan, status endemi dapat dicapai ketika angka-angka tersebut bisa tetap landai dalam beberapa bulan dan tidak ada varian baru.
“Kalau angka-angka dapat tetap landai beberapa bulan dan juga kalau tidak ada varian baru.”
Status endemi secara global juga belum bisa dipastikan kapan akan terjadi. Hal ini tergantung pada situasi di masa depan, apakah COVID-19 memburuk atau berangsur-angsur membaik.
“Ada 3 skenario, base scenario, best scenario dan worst scenario, tergantung apa yang akan terjadi di waktu mendatang.”
Di sisi lain, masing-masing negara bisa saja menyebutkan bahwa di negaranya COVID-19 sudah terkendali, lanjut Tjandra.
Adapun strategi yang bisa dilakukan agar status endemi segera tercapai adalah public health and social measure, test, trace and treat (3T), dan vaksinasi.
Dalam keterangannya, Muhadjir juga menyampaikan, meskipun memang kasus COVID-19 sudah semakin membaik, tapi masyarakat perlu tetap waspada dan berhati-hati. Mengingat kasus meninggal dan yang terjangkit juga masih ada.
"Tetapi dilihat dari beberapa indikator itu kita sebetulnya de facto (secara fakta) sudah menuju ke endemi," kata Muhadjir.
Advertisement