Liputan6.com, Jakarta Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) pada Jumat menyatakan telah mendeteksi 11 kasus baru cacar monyet, menjadikan total infeksi yang dikonfirmasi di negara itu menjadi 20 kasus.
Inggris sebelumnya telah melaporkan total sembilan kasus penyakit virus yang biasanya ringan, yang ditandai dengan gejala demam serta ruam bergelombang yang khas.
Baca Juga
"Kami memperkirakan peningkatan ini akan berlanjut dalam beberapa hari mendatang dan lebih banyak kasus diidentifikasi di masyarakat yang lebih luas. Bersamaan dengan ini kami menerima laporan tentang kasus lebih lanjut yang diidentifikasi di negara lain secara global," kata Kepala Penasihat Medis UKHSA Susan Hopkins dalam sebuah pernyataan, dikutip Antaranews, Sabtu (20/5/2022).
Advertisement
"Kami terus menyelidiki dengan cepat sumber infeksi ini dan meningkatkan kesadaran di kalangan profesional kesehatan."
Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid mengatakan dia telah memberi tahu para menteri kesehatan negara G7 tentang apa yang diketahui sejauh ini tentang wabah tersebut.
"Sebagian besar kasusnya ringan, dan saya dapat mengonfirmasi bahwa kami telah mendapatkan dosis vaksin lebih lanjut yang efektif melawan cacar monyet," kata Javid di Twitter.
Tidak ada vaksin khusus untuk cacar monyet tetapi UKHSA mengatakan vaksin cacar memang menawarkan perlindungan.
Â
Â
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Apa itu cacar monyet?
Cacar monyet atau Monkeypox Pertama kali diidentifikasi pada monyet, penyakit ini biasanya menyebar melalui kontak dekat dan sebagian besar terjadi di Afrika barat dan tengah.
UK Health Security Agency (UKHSA) mengatakan sebagian besar kasus baru-baru ini di Inggris dan Eropa telah ditemukan pada pria gay dan biseksual.
Dengan pemberantasan cacar pada 1980 silam dan penghentian selanjutnya dari vaksinasi cacar, monkeypox telah muncul sebagai orthopoxvirus yang paling penting bagi kesehatan masyarakat.
"Cacar monyet terutama terjadi di Afrika Tengah dan Barat, seringkali di dekat hutan hujan tropis dan semakin sering muncul di daerah perkotaan. Hewan inang termasuk berbagai hewan pengerat dan primata non-manusia," begitu penjelasan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melansir laman resminya www.who.int, Jumat (20/5/2022).
Menurut WHO, masa inkubasi (interval dari infeksi hingga timbulnya gejala) cacar monyet biasanya dari 6 hingga 13 hari, tetapi dapat berkisar dari 5 hingga 21 hari.
Kemudian, gejala yang harus dipertimbangkan termasuk penyakit ruam lainnya, seperti cacar air, campak, infeksi kulit bakteri, kudis, sifilis, dan alergi terkait pengobatan.
Â
Â
Advertisement
Gejala yang perlu diwaspadai
Dikutip Klikdokter, seseorang yang terinfeksi cacar monyet umumnya menunjukkan gejala berikut:
- Demam
- Nyeri kepala berat
- Pembengkakan kelenjar limfe
- Nyeri punggungÂ
- Nyeri otot Lemas
Ciri yang khas, pada kulit timbul penderitanya akan timbul bercak kemerahan dan lenting yang berisi cairan atau nanah. Bercak dan lenting ini umumnya timbul pertama kali di wajah, lalu menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Berbagai gejala ini biasanya timbul 12 hari setelah paparan virus dan berlangsung selama 14-21 hari. Walaupun umumnya sembuh sempurna, perjalanan penyakit kerap membuat pasien menjadi sangat tersiksa karena apa yang dirasakan dan tampilan fisiknya.
Pada sebagian kasus terutama bayi, anak dan orang dengan status imun rendah, cacar monyet dapat berkembang fatal hingga mengakibatkan kematian.
Cara mencegahnya
Salah satu cara efektif mencegah penyebaran virus cacar monyet adalah dengan pemberian vaksinasi smallpox. Vaksin ini memberi perlindungan terhadap cacar air hingga 85 persennya.
Sayangnya, karena kasus smallpox telah dinyatakan tereradikasi, ketersediaan vaksin pun menjadi sangat terbatas dan tidak semua negara memilikinya.
Oleh karena itu, usaha perlindungan diri dengan metode lainnya wajib menjadi perhatian. Langkah perlindungan yang dapat dilakukan antara lain:
- Hindari kontak dengan tikus, monyet, tupai dan anjing jenis prairie, terutama yang hidup liar atau tidak diketahui status kesehatannya
- Hindari kontak langsung dengan orang yang menderita cacar monyet maupun alat- alat yang digunakan untuk merawat orang tersebut
- Hanya makan daging yang dimasak matang sempurna
- Bagi petugas kesehatan, wajib mengenakan alat pelindung diri lengkap setiap kali menangani pasien yang dicurigai menderita cacar monyet
- Jangan memelihara hewan tanpa terlebih dahulu memeriksa status kesehatannya di dokter hewan
Advertisement