Liputan6.com, Jakarta Aktor dan sutradara muda asal Amerika Serikat, Matt Ford (30) pada bulan Juni 2022 lalu mengumumkan bahwa dirinya tertular cacar monyet atau monkeypox.
Saat itu, pada 17 Juni 2022 Matt yang tinggal di Los Angeles mengatakan merasa ada lesi di kulitnya. Tak lama ia mendapat telepon dari seorang teman yang baru saja ditemui mengabari bahwa terkena monkeypox.
Baca Juga
Saat mendapat telepon itu, ia sambil memperhatikan kulitnya. Lalu, ia merasakan bahwa muncul beberaa lesi yang belum pernah ia lihat sebelumnya.
Advertisement
"Saat itu aku jadi curiga bahwa kemungkinan besar kena cacar monyet," kata Matt.
Ia juga merasa tubuhnya terasa lelah lebih dari biasanya. Kondisinya terus kurang baik hingga pada Sabtu 18 Juni. Ia juga merasakan gejala seperti sakit flu yakni demam, batuk, nyeri tenggorokan, serta berkeringat saat malam.
Pihak dinas kesehatan setempat pun sudah melakukan tracing dan ia diminta menjalani tes. Lalu, pada 25 Juni 2022 ia terkonfirmasi kena cacar monyet.
Matt yakin ia tertular usai bersentuhan dengan seseorang yang kena cacar monyet saat.
"Aku yakin, terpapar virus cacar monyet lewat kontak kulit dengan kulit dengan orang terinfeksi di Los Angeles," kata Matt mengutip laman Newsweek, Selasa (26/7/2022).
Gejala Flu Mereda tapi Lesi Makin Banyak
Selepas tanggal 25 Juni, Matt merasa gejala flu mulai mereda. Namun, malah lesi yang ada di tubuhnya semakin banyak.
"Awalnya hanya muncul di bagian dada ke atas ya sekitar lima lesi. Namun, usai flu mereda jumlahnya malah makin banyak. Ada di bahu, kaki, tangan," lanjut Matt.
"Muncul juga tiga lesi di wajah."
Lesi tersebut juga menimbulkan rasa gatal. Apalagi jika disentuh, amat tidak nyaman.
"Saat itu benar-benar buruk aku sampai tidak bisa tidur di malam hari. Sampai-sampai dokter meresepkan pereda nyeri," cerita Matt.
Kondisi gatal dan tak nyaman sampai-sampai membua Matt sulit tidur. Hal ini berlangsung sampai akhir Juni.
"Kondisi tidak nyaman itu berlangsung sampai akhir Juni. Ketika luka itu mulai sembuh dan mengelupas," cerita Matt.
Advertisement
Jalani Isolasi 2 Minggu
Pada 1 Juli 2022 ia masih menjalani masa isolasi. Itu artinya sudah dua minggu ia mengasingkan diri agar penyakit tersebut tidak menular ke banyak orang.
Bagi pria yang juga pernah menjalani isolasi gegara COVID-19 ini, ia merasa isolasi akibat cacar monyet lebih tidak menyenangkan karena lebih lama.
Pada akhir Juni, Matt menyampaikan ke publik bahwa dirinya terkena cacar monyet lewat sebuah video TikTok. Siapa sangka, banyak yang kemudian mengirimkan cerita pengalaman kena cacar monyet.
"Setelah berbicara di media sosial, banyak orang dari AS dan global, yang diam-diam menderita dengan kondisi ini, maju untuk memberi tahu aku tentang pengalaman mereka sendiri terkena cacar monyet."
Gejala Cacar Monyet
Cacar monyet per 23 Juli 2022 ditetapkan sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) atau darurat kesehatan global.
"Saya telah memutuskan bahwa wabah cacar monyet global merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional," kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Saat ini sudah ada 16 ribu lebih kasus cacar monyet global yang tersebar di 75 negara. Meski begitu, belum ada kasus di Indonesia.Â
Masih aman dari cacar monyet bukan berarti masyarakat RI tidak waspada. Masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan terutama cuci tangan, hindari kontak dengan orang yang memiliki gejala-gejala monkeypox , segera melapor ke petugas kesehatan apabila memiliki gejala-gejala awal monkeypox seperti disampaikan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, dokter Maxi Rein Rondonuwu dalam pesan tertulis pada Senin, 25 Juli 2022.
Maxi juga mengingatkan untuk segera melaporkan ke petugas kesehatan bila mengalami gejala berikut:
- Demam
- Kelainan pada kulit seperti bintik-bintik merah
- Muncul vesikel berisi cairan atau nanah
- Paling khas dari gejala cacar monyet adalah pembengkakan kelenjar getah bening pada leher dan selangkangan.
Advertisement