Liputan6.com, Jakarta Cacar monyet atau monkeypox kini menjadi penyakit yang tengah ramai diperbincangkan. Berdasarkan studi oleh The New England Journal of Medicine, 95 persen kasus cacar monyet yang terdiagnosis pada 27 April hingga 27 Juni diduga menular lewat hubungan seksual.
Studi yang terbit pada 21 Juli 2022 tersebut juga menemukan bahwa 98 persen diantara pasien yang terinfeksi merupakan gay atau pria biseksual, dan 41 persen merupakan orang dengan HIV yang terkontrol.
Baca Juga
Hingga saat ini, cacar monyet belum dinyatakan masuk dalam kategori penyakit menular seksual. Dokter spesialis penyakit dalam, Robert Sinto mengungkapkan bahwa jalur penularan cacar monyet hanya melalui droplet atau percikan air liur dan adanya kontak erat.
Advertisement
"Tidak dikatakan bahwa ini penyakit menular seksual, tapi kenapa dihubungkan dengan seksual tadi? Yang mau digarisbawahi adalah penularannya tetap melalui jalur droplet dan lewat jalur kontak," ujar Robert dalam konferensi pers Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI bertema Perkembangan Kasus Cacar Monyet (Monkeypox) di Indonesia pada Rabu, (27/7/022).
"Kalau memang hubungan seksual atau hubungan apapun yang ada kontak erat, ya jadi tertular. Jadi kontaknya ada. Ya, jadi jangan bingung dengan proses penularan yang terjadi itu," tambahnya.
Per hari ini, jumlah kasus konfirmasi cacar monyet sendiri ada sebanyak 17.156. Sepuluh negara terbesarnya adalah Spanyol (3.125), Amerika Serikat (2.581), Inggris (2.213), Prancis (1.562), Jerman (712), Belanda (712), Kanada (681), Brazil (607), Portugal (588), dan Italia (407).
Perbedaan Cacar Monyet Dulu dan Sekarang
Cacar monyet dapat terjadi pada kategori usia berapapun termasuk pada anak-anak. Namun ternyata terdapat perbedaan antara cacar monyet pada anak dan dewasa, terutama yang terjadi pada saat ini dan yang sebelumnya.
Cacar monyet pertama kali ditemukan pada tahun 1958. Dahulu, cacar monyet pernah menjadi endemi di negara-negara Afrika Barat dan Afrika Tengah.
"Sebetulnya ada perbedaan gambaran klinis yang bisa kita temukan dari laporan kasus cacar monyet yang ditemukan di Afrika dengan tiga bulan terakhir ini mulai merebak," kata Robert.
Robert menjelaskan bahwa cacar monyet yang pernah ditemukan dahulu dapat menginfeksi banyak usia, mulai dari anak-anak, wanita, dan pria. Biasanya, gejala cacar monyet yang muncul kala itu berupa dataran merah, menonjol, berisi cairan, dan terakhir akan menjadi keropeng dan melepas.
"Jadi hampir seperti cacar air. Tetapi perbedaannya adalah bahwa kalau cacar air perubahan dari satu gambaran ke gambaran lain membutuhkan waktu yang cepat --- Nah ini yang tidak terjadi pada cacar monyet. Cacar monyet gambarannya dalam satu waktu kita akan bertemu tampilan klinis yang sama," ujar Robert.Â
Advertisement
Cacar Monyet Bisa Muncul di Telapak Tangan
Lebih lanjut Robert mengungkapkan bahwa yang bisa menjadikan pembeda antara cacar air dan cacar monyet adalah munculnya bintil isi air di telapak tangan.
"Yang membedakannya lagi dengan cacar air adalah di telapak tangannya biasa terdampak. Kalau cacar air tidak di telapak tangan," kata Robert.
Pada kasus cacar monyet juga terjadi pembengkakan pada kelenjar getah bening. Sedangkan pada kasus cacar air tidak ditemukan adanya pembengkakan yang terjadi di area tersebut.
"Itu adalah gambaran klasik yang dilaporkan di Afrika. Sampai kemudian ada dua publikasi besar di tiga bulan terakhir ini yang melaporkan gambaran berbeda yang kita temukan saat ini," ujar Robert.
"Jadi cacar monyet yang tiga bulan terakhir banyak ditemukan di daerah non-endemis itu justru lesinya atau gambar kulitnya terlokalisir," tambahnya.
Lesi yang Terlokalisir pada Cacar Monyet
Robert menyebutkan bahwa pada kasus cacar monyet yang ditemukan saat ini, lesi atau luka yang muncul terlokalisir atau berada pada area yang spesifik.
"Biasanya itu di sekitar mulut, kemaluan, atau di sekitar lubang dubur. Jadi di laporannya justru localize. Jumlah lesinya juga 50 persen itu justru lima sampai 10 saja, jadi tidak menyebar dari seluruh atas sampai kaki," kata Robert.
"Karena laporannya banyak dilaporkan pada mereka yang sexual active, tentu laporan yang terjadi pada anak itu tidak banyak saat ini," Robert menjelaskan.
Robert menegaskan bahwa cacar monyet bukanlah penyakit menular seksual. Hanya saja dilaporkan penularan banyak terjadi pada mereka yang aktif secara seksual.
"Jadi jangan salah mengerti. Ini belum dinyatakan sebagai penyakit menular seksual," pungkasnya.
Advertisement