Meski Herd Immunity Tinggi, 4 Kelompok Ini Tetap Rentan Isi Daftar Angka Kematian Akibat COVID-19

Hasil survei serologi menunjukkan bahwa 98,5 persen masyarakat Indonesia sudah memiliki antibodi COVID-19. Kendati demikian, kasus kematian akibat COVID-19 masih menunjukkan penambahan.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 12 Agu 2022, 11:00 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2022, 11:00 WIB
Wiku Adisasmito
Pada konferensi pers Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) ke-7 di Media Center GPDRR di Bali, Jumat (27/5/2022), Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menekankan situasi COVID-19 di Indonesia yang terkendali harus dapat dijaga dan dipertahankan. (Dok Officer GPDRR 2022)

Liputan6.com, Jakarta - Hasil survei serologi menunjukkan bahwa 98,5 persen masyarakat Indonesia sudah memiliki antibodi COVID-19. Kendati demikian, kasus kematian akibat COVID-19 masih menunjukkan penambahan.

Terkait hal ini Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito mengatakan bahwa herd immunity atau kekebalan kelompok ibarat sebuah payung. Bila dipakai ramai-ramai dalam kondisi hujan rintik-rintik pun pasti ada yang di pinggir menjadi basah.

Demikian pula di tengah herd immunity yang tinggi ada beberapa orang yang tak terlindungi sepenuhnya. Wiku mengatakan setidaknya ada 4 kelompok yang mengisi daftar angka kematian yakni:

-Lansia tanpa atau dengan booster tapi sudah menurun imunitasnya

“Lansia normal mulai menurun imunitas dari vaksin COVID setelah 3 bulan, dewasa normal setelah 6 bulan,” kata Wiku dalam pesan tertulis dikutip Jumat (12/8/2022).

-Komorbid atau orang yang memiliki penyakit penyerta baik lansia maupun dewasa muda

-Imunitas individualnya fluktuatif dan sedang menurun, kurang istirahat, olahraga tidak teratur

-Tidak konsisten disiplin protokol kesehatan terutama menggunakan masker dan hand sanitizer atau cuci tangan.

 “Maka empat kelompok atau kombinasinya inilah yang menjadi kelompok pengisi bed (tempat tidur) rumah sakit dan terbilang dalam daftar angka kematian,” ujar Wiku dalam keterangan tertulis dikutip Jumat (12/8/2022).

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Angka Kematian Terus Naik

Angka Kematian Pasien Covid-19 saat Isolasi Mandiri Melonjak
Petugas mengenakan baju hazmat saat memakamkan jenazah pasien Covid-19 isolasi mandiri di TPU Pondok Kelapa, Jakarta, Selasa (13/7/2021). Tim Koalisi Warga LaporCovid-19 mencatat sebanyak 451 pasien Covid-19 meninggal saat menjalani isolasi mandiri. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Kasus COVID-19 yang terus bertambah setiap harinya turut meningkatkan angka kematian di Indonesia.

Menurut data harian sebaran COVID-19 per Kamis 11 Agustus 2022 pukul 12.00 angka kematian bertambah 22 sehingga  akumulasinya menjadi 157.171.

Kasus meninggal terbanyak dilaporkan dari Jakarta dengan 5 kematian disusul oleh Bali dengan 4 pasien meninggal dunia.

Sedangkan menurut COVID-19 Weekly Epidemiological Update Edition 104, minggu lalu (1-7 Agustus) Indonesia melaporkan 102 kematian akibat COVID-19.

Ini menunjukkan bahwa 98,5 persen masyarakat memiliki antibodi tak menjamin kasus kematian turun begitu saja.

Mengenai hal ini, Wiku mengatakan, sebuah hasil survei tergantung dari metode dan sampel untuk secara maksimal dapat menggambarkan keterwakilan yang diupayakan di sebuah populasi, dengan berbagai keterbatasan yang ada.

Diketahui, angka 98 persen populasi memiliki imunitas merupakan hasil sero survei yang dilakukan Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dan Tim Pandemi COVID-19 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKMUI).

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

84,5 Persen Sampel

Melihat Tes Serologi COVID-19 untuk Petugas Medis
Petugas medis saat diperiksa dengan metode Tes serologi virus Corona COVID-19 di RS Siloam Kebon Jeruk, Jakarta, Selasa (11/8/2020). Cara mendeteksinya dilakukan dengan mengambil darah pasien dan dimasukkan ke tabung darah untuk diproses di laboratorium. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Menurut anggota tim peneliti FKM UI Iwan Ariawan, sero survei ini dilakukan di 100 kabupaten/kota di 34 provinsi, dengan menyasar 20.501 responden. Namun, dari jumlah tersebut pihaknya hanya berhasil melakukan survei pada sekitar 84,5 persen sampel.

Artinya, seperti yang dikatakan Wiku bahwa sero survei masih memiliki berbagai keterbatasan salah satunya pada sampel yang tidak 100 persen. Hal ini kemudian memengaruhi keterwakilan di populasi.

Iwan juga menyampaikan bahwa bukan berarti sudah memiliki antibodi ini, penduduk tidak bisa terkena atau terinfeksi COVID-19.

"Tetap bisa terinfeksi COVID-19. Tapi risiko nanti untuk terjadinya COVID-19 berat atau risiko meninggalnya jauh berkurang dengan adanya kadar antibodi yang memadai atau tinggi," kata Iwan dalam konferensi pers, Kamis (11/8/2022).

Iwan menambahkan, dari hasil survei serologi, kadar antibodi orang Indonesia juga mengalami peningkatan sebanyak empat kali lipat dalam tujuh bulan terakhir (Desember 2021 - Juli 2022) dari sebelumnya 444,8 u/ml menjadi 2097,0 u/ml.

Hal tersebut dapat terjadi karena masyarakat Indonesia sudah melakukan vaksinasi COVID-19, dan terdapat pula masyarakat yang sudah terinfeksi virus SARS-CoV-2 sebelumnya. Sehingga peningkatan kadar antibodi pun terjadi.

Semakin Lengkap Dosis Vaksin Semakin Tinggi Antibodi

Melihat Tes Serologi COVID-19 untuk Petugas Medis
Petugas medis saat diperiksa dengan metode Tes serologi virus Corona COVID-19 di RS Siloam Kebon Jeruk, Jakarta, Selasa (11/8/2020). Cara mendeteksinya dilakukan dengan mengambil darah pasien dan dimasukkan ke tabung darah untuk diproses di laboratorium. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Perwakilan lainnya dari Tim Pandemi COVID-19 FKMUI, Muhammad N Farid mengungkapkan bahwa peningkatan penduduk yang sudah divaksinasi COVID-19 memang sudah meningkat 10 persen.

"Ini tentunya akan men-trigger cakupan yang mempunyai antibodi atau kadar antibodi itu sendiri," ujar Farid.

Dalam kesempatan yang sama epidemiologi sekaligus perwakilan Tim Pandemi COVID-19 FKMUI, dr Pandu Riono mengungkapkan bahwa peningkatan kadar antibodi tersebut ternyata paling tinggi pada kelompok yang sudah melakukan vaksinasi booster.

"Kenaikan itu ternyata paling tinggi pada kelompok yang mana? Kelompok yang di booster --- Artinya semakin lengkap dosis vaksinasi, semakin tinggi kadar antibodi," ujar Pandu.

Di sisi lain Wiku mengingatkan, prinsip dasar kesehatan masyarakat dengan perilaku hidup yang bersih dan sehat perlu dipraktikkan semua orang supaya sehat.

“Untuk yang mudah masuk angin atau sakit kalau kehujanan maka tidak cukup hanya PHBS, perlu extra pelindung. Jadi sudah jelas jawabannya dan edukasi publiknya tentang apa yang harus dilakukan,” pungkasnya.

 

Infografis Bedanya Vaksin Primer dengan Booster Covid-19
Infografis Bedanya Vaksin Primer dengan Booster Covid-19 (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya