Sempat Jadi Penyakit Mematikan, Demam Scarlet Kini Bisa Diobati dengan Efektif

Demam Scarlet yang dulunya disebut penyakit mematikan kini dapat disembuhkan dengan obat

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 15 Sep 2022, 06:00 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2022, 06:00 WIB
Ilustrasi Demam scarlet
Ilustrasi anak demam scarlet/credit: Freepik.com

Liputan6.com, Jakarta - Scarlet fever atau demam scarlet adalah infeksi yang disebabkan oleh streptokokus grup A. Ini adalah bakteri yang sama dengan bakteri penyebab radang tenggorokan.

Demam scarlet juga dikenal sebagai scarlatina dan ditandai dengan ruam serta lidah merah. Demam ini umumnya menyerang anak-anak antara usia 5 hingga 15 tahun dan jarang terjadi pada orang dewasa.

“Meskipun pernah menjadi penyakit berbahaya pada masa kanak-kanak, demam scarlet sekarang sangat dapat diobati dan jarang terjadi di sebagian besar dunia,” kata ahli penyakit infeksi Megan Coffee, MD mengutip Very Well Health, Rabu (14/9/2022).

Ia menjelaskan, demam scarlet biasanya dimulai dengan suhu tubuh naik, sakit tenggorokan, dan gejala umum lainnya dari infeksi radang, seperti sakit kepala dan kedinginan.

Setelah hari kedua, ruam muncul di kulit. Gejala ini yang membantu membedakan antara demam scarlet dengan radang tenggorokan. Ruam akan bertahan selama beberapa waktu setelah gejala awal demam scarlet merespons pengobatan. Terkadang, kulit di area tubuh tertentu akan mengelupas selama beberapa minggu.

Meskipun tidak umum, demam scarlet dapat berkembang setelah infeksi pada kulit seperti impetigo. Demam scarlet akan dimulai dengan tanda-tanda infeksi di sekitar luka atau luka bakar di permukaan kulit. Jadi, jarang dimulai dengan sakit tenggorokan.

“Dalam kasus yang sangat jarang, demam scarlet dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang yang serius, termasuk demam rematik dan masalah ginjal.”

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Penyebab dan Penularan Demam Scarlet

Penting untuk diketahui bahwa komplikasi seperti masalah ginjal sangat jarang terjadi karena mudah dicegah. Pencegahan bisa dilakukan dengan konsumsi obat untuk demam scarlet dan infeksi radang lainnya sesegera mungkin dengan dengan antibiotik lengkap.

Bakteri streptokokus (strep) grup A bertanggung jawab atas berbagai jenis infeksi, termasuk radang tenggorokan dan infeksi kulit tertentu.

Bakteri yang termasuk dalam strain grup A strep yang menyebabkan demam scarlet menghasilkan racun yang bertanggung jawab atas ruam merah dan "lidah stroberi" yang merupakan karakteristik unik dari penyakit ini.

Bakteri strep grup A melakukan perjalanan melalui tetesan cairan (droplet) yang terinfeksi yang menjadi udara ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin.

Penularan bisa terjadi ketika menyentuh sesuatu yang menjadi tempat bakteri itu mendarat dan kemudian menyentuh mulut, mata, atau hidung.

Penyakit ini lebih menyebar dalam kondisi ramai. Mencuci tangan dan menutupi batuk dan bersin dapat membantu mencegah penyebaran. Anak dengan penyakit ini masih bisa menularkan bakteri hingga dua hari setelah konsumsi antibiotik.


Diagnosis dan Penanganan Demam Scarlet

Demam scarlet didiagnosis dengan cara yang sama seperti radang tenggorokan. Pemeriksaannya mirip dengan COVID-19 yakni dengan tes usap atau swab tenggorokan.

Cairan dari tenggorokan diperiksa apakah mengandung bakteri streptokokus atau tidak. Tes cepat dapat menunjukkan hasil positif dalam waktu lima hingga 10 menit.

Ada dua aspek penting dalam mengobati demam scarlet yakni membunuh bakteri dan meredakan gejalanya.

Perawatan antibiotik yang lengkap sangat penting. Antibiotik yang paling sering digunakan adalah penisilin dan amoksisilin. Bagi orang yang alergi terhadap penisilin, ada banyak alternatif yang aman.

Untuk mengatasi gejala demam scarlet yang tidak nyaman dan terkadang menyakitkan, ada berbagai pengobatan rumahan dan pengobatan bebas.

Ini termasuk pendekatan sederhana untuk meredakan sakit tenggorokan seperti minum cairan hangat dan menjaga kelembapan udara di ruangan.

“Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) dapat menurunkan demam dan meredakan nyeri termasuk nyeri tubuh secara umum.”


Dulu Mematikan, Kini Tidak

Demam scarlet pernah menjadi penyakit yang sangat berbahaya dan umum pada masa kanak-kanak. Pada abad ke-19, penyakit ini menyebabkan banyak anak meninggal dunia.

Sekarang demam scarlet dapat diobati dengan mudah dan efektif, itu bukan lagi ancaman seperti dulu. Namun, ada beberapa wabah dalam beberapa tahun terakhir. Misalnya, mulai tahun 2014, tingkat demam scarlet mulai meningkat di Inggris dan Asia Timur seperti dilaporkan The Lancet pada 2018.

Para peneliti tidak yakin apa penyebab di balik peningkatan demam berdarah di negara-negara ini, meskipun diperkirakan bahwa resistensi terhadap antibiotik tertentu mungkin berperan di Asia.

Tetapi meskipun demam scarlet muncul kembali di wilayah tertentu di dunia, penting untuk dicatat bahwa penyakit ini tidak lagi menjadi hal mengerikan yang bisa merenggut nyawa anak-anak seperti dulu.

Delirium, Gejala COVID-19, Gejala Baru COVID-19, Gejala Covid, Gejala Baru Covid
Infografis yang menyebut bahwa delirium merupakan gejala baru dari COVID-19, penyakit yang disebabkan Virus Corona SARS-CoV-2, tersebar di media sosial dan grup WhatsApp. (Sumber: Istimewa)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya