Liputan6.com, Jakarta - Meski kasus terkonfirmasi COVID-19 di Indonesia terus turun, namun bukan berarti jumlah pasiennya tidak ada.
Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Agus Dwi Susanto menyampaikan, di RS Persahabatan Jakarta misalnya, masih ada sekitar 20 pasien yang dirawat dengan COVID-19. Begitu pun dengan pasien COVID-19 anak-anak.
Baca Juga
"Masih ada (pasien COVID-19), walaupun sudah sangat sedikit. Kasus anak sedikit sekali. Beberapa kali bahkan tidak ada yang dirawat di rumah sakit," kata Agus dalam konferensi pers “Pertemuan Ilmiah Khusus PDPI 2022 in Conjunction withrila The 2nd Indonesian Chronic Lung Disease International Meeting (ICLIME), ditulis Senin (26/9/2022).
Advertisement
Kendati demikian, dokter spesialis paru, Heidy Agustin mengingatkan para orangtua untuk tetap waspada akan gejala COVID-19 pada anak. Apalagi di masa peralihan musim seperti saat ini, anak lebih rentan terserang batuk dan pilek.
"Batuk pilek umum terjadi pada anak-anak, apalagi di musim sekarang. Ditambah, cuaca dan kondisi tidak menentu. Yang perlu diwaspadai, batuk pilek sekarang harus diwaspadai bila ada gejala COVID-19," ujarnya.
Heidy menyampaikan, anak batuk pilek harus dikaitkan dengan gejala COVID-19 yang ada, seperti misalnya apakah anak juga mengalami sakit tenggorokan, demam, dan lainnya.
"Perlu diingat, batuk pilek pada anak tidak menularkan ke orang dewasa karena jumlah virus/bakterinya sangat sedikit. Namun bisa ditelusuri apakah dia tertular dari orang dewasa, apakah dari ibu bapaknya atau susternya," ujarnya.
Pentingnya Hidup Sehat dan Vaksinasi
Pesan Heidy, untuk meningkatkan imunitas pada anak, sebaiknya orangtua selalu memenuhi kebutuhan gizinya dengan mengonsumsi sumber protein tinggi seperti telur serta makanan lain dengan gizi seimbang.
Selain itu, menjaga protokol kesehatan seperti memakai masker dan cuci tangan juga perlu dilakukan terus menerus pada anak.
Selain itu, pemberian vaksinasi lengkap pada anak penting di masa pandemi agar penyakit-penyakit menular tidak memberatkan kondisi mereka dan jadi tidak mudah sakit.
“Vaksin lengkap sangat dianjurkan karena kita tahu pandemi ini membuat kondisi kekebalan anak jauh lebih rentan terinfeksi. Kalau terinfeksi suatu penyakit kondisinya bisa jauh lebih ringan,” jelas Dokter spesialis anak Tumpal Andreas, dikutip ANTARA.
Jika anak memiliki vaksin lengkap, kata Andreas, bisa mengurangi komorbid atau penyakit bawaan yang disebabkan oleh infeksi COVID-19.
“COVID-19 itu kan punya komorbid banyak, artinya mengurangi komorbid yang bisa menyebabkan kefatalan pada kasus COVID-19,” tambahnya.
Advertisement
Anak Kelompok Rentan Terserang COVID-19
Andreas berharap vaksin COVID-19 untuk anak di bawah enam tahun segera terealisasikan agar bisa mengurangi risiko tertular pada anak.
“Di luar negeri harusnya sudah aman untuk di bawah enam tahun. Mungkin di sini belum ada, kita doakan saja izinnya bisa cepat jadi semua anak bisa mendapatkan vaksin COVID-19, ” ucapnya.
Berdasarkan data dari laman resmi Satgas COVID-19 www.covid19.go.id, anak adalah salah satu kelompok yang rentan terinfeksi virus COVID-19. Di sisi lain vaksinasi COVID-19 pada anak sudah terbukti aman.
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) pada anak juga ditemukan lebih rendah dibandingkan pada orang dewasa.
Presiden Joko Widodo juga kembali mengimbau masyarakat Indonesia untuk tetap waspada dan disiplin protokol kesehatan dan akan mengikuti World Health Organization (WHO) terkait situasi pandemi.