Liputan6.com, Jakarta - Kemunculan subvarian Omicron XBB membuat geger Singapura. Varian tersebut membuat lonjakan kasus COVID-19 menembus angka 6.000 per hari akhir-akhir ini. Sebagai negara tetangga, Indonesia turut waspada dengan varian baru COVID-19 tersebut.
Menyikapi hal tersebut, Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito menegaskan, Pemerintah Indonesia terus melakukan pengawasan dan memantau pergerakan varian Virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 di dunia.
Baca Juga
Pemantauan juga termasuk melihat pergerakan varian XBB di tiap negara. Apalagi hingga per 23 Oktober 2022, varian XBB sudah terdeteksi di lebih 17 negara di antaranya, Australia, Denmark, Filipina, Thailand, India, dan Jepang.
Advertisement
"Sampai dengan saat ini, Pemerintah terus melakukan pengawasan dan monitoring pergerakan varian baru COVID-19 pada setiap negara, termasuk Singapura," kata Wiku saat dihubungi Health Liputan6.com melalui pesan singkat pada Senin, 24 Oktober 2022.
Berkaitan peningkatan kasus COVID-19 di Tanah Air dalam dua minggu terakhir, baik kasus konfirmasi positif dan aktif, penyebab kenaikan belum secara pasti diakibatkan oleh varian XBB walau Indonesia sudah menemukan satu kasus.
Pemantauan mendeteksi penyebaran Omicron XBB masih dilakukan. Jika kenaikan kasus COVID-19 diakibatkan varian XBB, maka pelaporan kasus akan masuk ke dalam catatan Global Initiative on Sharing ALL Influenza Data (GISAID).
"Kenaikan kasus (di Indonesia) yang terjadi akibat varian XBB belum dilaporkan di GISAID," terang Wiku.
Komitmen Pakai Masker
Adanya varian Omicron XBB yang sudah terdeteksi di Indonesia, masyarakat diminta tetap menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker. Perlu upaya kesadaran bersama agar tidak terjadi kenaikan kasus COVID-19 akibat varian XBB.
"Saya mengimbau masyarakat untuk terus berhati-hati dengan berkomitmen menggunakan masker dan menjaga jarak aman," pesan Wiku Adisasmito.
"Kita harus ikut menjaga agar tidak ada kenaikan kasus akibat subvarian ini."
Adapun Laporan Harian COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia per 22 Oktober 2022 terlihat peningkatan kasus COVID-19 dalam dua minggu terakhir. Peningkatan kasus terjadi di sejumlah aspek, antara lain:
- Kasus konfirmasi positif naik 1.527 menjadi 1.962
- Kasus aktif naik dari dari 16.787 menjadi 18.153
- Pasien dirawat naik dari 2.871 menjadi 3.123
- Kasus kematian turun 2,456 persen menjadi 2,450 persen
- Kapasitas tempat tidur (Bed Occupancy Rate/BOR) naik dari 4,74 persen menjadi 5,27 persen
- Positivity rate naik dari 6,28 persen menjadi 7,49 persen
Advertisement
Aktivitas Tinggi, Pakai Masker Turun
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia Siti Nadia Tarmizi menegaskan, kenaikan kasus COVID-19 yang terjadi akhir-akhir ini tidak berkaitan langsung dengan penyebaran varian XBB.
Hal ini dikarenakan baru ada temuan satu kasus varian XBB di Indonesia yang diumumkan pada 22 Oktober 2022. Kasus pertama varian XBB di Indonesia merupakan transmisi lokal yang terdeteksi pada seorang perempuan berusia 29 tahun. Ia baru saja kembali dari Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Adanya temuan kasus varian Omicron XBB, Kemenkes bergegas melakukan upaya antisipatif dengan melakukan pemeriksaan (testing) dan pelacakan (tracing) terhadap 10 kontak erat. Hasilnya, seluruh kontak erat dinyatakan negatif COVID-19 varian XBB.
"Sampai saat ini masih ada satu kasus positif varian XBB. Kalau yang lain (kenaikan kasus COVID-19) karena memang aktivitas yang meningkat dan juga memakai masker mulai turun," terang Nadia kepada Health Liputan6.com melalui pesan singkat, ditulis Senin (24/10/2022).
Dominasi XBB di Singapura
Pada perkembangan terbaru, gelombang infeksi COVID-19 yang sedang berlangsung didorong oleh sub-varian XBB dapat mencapai puncaknya lebih awal dari pertengahan November 2022, seperti yang diperkirakan sebelumnya.
“Cukup jelas dari minggu lalu kasus sebenarnya mulai turun,” Menteri Kesehatan Ong Ye Kung mengatakan kepada wartawan pada hari Minggu (23/10/2022) di sebuah acara komunitas di GRC Sembawang.
“Kalau terus turun, berarti modeling kami sebenarnya agak pesimistis."
Mr Ong menambahkan, jika tren kasus COVID-19 turun ini berlanjut, itu berarti gelombang varian Omicron XBB telah mencapai puncaknya lebih awal dari yang diharapkan.
Sub-varian XBB Omicron atau dikenal sebagai BA.2.10, saat ini merupakan penyebab dominan infeksi COVID-19 di Singapura, menurut Ministry of Health (MOH) Singapura dalam sebuah pernyataan pada 15 Oktober 2022.
MOH menyatakan bahwa mereka memperkirakan gelombang infeksi varian XBB mencapai puncaknya sekitar pertengahan November 2022, dikutip dari The Strait Times dalam artikel berjudul, XBB Covid-19 wave may peak in S’pore earlier than mid-November: Ong Ye Kung tayang pada 23 Oktober 2022.
Situasi semakin memburuk selama gelombang COVID-19 dari varian Omicron serta gelombang XBB sedang berlangsung.
Advertisement