Angka Kematian Gagal Ginjal Akut Menurun, Menkes Budi Sebut Terkait Pemberian Fomepizole

Obat Fomepizole dapat menurunkan kematian akibat gagal ginjal akut.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 02 Nov 2022, 13:20 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2022, 13:20 WIB
Penjelasan Menkes Budi Terkait Kasus Gangguan Ginjal Akut pada Anak
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat menggelar konferensi pers “Perkembangan Gangguan Ginjal Akut di Indonesia”, di kantor Kemenkes, Jakarta, Jumat (21/10/2022). Budi sekaligus menegaskan hingga saat ini penyebab penyakit gangguan ginjal akut progresif atipikal masih belum dapat diidentifikasi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Penggunaan obat Fomepizole dinilai mampu menurunkan angka kematian akibat kasus gagal ginjal akut atau Gangguan Ginjal Akut Atipikal Progresif (GgGAPA). Fomepizole merupakan jenis antidotum atau antidot (antidote) sebagai penawar racun.

Efektivitas Fomepizole di atas disampaikan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin. Bahwa setelah pemberian Fomepizole, kondisi pasien gagal ginjal akut yang didominasi balita membaik.

Dalam upaya pencarian obat Fomepizole, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebelumnya melihat faktor risiko penyebab kasus gagal ginjal akut. Kemungkinan faktor risiko terbesar kematian anak-anak disebabkan oleh obat-obatan -- terutama obat sirup -- yang mengandung senyawa kimia melebihi ambang batas, yakni Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG).

Pembahasan faktor risiko penyebab ginjal akut dari senyawa kimia dalam obat sirup dilakukan tanggal 17 Oktober 2022. Diskusi dilakukan bersama para pakar dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), epidemolog, farmakolog, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dan perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Kita segera mencari obatnya. Karena kita sudah tahu penyebabnya kira-kira apa, faktor risiko terbesar untuk penyakit ini ya kita cari obatnya obatnya, kita temui, kita terapkan dan sekali lagi mendukung hipotesa kami," jelas Budi Gunadi saat Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR di Gedung DPR RI, Komplek Parlemen Senayan, Jakarta pada Rabu, 2 November 2022.

"Ternyata obat (Fomepizole) ini yang merupakan antidot dari faktor risiko tadi, begitu diberikan langsung, menurunkan level kematiannya (gagal ginjal akut). Ini juga mendukung faktor risiko terbesar, penyebabnya berasal dari senyawa kimia yang ada di obat-obatan dan sesuai dengan penemuan WHO pada tanggal 5 Oktober 2022."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


146 Vial sudah Terdistribusi

Vaksin COVID-19
Obat (pexels.com/cottonbro)

Pada konferensi pers, Juru Bicara Kemenkes RI Mohammad Syahril mengatakan, sebanyak 146 vial obat Fomepizole sudah terdistribusikan ke 17 rumah sakit rujukan.

"Kami ingin menyampaikan bahwa sampai dengan 31 Oktober 2022, kita mendatangkan obat Fomepizole  sebanyak 146 vial dan sudah kita sebarkan di 17 rumah sakit yang ada di Indonesia ini," katanya saat Press Conference Update Penanganan Gangguan Ginjal Akut (AKI) yang disiarkan dari Gedung Kemenkes RI Jakarta pada Selasa, 1 November 2022.

"Jadi rumah sakitnya ada di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Aceh, Yogyakarta, Sumatera Barat, Sumatera Utara sampai ke Sumatera Selatan. Jadi sudah ada 146 vial yang sudah kita distribusikan."

Selain itu, Pemerintah juga masih mempunyaia stok obat Fomepizole sejumlah 100 vial. Artinya, jumlah akumulatif stok Fomepizole sejumlah 246 vial.

"Kita masih mempunyai stok 100 vial lagi dan kita total sebanyak 246 vial sudah mendatangkan obat Fomepizol atau obat penawar untuk gagal ginjal akut," lanjut Syahril.


Fomepizole dari Jepang

Ilustrasi
Ilustrasi obat (dok. pexels/cottonbro)

Sebelumnya, obat gangguan ginjal akut injeksi, Fomepizole 1,5 mL dalam bentuk vial telah tiba di Indonesia pada Sabtu (29/10/2022) dini hari. Sebanyak 200 vial didatangkan dari Jepang, yang merupakan donasi dari PT Takeda Indonesia.

Fomepizole akan langsung dikirim ke instalasi Farmasi Pusat. Obat tersebut keluar langsung dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten pukul 2 dini hari pada Sabtu (29/10/2022) setelah melewati proses pengecekan di bandara.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin berterima kasih atas donasi Fomepizole dari PT Takeda Indonesia.

“Hibah ini dilaksanakan dengan itikad baik atas nama kemanusiaan untuk kepentingan kesehatan anak Indonesia” ucapnya di Jakarta pada Sabtu, 29 Oktober 2022.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan akan mendistribusikan obat tersebut sesuai yang dibutuhkan kepada seluruh rumah sakit rujukan tingkat provinsi di Indonesia. 

"Obat antidotum ini akan diberikan secara gratis kepada seluruh pasien di Indonesia," lanjut Budi Gunadi dalam pernyataan resmi yang diterima Health Liputan6.com, Sabtu (29/10/2022).


Tak Ada Efek Samping

bayi sakit
Ilustrasi bayi yang sedang sakit/copyright unsplash.com/Jonathan Borba

Menkes Budi Gunadi Sadikin menegaskan, hasil uji coba obat Fomepizole untuk menangani pasien gagal ginjal akut tidak ada efek samping.

Obat Fomepizole sudah diujicobakan kepada 10 pasien gagal ginjal akut yang dirawat di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Setelah menerima Fomepizole dalam bentuk injeksi, kondisi pasien yang didominasi anak di bawah 5 tahun tersebut membaik dan stabil.

"Efek samping obat? Enggak ada kok," ucap Budi Gunadi saat ditemui Health Liputan6.com di sela-sela acara 'G20 2nd Health Ministers Meeting' di Hotel InterContinental Bali Resort, Bali pada Jumat, 28 Oktober 2022.

Fomepizole pun diberikan secara gratis kepada seluruh pasien gangguan ginjal akut. Indonesia sebelumnya telah mendatangkan 10 vial Fomepizole dari Singapura, yang diujicoba ke pasien RSCM. Selanjutnya akan datang dari Australia, Amerika Serikat dan Jepang.

"Yang penting, yang mau saya sampaikan begini, obatnya sudah ditemukan dan obatnya sudah dites dari 10 orang anak yang kena di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, itu tujuh (anak) totally (sepenuhnya) sembuh," terang Menkes Budi Gunadi.

"Dan tiga anak lainnya itu tidak memburuk (kondisi stabil), karena penyakit ini (gagal ginjal akut) memburuknya cepat sekali, di hari kelima, dia kena kemudian memburuk dan meninggal. Jadi, kita pastikan bahwa obatnya ada."

Infografis 3M Turunkan Risiko Covid-19 Berapa Persen?
Infografis 3M Turunkan Risiko Covid-19 Berapa Persen? (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya