Uji Coba Fomepizole untuk Ginjal Akut, Menkes Budi: Enggak Ada Efek Samping

Uji coba obat Fomepizole untuk gagal ginjal akut tidak ada efek samping yang terjadi.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 26 Des 2022, 07:31 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2022, 07:00 WIB
Penjelasan Menkes Budi Terkait Kasus Gangguan Ginjal Akut pada Anak
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menggelar konferensi pers “Perkembangan Gangguan Ginjal Akut di Indonesia”, di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Jumat (21/10/2022). Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan dari data yang dilaporkan sudah ada 241 kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal atau acute kidney injury (AKI) di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Bali Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin menegaskan, hasil uji coba obat Fomepizole untuk menangani pasien gagal ginjal akut atau Gangguan Ginjal Akut Atipikal Progresif (GgGAPA) tidak ada efek samping.

Obat Fomepizole sudah diujicobakan kepada 10 pasien gagal ginjal akut yang dirawat di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Setelah menerima Fomepizole dalam bentuk injeksi, kondisi pasien yang didominasi anak di bawah 5 tahun tersebut membaik dan stabil.

"Efek samping obat? Enggak ada kok," ucap Budi Gunadi saat ditemui Health Liputan6.com di sela-sela acara 'G20 2nd Health Ministers Meeting' di Hotel InterContinental Bali Resort, Bali pada Jumat, 28 Oktober 2022.

Obat Fomepizole merupakan jenis antidotum atau antidot (antidote). Antidotum adalah jenis obat penawar racun. Penatalaksanaan terapi keracunan pada umumnya disebut terapi antidotum.

Fomepizole pun diberikan secara gratis kepada seluruh pasien gangguan ginjal akut. Indonesia sebelumnya telah mendatangkan 10 vial Fomepizole dari Singapura, yang diujicoba ke pasien RSCM. Selanjutnya akan datang dari Australia, Amerika Serikat dan Jepang.

"Yang penting, yang mau saya sampaikan begini, obatnya sudah ditemukan dan obatnya sudah dites dari 10 orang anak yang kena di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, itu tujuh (anak) totally (sepenuhnya) sembuh," terang Menkes Budi Gunadi.

"Dan tiga anak lainnya itu tidak memburuk (kondisi stabil), karena penyakit ini (gagal ginjal akut) memburuknya cepat sekali, di hari kelima, dia kena kemudian memburuk dan meninggal. Jadi, kita pastikan bahwa obatnya ada."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


200 Vial Fomepizole dari Jepang

Obat Fomepizole untuk Gagal Ginjal Akut
Sebanyak 200 vial obat Fomepizole untuk gagal ginjal akut, yang merupakan donasi dari PT Takeda Indonesia yang berpusat di Jepang tiba di Indonesia pada Sabtu, 29 Oktober 2022 dini hari. (Dok Kementerian Kesehatan RI)

Obat gangguan ginjal akut injeksi, Fomepizole 1,5 mL dalam bentuk vial telah tiba di Indonesia pada Sabtu (29/10/2022) dini hari. Sebanyak 200 vial didatangkan dari Jepang, yang merupakan donasi dari PT Takeda Indonesia.

Fomepizole akan langsung dikirim ke instalasi Farmasi Pusat. Obat tersebut keluar langsung dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten pukul 2 dini hari pada Sabtu (29/10/2022) setelah melewati proses pengecekan di bandara.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin berterima kasih atas donasi Fomepizole dari PT Takeda Indonesia.

“Hibah ini dilaksanakan dengan itikad baik atas nama kemanusiaan untuk kepentingan kesehatan anak Indonesia” ucapnya di Jakarta pada Sabtu, 29 Oktober 2022.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan akan mendistribusikan obat tersebut sesuai yang dibutuhkan kepada seluruh rumah sakit rujukan tingkat provinsi di Indonesia. 

"Obat antidotum ini akan diberikan secara gratis kepada seluruh pasien di Indonesia," lanjut Budi Gunadi dalam pernyataan resmi yang diterima Health Liputan6.com, Sabtu (29/10/2022).


Pasien Tak Lagi Butuh Ventilator

Gejala Anak Sakit
Ilustrasi ibu yang sedang memeriksa gejala penyakit yang diderita anaknya. Credits: pexels.com by Gustavo Fring

Sebelumnya, telah diketahui 10 dari 11 pasien gangguan ginjal akut yang mengonsumsi obat sirup yang diduga tercemar senyawa kimia tertentu berangsur membaik kondisinya selepas diberi obat selama dalam perawatan di RSCM.

Dari jumlah tersebut, tiga orang anak sudah tidak membutuhkan ventilator dan satu orang sudah dipulangkan. Hasil uji coba di RSCM dapat disimpulkan bahwa obat Fomepizole memberikan dampak positif untuk pengobatan pasien gangguan ginjal akut.

Indonesia telah mendatangkan Fomepizole dari Singapura, Australia, dan Jepang. Selanjutnya, menyusul akan datang dari Amerika Serikat (AS).

"Ini upaya yang kita lakukan untuk melakukan pencegahan peningkatan kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal. Kita akan didistribusikan ke seluruh rumah sakit pemerintah yang merawat pasien gangguan ginjal akut,” Menkes Budi Gunadi Sadikin menambahkan.

Adanya Fomepizole juga menghindari tingkat keparahan sehingga angka kematian gagal ginjal akut dapat diredam sehingga membuat angka kesembuhan sangat baik.

"Yang kena serangan ginjal, data kami (Kementerian Kesehatan RI) kan 57 persen meninggal. Itu tujuh sudah sembuh, yang tiga biasanya kondisi menurun, sesudah dikasih (Fomepizole) jadi stabil," terang Budi Gunadi dalam acara 'Gerakan Aksi Nasional Bergizi' di Ponpes Al-Wathoniyah Pusat Putri, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur pada Rabu, 26 Oktober 2022.

"Tapi yang tujuh sudah sembuh. Oleh karena itu, obatnya efikasinya, keampuhannya bagus."


Fomepizole Aman untuk Anak

Bacaan Doa Ketika Anak Sakit
Ilustrasi Anak dan Orangtua Credit: pexels.com/MikhaS

Dalam jurnal berjudul, Ethylene glycol or methanol intoxication: Which antidote should be used, fomepizole or ethanol? yang ditulis S J Rietjens, Dylan De Lange, dan J Meulenbelt, sebagian besar laporan kasus keracunan Etilen Glikol menunjukkan, bahwa Fomepizole aman dan efektif pada populasi anak.

Hasil studi menunjukkan, semua pasien sembuh tanpa gejala sisa. Satu-satunya yang reaksi dilaporkan selama terapi Fomepizole pada anak-anak adalah nistagmus sementara (transient nystagmus) pada anak berusia 6 tahun. Namun,tidak jelas apakah efek ini terkait dengan Fomepizole.

Nistagmus adalah kondisi ketika bola mata membuat gerakan yang cepat dan berulang tanpa disengaja. Kondisi ini bisa menyebabkan gangguan penglihatan, seperti pandangan yang kabur atau tidak fokus.

Dosis Fomepizole harus ditingkatkan setelah 48 jam. Fomepizole pada umumnya ditoleransi dengan baik, meskipun kadang-kadang ada iritasi di tempat suntikan, mual, pusing, takikardia, sakit kepala, eosinofilia, sedikit peningkatan hati transaminase, agitasi dan kejang dilaporkan.

Walau begitu, studi dari jurnal yang terbit di The Netherlands Journal of Medicine pada Februari 2014 ini, tidak diketahui apakah sebagian besar dari efek di atas, disebabkan oleh pengobatan Fomepizole itu sendiri atau efek dari keracunan etilen glikol atau metanol.

Sebagai catatan, peneliti menyatakan, tidak ada bukti ilmiah yang meyakinkan apakah Fomepizole harus digunakan sebagai pengobatan lini pertama etilen glikol dan keracunan metanol. Keputusan untuk menggunakan Fomepizole tergantung pada ketersediaan dan biaya penawar racun, fasilitas hemodialisis, karakteristik pasien dan pengalaman dokter dengan obat penawar spesifik.

Infografis STOP! Jangan Minum Obat Sirup Dulu, Termasuk Parasetamol Cair
Infografis STOP! Jangan Minum Obat Sirup Dulu, Termasuk Parasetamol Cair (Liputan6/com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya