Liputan6.com, Jakarta - Apa yang terlintas dalam benak Anda bila mendengar soal jasa sewa pacar atau pacar sewaan? Beberapa dari Anda mungkin merasa tak biasa, sebagian lainnya nampak sudah tak asing dengan jasa yang satu ini.
Jasa sewa pacar awalnya banyak ditemui di Jepang. Kini, fenomena sewa pacar menjadi lumrah di Jakarta, Bandung, dan mungkin kota lainnya. Ya, kota yang ramai. Namun tak selalu ramai untuk pemilik jiwa-jiwa yang merasa sepi.
Baca Juga
Pacar sewaan mudah ditemui di media sosial. Tarifnya beragam dan bisa Anda pilih sesuai kebutuhan. Mulai dari sekadar teman curhat melalui pesan singkat hingga servis yang menawarkan teman makan dan pendamping acara.
Advertisement
Tarif pacar sewaan dipatok mulai dari Rp500 per menit untuk telepon. Ada pula yang menawarkan harga Rp300.000 untuk menemani Anda datang ke acara seperti nikahan sepupu, teman, atau mantan.
Anda pun bisa membayar biaya tambahan bila hendak dikirimi selfie dari si pacar sewaan atau ingin melakukan video call bersamanya. Saat bertemu, ada yang memperbolehkan untuk berfoto bersama tanpa mengekspos wajah.
Tak berhenti di sana, jasa sewa pacar sendiri menerapkan sejumlah aturan. Anda diharuskan sedang melajang, tidak menanyakan informasi pribadi, tidak diperbolehkan ada sentuhan fisik yang tidak sesuai aturan atau lebih.
Lalu, apa yang sebenarnya jadi pemicu kemunculan fenomena pacar sewaan? Benarkah anak muda di Indonesia tengah dilanda kesepian dan butuh teman untuk menghabiskan waktu bersama?
Melihat fenomena satu ini, Anda mungkin berpikir bahwa pacar sewaan dipesan oleh mereka yang merasa kesepian saja. Pasalnya, tak selalu begitu.
Bangga karena Tak Ingin Disebut Jomblo
Psikolog anak, remaja, dan keluarga Universitas Kristen Maranatha Bandung, Efnie Indriani mengungkapkan bahwa memiliki pendamping hidup untuk sebagian orang merupakan bentuk kebanggaan.
"Sehingga saat seseorang belum memiliki dan kebetulan saat ini ada yang menyediakan jasa, maka penyewaan pun akan dilakukan," ujar Efnie melalui keterangan pada Health Liputan6.com, Jumat (4/11/2022).
"Jadi, menyewa pacar bukan sekadar bentuk untuk mendapatkan affection. Namun bisa sebagai upaya untuk mempertahankan 'pride' tersebut dihadapan orang lain," tambahnya.
Menurut Efnie, kesepian memang mungkin menjadi salah satu faktor, yang umumnya ditakuti oleh manusia. Akan tetapi biasanya rasa sepi itu tidak selalu disadari oleh manusia.
"Hal ini (kesepian) seringkali tidak disadari. Lonely tidak selalu sampai membuat seseorang menyewa pacar juga. Biasanya orang yang kesepian lebih membutuhkan relasi yang memang memiliki emotional attachment yang sesungguhnya," kata Efnie.
Advertisement
Ingat Ini Bila Hendak Sewa Pacar
Sedangkan dalam hal menyewa pacar, Efnie menyarankan untuk mengingat bahwa relasi itu hanya bersifat profesional. Penting untuk mengingat bahwa itu tidak bisa menawarkan rasa seperti pacar sungguhan.
"Sebaiknya harus mengingat bahwa ini adalah relasi yang bersifat profesional. Jadi kita tidak bisa meminta lebih seperti layaknya relasi pacaran yang sesungguhnya dan memiliki emotional attachment," ujar Efnie.
Menurut Efnie, akan lebih baik bila tidak meminta sesuatu yang berlebihan. Seperti ingin diperhatikan atau mengharapkan pacar sewaan Anda untuk segera beradaptasi dengan Anda.
"Jangan meminta demand yang berlebihan. Misalnya minta diperhatikan lebih, meminta orang tersebut bisa dengan segera beradaptasi dengan kita, menyentuh bagian fisiknya dengan bebas," kata Efnie.
"Apapun yang terjadi, ini hanya bentuk relationship yang bersifat profesional, bukan relationship yang memiliki emotional attachment."
Faktor Pemicu Kesepian
Lebih lanjut Efnie mengungkapkan bahwa kesepian bisa disebabkan oleh banyak hal. Umumnya, orang bisa merasa kesepian ketika tidak ada orang-orang di sekitarnya yang bisa masuk ke dalam hati.
"Jadi relasi yang terbentuk hanya bersifat perifer semata. Butuh chemistry memang agar seseorang bisa dirasakan sesuai dan bisa mengisi hati kita. Meskipun itu sebagai sahabat," ujar Efnie.
Efnie menjelaskan, seseorang bisa merasa tidak kesepian saat sudah ada rasa nyaman yang muncul dalam dirinya dan keselarasan dalam berperilaku.
"Sehingga komunikasi yang terjalin bisa saling menguatkan," kata Efnie.
Menurut Efnie, saat merasa kesepian, Anda dapat mulai mencari komunitas yang sesuai dengan minat. Carilah komunitas tersebut lebih lanjut dan kemudian pelan-pelan mengikuti kegiatannya.
"Karena terkadang tanpa disadari dari sanalah kita bisa menemukan sahabat dan bisa terkoneksi dengan kehidupan sosial," ujar Efnie.
Advertisement