Liputan6.com, Jakarta Kasus COVID-19 masih mengalami penambahan. Hari ini, Jumat 9 Desember 2022 pukul 12.00 WIB penambahannya sebanyak 2.501.
Angka ini turut menambah akumulasi kasus positif COVID-19 di Indonesia menjadi 6.695.010.
Baca Juga
Tiga provinsi dengan penambahan kasus baru terbanyak adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Seperti biasa, DKI Jakarta menempati peringkat pertama sebagai penyumbang kasus terbanyak di Indonesia. Provinsi ini melaporkan penambahan kasus baru sebanyak 818 dan pasien sembuh 2.200 orang.
Advertisement
Jawa Barat menyusul dengan 610 kasus baru dan 902 pasien sembuh. Di peringkat ketiga ada Jawa Timur dengan 269 kasus konfirmasi baru dan 298 orang sembuh dari COVID-19.
Penambahan juga terjadi pada kasus sembuh sebanyak 4.711 sehingga akumulasinya menjadi 6.491.519.
Sayangnya, kasus meninggal masih mengalami penambahan. Hari ini penambahannya sebanyak 36 sehingga akumulasinya menjadi 160.175.
Meski demikian, kasus aktif turun sebanyak 2.246 sehingga akumulasinya menjadi 43.316.
Data juga menunjukkan jumlah spesimen sebanyak 53.846 dan suspek sebanyak 4.182.
Capaian Vaksinasi Hari Ini
Laporan Satgas COVID-19 turut menunjukkan penambahan capaian vaksinasi per 9 Desember 2022. Penambahan ini terjadi pada keempat suntikan. Baik vaksinasi primer pertama dan kedua maupun vaksinasi booster pertama dan kedua.
Rincian penambahan capaian vaksinasi hari ini adalah:
- Vaksinasi pertama bertambah 15.246 sehingga akumulasinya menjadi 203.812.556.
- Vaksinasi primer kedua bertambah 23.548 sehingga akumulasinya menjadi 174.417.086.
- Vaksinasi booster pertama alias suntikan ketiga bertambah 81.740 sehingga akumulasinya menjadi 67.430.996.
- Vaksinasi booster kedua atau suntikan keempat bertambah 18.341 sehingga akumulasinya menjadi 999.523. Awalnya, vaksinasi ini khusus untuk tenaga kesehatan (nakes), kini booster kedua sudah boleh disuntikkan pula pada kelompok lanjut usia (lansia).
Laporan Sebelumnya
Di hari sebelumnya, yakni pada Kamis 8 Desember 2022 pukul 12.00 WIB penambahan kasus baru tercatat sebanyak 2.977.
Angka ini turut menambah akumulasi kasus positif COVID-19 di Indonesia menjadi 6.692.509.
Ada tiga provinsi dengan penambahan kasus baru terbanyak. Ketiga provinsi itu adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
DKI Jakarta melaporkan 1.038 kasus positif baru dan 2.600 orang sembuh. Jawa Barat menyusul dengan 764 kasus konfirmasi baru dan 648 orang telah sembuh. Jawa Timur 277 kasus baru dan 310 orang sembuh dari COVID-19.
Penambahan juga terjadi pada kasus sembuh sebanyak 5.188 sehingga akumulasinya menjadi 6.486.808.
Sayangnya, kasus meninggal juga masih bertambah dengan 27 orang wafat sehingga akumulasinya menjadi 160.139.
Sedangkan, kasus aktif mengalami penurunan sebanyak 2.168 sehingga akumulasinya menjadi 45.562.
Data juga menunjukkan jumlah spesimen sebanyak 58.114 dan suspek sebanyak 4.412.
Advertisement
Masuknya Subvarian BN.1
Belum tuntas soal XBB, kini Indonesia sudah kedatangan subvarian Omicron terbaru bernama BN.1.
Terdeteksinya BN.1 di Indonesia membuat Kementerian Kesehatan RI mengamati pola subvarian ini.
"Menteri Kesehatan selalu bilang, bahwa yang menyebabkan terjadinya peningkatan kasus adalah varian baru. Kita sudah melewati gelombang XBB dan BQ.1, tapi kami perhatikan, ada subvarian baru BN.1," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi yang ditemui di Gedung Kemenkes RI Jakarta, Kamis (8/12/2022) mengutip Antara.
Nadia menyampaikan, subvarian BN.1 telah ditambahkan ke dalam daftar varian Virus Corona yang dirilis oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat. Hal ini dilakukan karena menyumbang empat persen kasus infeksi di negara tersebut.
Selain Amerika Serikat, Omicron BN.1 juga terdeteksi di lebih dari 30 negara lainnya, termasuk Australia, Inggris, India, hingga Austria.
"Kami sedang monitor varian baru yang sekarang ini, termasuk BN.1, sebab di beberapa negara juga sudah dilaporkan, tapi dia belum mengalami tren peningkatan kasus," katanya.
Tingkatkan Upaya Surveilans
Menurut Nadia, umumnya varian baru virus Corona bertahan rata-rata selama tiga bulan. Setelah sampai pada puncaknya, kasus akan melandai.
Kemenkes sedang meningkatkan upaya surveilans untuk melacak kasus BN.1 melalui pemeriksaan genomik dari pasien yang terpapar SARS-CoV-2 untuk melihat pola spesifik dari varian baru tersebut.
"Untuk jumlah kasus BN.1 di Indonesia, saya masih belum tahu persisnya berapa kasus. Tapi yang pasti, kasus itu sudah ditemukan di Indonesia," katanya.
Melansir Dailymail, BN.1 menyebabkan kenaikan kasus yang cepat, ini menunjukkan bahwa ia memiliki keunggulan evolusioner dibandingkan strain lain yang bersirkulasi.
Pakar COVID di Arkansas State University Dr Raj Rajnarayanan memperingatkan bahwa jenis baru itu sangat kebal. Meski kebal, tapi tidak ada bukti bahwa BN.1 lebih mungkin menyebabkan rawat inap atau kematian.
Sementara di masa lalu hanya ada satu atau dua varian global yang dominan, COVID kini telah terpecah menjadi sekumpulan sub-varian yang terkait erat.
Mereka semua berasal dari strain Omicron yang mengirimkan nomor kasus di seluruh dunia ke rekor tertinggi dan semuanya mengandung mutasi serupa.
Advertisement