Fakta dan Mitos Seputar Jalan Kaki, Benarkah 10 Ribu Langkah Tolok Ukur Idealnya?

Seiring dengan populernya manfaat dan kemudahan dari jalan kaki, ternyata masih ada banyak mitos yang beredar tentangnya.

oleh Diviya Agatha diperbarui 20 Des 2022, 09:00 WIB
Diterbitkan 20 Des 2022, 09:00 WIB
Ilustrasi jalan kaki di pagi hari
Ilustrasi jalan kaki di pagi hari. (Photo by Kate Joie on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Jalan kaki menjadi salah satu jenis olahraga yang paling sederhana dan mudah dilakukan. Banyak anjuran yang beredar soal olahraga satu ini. Mulai dari intensitas, jarak, hingga kecepatan idealnya.

Memang, ada banyak alasan mengapa jalan kaki bisa begitu populer. Pasalnya, jalan kaki memang menawarkan banyak manfaat kesehatan dan dapat dilakukan untuk semua kategori usia.

Plus, jalan kaki dapat dengan nyaman dilakukan dan tidak membutuhkan banyak peralatan. Anda tak harus pergi ke gym untuk melakukannya. Jalan kaki benar-benar dapat disesuaikan dengan kemampuan masing-masing individu.

Seiring dengan populernya kemudahan dan manfaat jalan kaki, ternyata masih ada banyak mitos yang beredar tentangnya. Maka, berikut fakta beserta mitos tentang jalan kaki mengutip laman Everyday Health, Senin (19/12/2022).

1. Mitos: Idealnya Jalan 10 Ribu Langkah

Ya, Anda tak salah membacanya sebagai sebuah mitos. Menurut pendiri Move to Live More, Amy Bantham, banyak orang menggunakan 10 ribu langkah sebagai tolak ukur untuk jalan kaki.

"Tetapi jumlah ini berasal dari kampanye marketing, bukan dari bukti ilmiah. Belum ada bukti ilmiah konklusif yang menunjukkan bahwa 10 ribu langkah adalah target ideal untuk kesehatan yang lebih baik daripada jumlah lain yang lebih rendah," ujar Amy.

Studi yang diterbitkan awal tahun 2022 dalam jurnal JAMA Internal Medicine memang menunjukkan berjalan kaki 10 ribu langkah setiap harinya secara bertahap dikaitkan dengan penurunan risiko kanker, penyakit jantung, hingga kematian.

2. Fakta: Para Ahli Masih Mencari Tahu Tolak Ukurnya

jalan kaki
Ilustrasi Jalan Kaki. (Sumber: Pixabay)

Namun, manfaat jalan kaki tentu tidak bisa diratakan untuk semua individu. Maka efeknya pun tidak bisa akurat dapat mengurangi risiko dari tiga hal tersebut pada semua orang yang melakukannya.

Anthony Wall, personal trainer dan direktur pengembangan bisnis American Council on Exercise (ACE) menjelaskan, yang sebenarnya lebih jelas dari penelitian di atas adalah lebih banyak langkah dikaitkan dengan lebih banyak manfaat. Namun itu tak harus selalu 10 ribu langkah.

Penelitian lain yang dipublikasikan pada JAMA tahun 2020 menemukan jumlah langkah yang lebih rendah yakni delapan ribu per hari pun sudah dikaitkan dengan penurunan risiko kematian sebanyak 50 persen, dan 12 ribu langkah sebanyak 65 persen.

"Intinya adalah sebenarnya para ahli masih menentukan jumlah langkah harian minimum yang tepat dengan manfaat paling banyak. Sementara jumlah langkah mungkin dapat lebih diukur, masih ada penanda lainnya seperti waktu dan frekuensi jalannya," ujar Anthony.

3. Mitos: Jalan Kaki Bisa Sembuhkan Depresi dan Kecemasan

Mencegah Gangguan Depresi
Ilustrasi Kesehatan Mental Credit: pexels.com/Alexander

Sebagian besar olahraga dikaitkan dengan manfaat untuk kesehatan mental. Namun, dalam banyak kasus, tidak ada satupun olahraga termasuk jalan kaki dapat dengan sendirinya menyembuhkan gangguan klinis seperti depresi dan kecemasan.

Hanya saja, olahraga seperti jalan kaki bisa membantu suasana hati menjadi lebih baik.

"Bagaimana berjalan dapat memengaruhi suasana hati? Kebanyakan orang dapat berfungsi dalam keadaan simpatik atau lebih stres. Nah, berolahraga dapat membawa orang ke keadaan parasimpatis atau lebih santai," kata ahli fisioterapi kedokteran olahraga di Stanford Medicine, Michael Fredericson.

Serta, peningkatan aliran darah di otak menghasilkan lebih banyak endorfin. "Itulah yang dapat membantu kita mengatur ulang, mengisi ulang, dan memfokuskan kembali diri kita," kata Michael.

4. Fakta: Jalan Kaki Bantu Fungsi Kekebalan Tubuh dan Pencernaan

Lebih lanjut Michael mengungkapkan fakta bila jalan kaki bisa meningkatkan fungsi kekebalan tubuh seseorang. Hal itu lantaran olahraga ringan seperti jalan kaki dapat merangsang sistem kekebalan.

"Belum lagi, saat berjalan atau olahraga, Anda meningkatkan detak jantung dan aliran darah yang meningkatkan sirkulasi sel kekebalan dalam tubuh," katanya.

5. Mitos: Lari Lebih Bagus dari Jalan Kaki

Ilustrasi Lari Sprint
Ilustrasi Lari Sprint (Photo created by ArthurHidden on Freepik)

Faktanya, jalan kaki adalah olahraga ringan yang menawarkan manfaat pelepasan endorfin, meningkatkan aliran darah ke tubuh dan otak, meningkatkan kesehatan tulang tanpa memberikan tekanan ekstra pada persendian, kata Amy.

Sedangkan menurut Anthony, berlari dan berjalan punya manfaat kesehatan yang berbeda. "Jadi apa tujuan Anda? Jika Anda ingin bugar dan meningkatkan hal-hal seperti kapasitas oksigen, berlari bisa dijadikan pilihan. Jika Anda ingin menurunkan tekanan darah, merasa lebih baik, tidur yang lebih baik, pilihlah jalan kaki," ujar Anthony.

6. Fakta: Mau Bakar Kalori, Perlu Jalan Kaki Lebih Cepat

Harvard Health menerbitkan perbandingan kalori yang terbakar dalam aktivitas dan rentang beratnya. Hasil menunjukkan, jika Anda ingin menghilangkan lemak dan membakar kalori lebih banyak, Anda perlu berjalan dengan intensitas yang lebih tinggi atau berjalan dengan lebih lama.

"Jadi jika Anda ingin membakar lebih banyak kalori, menetapkan interval tinggi, sedang, dan rendah secara bergantian bisa menjadi cara yang baik," kata Michael. 

Infografis Manfaat Berjalan Kaki Bagi Kesehatan
Infografis Manfaat Berjalan Kaki Bagi Kesehatan. Source: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya