Liputan6.com, Jakarta Kasus COVID-19 di Indonesia masih menunjukkan penambahan meski tak setinggi pekan-pekan lalu. Hari ini, Kamis 5 Januari 2023 pukul 12.00 WIB data harian COVID-19 menunjukkan penambahan kasus baru sebanyak 535.
Angka ini menambah akumulasi kasus positif COVID-19 di Tanah Air menjadi 6.722.227.
Baca Juga
Ada empat provinsi dengan penambahan kasus terbanyak hari ini. Keempat provinsi itu adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Banten.
Advertisement
DKI Jakarta di peringkat pertama dengan 183 kasus baru dan 199 pasien sembuh. Jawa Barat menyusul dengan 120 kasus konfirmasi dan 183 orang telah sembuh.
Sedangkan, Jawa Timur dan Banten sama-sama melaporkan penambahan kasus baru sebanyak 56 orang. Hanya saja, Jawa Timur kasus sembuhnya 55 sedangkan Banten 38.
Total penambahan kasus sembuh hari ini adalah 681 sehingga akumulasinya menjadi 6.552.823.
Sayangnya, kasus meninggal masih terjadi. Hari ini penambahannya sebanyak 8 jiwa sehingga akumulasinya menjadi 160.665.
Sedangkan, kasus aktif mengalami penurunan sebanyak 154 sehingga akumulasinya menjadi 8.739.
Data juga menunjukkan jumlah spesimen sebanyak 36.469 dan suspek sebanyak 1.986.
Capaian Vaksinasi Hari Ini
Laporan Satgas COVID-19 turut menunjukkan peningkatan capaian vaksinasi per 5 Januari. Hari ini, penambahan terjadi pada seluruh dosis. Baik suntikan primer pertama dan kedua maupun booster pertama dan kedua.
Rincian penambahan capaian vaksinasi hari ini sebagai berikut:
- Vaksinasi dosis pertama bertambah 12.763 sehingga akumulasinya menjadi 204.057.916.
- Vaksinasi primer kedua bertambah 19.125 sehingga akumulasinya menjadi 174.818.471.
- Vaksinasi booster pertama alias suntikan ketiga bertambah 56.303 sehingga akumulasinya menjadi 68.672.995.
- Vaksinasi booster kedua bertambah 5.160 sehingga akumulasinya menjadi 1.183.061.
Laporan Hari Sebelumnya
Di hari sebelumnya, yakni pada Rabu 4 Januari 2023, data harian sebaran COVID-19 menunjukkan penambahan kasus baru sebanyak 597.
Angka ini turut menambah akumulasi kasus positif COVID-19 di Indonesia menjadi 6.721.692.
Tiga provinsi dengan penambahan kasus baru terbanyak di hari kemarin adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
DKI Jakarta melaporkan penambahan 210 kasus positif dan 126 pasien sembuh. Menjadikannya provinsi dengan penambahan kasus baru terbanyak di Indonesia.
Jawa Barat menyusul dengan 166 kasus positif baru dan 73 orang dinyatakan sembuh. Jawa Timur di peringkat ketiga dengan 51 kasus baru dan 105 orang telah sembuh.
Penambahan juga terjadi pada kasus sembuh sebanyak 665 sehingga akumulasinya menjadi 6.552.142.
Sayangnya, kasus meninggal juga masih bertambah dengan 9 orang wafat. Akibatnya, akumulasi kasus kematian akibat COVID-19 kini menjadi 160.657.
Sementara, kasus aktif mengalami penurunan sebanyak 77 sehingga akumulasinya menjadi 8.893.
Data juga menunjukkan jumlah spesimen sebanyak 41.812 dan suspek sebanyak 2.260.
Advertisement
Waspada Subvarian XBB.1.5
Belum lama ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa ada subvarian baru dari COVID-19 yang disebut XBB.1.5.
XBB.1.5 merupakan subavrian Omicron yang paling menular ketimbang berbagai varian sebelumnya.
Terkait temuan ini, epidemiolog sekaligus peneliti kesehatan global dari Griffith University Australia Dicky Budiman menyampaikan hal apa saja yang perlu diwaspadai dari subvarian ini.
Dicky mengungkapkan XBB.1.5 memiliki potensi meningkatkan kapasitas infeksi. “Adanya potensi XBB.1.5 untuk meningkatkan kapasitas menginfeksi pada jenis sel yang memiliki tingkat ACE2 yang bahkan lebih rendah,” ujar Dicky dalam keterangan tertulis yang diterima Health Liputan6.com, Kamis (5/1/2023).
“Ini akan meningkatkan kemampuan virus menginfeksi sel sekaligus potensi keberadaan yang lebih lama dalam sel tubuh,” tambahnya.
Pasca PPKM Dicabut
Hadirnya XBB.1.5 menunjukkan bahwa masyarakat tetap harus waspada. Terutama pasca pencabutan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Setelah PPKM dicabut, sebagian orang tidak lagi memakai masker dan tindakan pencegahan penularan COVID-19 lainnya. Padahal, pandemi belum berakhir.
Hal ini tak mengejutkan bagi Dicky Budiman. Ia melihat pengabaian dilakukan bahkan oleh orang yang pernah terinfeksi COVID-19 dan tahu betapa beratnya kondisi tersebut. Sebagian dari orang yang terinfeksi juga mengalami kerusakan permanen pada tubuh.
“Tapi pengabaian pencegahan tetap dilakukan hanya karena mereka tidak dapat melihat akibat mikroskopis dalam tubuhnya saat ini dan akibat jangka panjang nanti,” kata Dicky.
“Apa yang tidak terlihat, bukan berarti tidak ada,” tambahnya.
Advertisement